• Selamat Datang

    Ini adalah blog pribadi saya untuk mengembangkan keilmuan Biologi

  • Apa itu Biologi?

    Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan biotik dan abiotik

  • UIN Makassar

    Saya kuliah di UIN Makassar jurusan S1 Biologi.

  • Biologipedia

    Biologipedia adalah salahsatu komunitas biologi online terbesar di Indonesia

  • Hobi saya

    Hobi saya adalah belajar, melakukan penelitan dan berselancar di dunia maya mencari informasi biologi

Laporan Praktikum Gametogenesis

GAMETOGENESIS
BAB I
PENDAHLUAN
A. Latar belakang
Gamet merupakan produk akhir dari gametogenesis yang berlangsung di dalam gonad (testis atau ovarium). Gamet yang merupakan spermatogenesis disebut sperma, sedangkan gamet yang mereupakan produk dari oogenesis disebut ovum. Gamet berfungsi sebagai pembawa informasi genetic dari kedua parental kepada keturunannya. Gamet jantan disebut spermatozoid dan gamet betina yaitu sel telur. Spermatozoa diproduksi di dalam tubulus seminiferus. Spermatosit vertebrata terdiri atlas bagian kepala, leher, bagian tengah dan ekor yang merupakan flagel yang panjang.
Spermatogenesisi berlangsung di dalam testis, tepatnya pada dinding tubulus seminiferus. Proses tersebut berlangsung mulai dari dinding tepi sampai ke lumen tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus tersusun atas dua komponen utama yaitu sel somatic berupa sel-sel sertoli dan sel germa. Proses dari pembentukan sel kelamin atau yang biasa disebut gametogenesis ini melibatkan dua tipe pembentukan gamet yaitu spermatogenesis dan oogenesis. Dimana spermatogenesis (pada hewan jantan) berlangsung pada gonad(testis) dan hasilnya adalah sperma, sedangkan oogenesis (pada hewan betina) berlangsung pada gonad(ovarium) dan hasilnya adalah ovum.
Pada pelaksanaan praktikum mengenai Gametogenesis, kami melakukan pengamatan terhadap preparat histologist testis dan ovarium mencit. Disini kami mengamati mengamati struktur morfologi tubulus seminiferus beserta sel-seel sperma dan folikel telur yang berkembang pada preparat ovarium mencit , hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan proses spermatogenesis dan oogenesis.
B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina melalui pengamatan preparat histologis.

C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari dilakukannya praktikum ini adalah membandingkan proses pembentukan sel kelamin pada hewan jantan dan betina.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gamet dihasilkan dalam gonad. Gamet jantan spermatozom dihasilkan dalam gonad jantan, disebut testis. Gamet betina ovum dihasilkan dalam gonad betina, disebut ovarium. Tahap perbanyakan (polifrasi) berlangsung secara mitosis berulang-ulang. Gametagonium membelah menjadi 2, 2 menjadi 4, 4 menjadi 8 dan seterusnya. Gametogonium ini akan tumbuh, menjadi gametosit I. Gametosit I akan mengalami tahap pematangan, berlangsung secra miosis. Akhir miosis I membentuk gametosit II, perubahan berbentuk (transformasi) menjadi gamet (Yatim, 1994).
Gametogenesis dikontrol oleh hormon yang digetahkan tiga organ berikut: hipotalamus, hipofisa, dan gonad. Hipotalamus adalah bagian dasar otak yang berada di atas hipofisa. Kelenjar ini mengontrol pekerjaan gonad lewat pengontrolan hipofisa. Hipofisa menghasilkan hormon gonadotropin, yang bekerja mengontrol pekerjaan gonad. Selain menghasilkan gamet, gonad juga menghasilkan hormon kelamin: testosteron pada jantan, estrogen pada betina (Yatim, 2001).
Sperma terbentuk melalui serangkaian pembelahan meosis dalam saluran sperma (spermatic tubule) yang sangat panajang tapi tersusun dalam kumparan yang ekstensif. Sel intertisial yang tersebar dalam saluran testis, terus-menerus mensekresikan testosterone, androgen utama pada laki-laki. Androgen disintesis dan disekresikan pada laju yang tinggi setelah pubertas, saat terjadinya kematangan seksual (Fried, 2005).
Menurut Adnan (2008), spermatogenesis berlangsung didalam testis. Tepatnya pada dinding tubulus seminiferus. Proses ini berlangsung mulai dari dinding tepi sampai lumen tubulus seminiferus yang tersusun atas dua komponen utama yaitu sel somatik berupa sel sertoli dan sel germa. Tingkatan perkembangan sel germa dalam tubulus seminiferus adalah sebagai berikut :
1. Spermatogonium : Ukuran relative kecil, bentuk agak oval, inti berwarna kurang terang, terletak berderet didekat/melekat membran basalis.
2. Spermatosit I : Ukuran paling besar, bentuk ulat, inti berwarna kuat, letak agak menjauh dari membran basalis.
3. Spermatosit II : Ukuran agak kecil (½ x spermatosit I), bentuk bulat, warna inti lebih kuat, letak makin menjauhi membran basalis (mendekati lumen).
4. Spermatid : Ukuran kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, kadang-kadang pignotis, letak didekat lumen.
5. Spermatozoid : Spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel sertoli, yang muda terdapat didalam lumen.
Spermatogenesis dimulai dengan pertumbuhan spermatogonium menjadi sel yang lebih besar disebut spermatosit primer. Sel-sel ini membelah menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar yang kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar pula. Spermatid ini yaitu sebuah sel bundar dengan sebagian besar protoplasma merupakan gamet dewas dengan sejumlah kromosom haploid . suatu proses pertumbuhan dan diferensiasi yang rumit, tetapi bukan merupakan pembelahan sel, mengubah spermatid menjadi sperma yang fungsiolnal (Ville, 1984).
Spermatogenesis dikontrol oleh hormon steroid seks, yaitu tostesteron. Tostesteron disintesis oleh sel-sel intertisial testis atau sel-sel leydig. Sel-sel leydig terdapat diantara tubulus seminiferus testis. Tostesteron berdifusi ke dalam tubulus seminiferus, ia merangsang spermatogenesis.produksi testosterone oleh sel leydig diatur oleh hormon gonadotropin, yaitu Luiteinizing hormone (LH) sering pula dinamakan Inteticial Cell Simulating Hormone (ICSH) (Adnan, 2008).
Oogenesis berbeda dari spermatogenesis dalam tiga hal penting. Pertama, selama pembelahan miosis oogenesis, sitokinesis bersifat tidak sama (unequal), dengan hampir semua sitoplasma dimonopoli oleh satu sel anak, yaitu oosit sekunder. Sel besar tersebut dapat terus berkembang menjadi ovum; produk lain miosis, yaitu sel yang lebih kecil yang disebut badan polar (polar body) akan mengalami degenerasi. Hal tersebut berbeda dari spermatogenesis, ketika keempat produk miosis I dan II berkembang menjadi sperma yang dewasa. Kedua, sementara sel-sel asal sperma berkembang terus membelah melalui mitosis sepanjang hidup laki-laki, hal ini tidak berlaku bagi oogenesis pada betina. Saat lahir, ovarium telah mengandung semua sel yang akan berkembang menjadi telur. Ketiga, oogenesis mempunyai periode “istirahat” yang panjang, berlawanan dengan spermatogenesis yang menghasilkan sperma dewasa dari sel prekursor dalam urutan yang tidak berhenti (Campbell, 2004).
Dalam tahap pertama perkembangan folikel terjadilah folikel primer yang berasal dari satu sel epitel benih yang membelah diri. Sel yang nantinya aka menjadi ovum (telur) berada di tengah-tengah dikelilingi oleh sel-sel kecil hasil pembelahan tadi. Sel-sel kecil ini merupakan lapisan sel yang tebal yang disebut membrane granulose. Folikel perimer ini kebanyakan berada langsung di bawah kulit ovarium yang tipis sekali dan disebut tunika albuginea. Folikel primer ini dapat dibedakan dari folikel sekunder dari letaknya dan membrane yang membungkus ovumnya. Folikel primer terletak dekat atau melekat pada permukaan ovarium dan ovanya tidak terbungkus oleh membrane viteline (Partodiharjo, 1987).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : senin, 6 Desember 2011
Pukul : 14.00 - 16.00
Tempat : Laboratorium Pendidikan Biologi, fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Alauddin Makassar
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Mikroskop cahaya
2. Bahan
a. Preparat histologi testis
b. Ovarium mencit (Mus musculus).
C. Prosedur Kerja
1. Mengamati preparat testis di bawah mikroskop dengan menggunakan pembesaran lemah dan pembesaran kuat.
2. Menggambar sebuah tubulus seminiferus beserta sel-sel germa yang berkembang di dalamnya. Menggambar pula sel-sel intertisial (sel Leydig) yang terdapat di ruang antar tubulus.
3. Mengamati preparat ovarium dibawah mikroskop dengan menggunakan pembesaran lemah dan pembesaran kuat.
4. Menggambar masing-masing folikel telur yang berkembang di dalamnya dan menyebutkan bagian-bagiannya dengan lengkap.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan
Dalam praktikum ini kita akan mengamati prose pembentukan gamet atau yaitu spermatogenesis pada hewan jantandengan mengamati preparat histologist testis dan oogenesis pada hewan betina dengan mengamati preparat awetan ovarium.
1. Testis mencit (Mus musculus)
Pengamatan terhadap preparat histologi testi mencit, dapat kita amati bagian-bagiannya yaitu tubulus seminiferus. Dimana pada bagian tubulus seminiferus tersebut dapat diamati bagian lumen, sel-sel spermatosit dan sperma. Spermatogenesis berlangsung di dalam testis tepatnya pada dinding tubulus seminiferus. Proses spermatogenesis berlangsung dari tepi ke bagian dalam (lumen). Adapun tahapan proses tersebut adalah sebagai berikut:
a) Spermatogonium: Ukuran relatif kecil, bentuk agak oval, inti berwarna kurang terang, terletak berderet di dekat/melekat pada membran basalis.
b) Spermatosit I: Ukuran paling besar, bentuk bulat, inti berwarna kuat, letak agak menjauh dari membrane basalis.
c) Spermatosit II: Ukuran agak kecil (setengah kali dari spermatosit I), bentuk bulat, warna inti lebih kuat, letak makin menjauhi membrane basalis (mendekati lumen).
d) Spermatid: Ukuran kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, kadang-kadang piknotis, letak di dekat lumen.
e) Spermatozoid: Spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel sertoli, yang muda terdapat di dalam lumen.
f) Sel sertoli: berperan dalam menyusun dinding tubulus seminiferus dan berfungsi nutritive, proteksi, dan regulator.
g) Sel interstitial: terleak di antara tubulus seminiferus dengan komponen seluler utamanya adalah sel leydig yang berfungsi untuk mensintesis hormon androgen, misalnya testosteron.

2. Ovarium mencit (Mus musculus)
Oogenesis adalah proses pembentukan gamet betina atau sel telur yang berlangsung di dalam gonad betina atau ovarium. Mula-mula oogenia mengalami poliferasi secara mitosis, kemudian tumbuh menjadi oosit primer lalu memasuki tahapan pematangan (miosis). Pembelahan miosis pertama menghasilkan satu sel spermatosit sekunder, dan satu sel polosit atau badan polar pertama. Pada pembelahan miosis kedua, oosit sekunder membelah menghasilkan satu sel ootid dan satu badan polar pertama atau polosit. Badan polar sering kali mengalami denegenrasi sebelum memasuki pembelahan miosis kedua. Pada oogenesis, sel germa berkembang di dalam folikel telur. Folikel telur dibedakan atas dua jenis:
a) Folikel primordial, merupakan folikel yang terdapat sebelum lahir yang diliputi oleh satu lapisan se-sel berbentuk pipih.
b) Folikel tumbuh, memiliki folikel yang sedang tumbuh yang terdiri atas sel-sel folikel, oosit primer dan stroma yag menelilingi folikel. Dimana folikel tumbuh ini terdiri dari:
1) Folikel primer: terdiri dari sebuah oosit yang dilapisi oleh selapis sel folikel yang dipisahkan oleh zona pellusida.
2) Folikel sekunder: terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh beberapa sel granulose.
3) Folikel tersier: volume stratum granulosum yang melapisi oosit I bertambah besar atau banyak. Terdapat beberapa celah diantara sel-sel granulose. Jaringan ikat stroma yang terdapat diluar stratum granulosum menyusun diri membentuk teka interna yang berperan dalam jaringan penyambung bagian dalam dan teka eksterna berperan sebagai jaringan penyambung bagian luar.
4) Folikel matang (folikel Graff): berukuran paling besar, antrum menjadi sebuah rongga besar yang berisi cairan folikel. Oosit dikelilingi oleh sel granulose yang disebut corona radiate yang berfungsi sebagai pelindung oosit pada saat ovulasi, saat-saat pembuahan, dan pada saat bergerak di dalam tuba fallopi, selanjutnya dihubungkan oleh sel-sel granulose tetapi oleh tangkai penghubung yang disebut Cumulus ooforus.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum yang telah kami lakukan, maka dapat kami simpulkan bahwa:
1. Spermatogenesis yang terjadi pada testis jantan memiliki beberapa tahap yakni spermatogonium, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid dan spermatozoa.
2. Oogenesis yang terjadi pada ovarium mencit betina memiliki beberapa tahap yang meliputi oogonium, oosit primer, oosit sekunder, ootid an ovum. Dalam oogenesis sel germa berkembang didalam folikel telur yakni folikel primordial, folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier, dan folikel matang (folikel Graff).

B. Saran
saran pada praktikum ini adalah :
1. Sebaiknya Praktikan lebih tetib dlam laboratorium
2. ...........

DAFTAR PUSTAKA


Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. FMIPA UNM: Makassar.


Fried, George, dkk. 2005. Scaum Out Lines Biologi Edisi Kedua. Erlangga: Jakarta.

Partodihardjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Ville, Walker, dan Barnes. 1984. Zoology umum edisi keenam jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Yatim, Wildam. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito: Bandung.

PAKIS HAJI (Cycas rhumpii )

1. Daun berbentuk pita dan bertulang daun sejajar. Daun yang masih muda menggulung seperti tumbuhan paku.
2. Batangnya tidak bercabang.
3. Pakis haji umumnya dimanfaatkan seabgai tanaman hias.
4. Pakis haji berhabitus mirip palem.
5. susunan anak daunnya yang tersusun berpasangan.
6. Semua pakis haji berumah dua (dioecious) sehingga terdapat tumbuhan jantan dan betina. Serbuk sari dihasilkan oleh tumbuhan jantan dari runjung besar yang tumbuh dari ujung batang. Alat betina mirip daun dengan biji-biji tumbuh dari samping. Alat betina tumbuh dari sela-sela ketiak.
7. Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Cycadophyta (sikad)
Kelas: Cycadopsida
Ordo: Cycadales
Famili: Cycadaceae
Genus: Cycas
Spesies: Cycas rumphii Miq

Melinjo (Gnetum gnemon)

1. Melinjo (Gnetum gnemon) merupakan tumbuhan tahunan berbentuk pohon yang berumah dua (dioecious).

2. Daunnya berhadapan berbentuk jorong/oval dengan ujung meruncing dan susunan tulang daun yang menyirip.

3. Buahnya mirip buah geluk, berbentuk jorong, panjangnya 1-3>5 cm, berembang (apiculate) pendek, berbulu halus, mula-mula berwarna kuning, kemudian berubah menjadi merah sampai lembayung jika macang. Bijinya satu butir per buah, berukuran besar dan berkulit tanduk.

4. Melinjo berperawakan pohon yang ramping, berkelamin dua dan selalu hijau, dengan batang yang lurus sekali, tingginya 5-10 m; kulit batangnya berwarna kelabu, ditandai oleh gelang-gelang menonjol secara nyata; cabang-cabangnya berbagai ukuran dan letaknya melingkari batang

Bakal biji (Ovule)
Pada Gnetum gnemon bakal bijinya terdiri dari 3 lapisan pelindung yaitu (1)Perianth, merupakan lapisan paling luar dan berdaging(fleshy),(2) Integumen luar, merupakan lapisan bagian tengah,(3)Integumen dalam, merupakan lapisan bagian dalam yang memanjang membentuk saluran tangkai putik.
Biji
Kulit biji pada Gnetum gnemon dapat dibedakan menjadi 3 antara lain
o Sarcotesta
Merupakan kulit biji terluar dan biasanya berdaging. Tersusun atas epidermis dengan lapisan kutikula, parenkim yang homogen, sklereid dengan dinding lignin, dan serat.
o Sklerotesta
Merupakan kulit biji bagian tengah dan keras. Lapisan ini mempunyai berbagai bentuk.
o Endotesta
Merupakan kulit biji bagian dalam. Tersusun atas parenkim, dan bersifat tipis seperti membran (membranous)

Klasifikasi
Klasifikasi Gnetum gnemon
Kingdom: Plantae

Division: Gnetophyta

Class: Gnetopsida

Order: Gnetales

Family: Gnetaceae

Genus: Gnetum

Species: Gnetum gnemon

Pinus merkusii

A. Habitus
Pohon

B. Daun
1. Ujung daun meruncing
2. tepi daun Rata
3. Pangkal daun rompang
4. Daun Majemuk beranak daun dua.

C. Buah:
Berbentuk kerucut, silindris, panjang 5-10 cm, lebar 2-4 cm

MORFOLOGI UMUM
Pohon pinus besar, batang lurus, silindris. Tegakan masak dapat mencapai tinggi 30 m, diameter 60-80 cm. Tegakan tua mencapai tinggi 45 m, diameter 140 cm. Tajuk pohon muda berbentuk piramid, setelah tua lebih rata dan tersebar. Kulit pohon muda abu-abu, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam. Terdapat 2 jarum dalam satu ikatan, panjang
16-25 cm. Pohon berumah satu, bunga berkelamin tunggal. Bunga jantan dan betina dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk strobili, panjang 2-4 cm, terutama di bagian bawah tajuk. Strobili betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan

Manfaat
jenis pohon ini cukup banyak. Kayunya dapat digunakan sebagai bahan bangunanringan, peti, korek api, bahan baku kertas dan vinir/kayu lapis.

Klasifikasi
Regnum: Plantae (Tumbuhan)
Divisi: Pinophyta
sub Divisi : Pinopithyna
Kelas: Pinopsida
Ordo: Pinales
Famili: Pinaceae
Genus: Pinus
Spesies: Pinus merkusii

Pinus tergolong dalam tumbuhan gymnospermae, kar pinus hamper sama dengan akar tumbuhan dikotil pada u munya.

Siklus estrus

Siklus estrus dapat dibedakan menjadi 4 fase, yaitu :

Fase proestrus
Ditandai dengan adanya sel-sel epitel normal. Terjadi pembentukan folikel sampai tumbuh maksimum. Pertumbuahan folikel ini menghasilkan estrogen sehingga dinding uterus menjadi lebih tebal dan halus serta lebih bergranula. Selain itu digetahkan cairan yang agak pekat yang dinamakan cairan milk uteria. Struktur histologis epitel vagina pada fase proestrus adalah sebagi berikut :

1. Berlapis banyak (10-13)
2. Stratum korneum kornifikasi aktif.
3. Leukosit sedikit.
4. Mitosis aktif.


Fase estrus
Fase ini ditandai dengan :

1. Adanya sel-sel epitel menanduk.
2. Produksi estrogen akan bertambah dan terjadi ovulasi sehingga dinding mukosa uterus akan menggembung dan mengandung sel-sel darah.
3. Pada fase ini folikel matang dan terjadi ovulasi dan betina siap menerima sperma dari jantan. Sel-sel epitel menanduk merupakan indikator terjadinya ovulasi.
4. Menjelang ovulasi leukosit makin banyak menerobos lapisan mukosa vagina kemudian ke lumen. Selama masa luteal pada ovarium dengan pengaruh hormon progesteron dapat menekan pertumbuhan sel epitel vagina.


Struktur histologis epitel vagina pada fase estrus sebagai berikut :

1. Lapisan superficial berinti.
2. Struktur korneum sedikit dan melepas leukosit di bawah epitel.
3. Mitosis berkurang.
4. Leukosit tidak ada.


Fase Diestrus

Pada fase diestrus ditandai dengan adanya sel epitel normal dan banyak leukosit. .

Fase anestrus
Fase anestrus merupakan fase istirahat jika tidak terjadi fertilisasi atau kehamilan. Ditandai dengan sel epitel normal atau sel epitel biasa dan sel epitel menanduk. Dimana lapisan epiteliumnya 4-7 dan terdapat leukosit pada lapisan luar.

Donor Darah dan Manfaatnya




Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi darah.

Syarat Donor darah
Untuk dapat menyumbangkan darah, seorang donor darah harus memenuhi syarat sebagai berikut:[1]

* calon donor harus berusia 17-60 tahun,
* berat badan minimal 45 kg
* tekanan darah 100-180 (sistole) dan 60-100 (diastole).
* menandatangani formulir pendaftaran
* lulus pengujian kondisi berat badan, hemoglobin, golongan darah, dan pemeriksaan oleh dokter


MANFAAT DONOR DARAH
1. Menjaga kesehatan jantung
Tingginya kadar zat besi dalam darah akan membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap penyakit jantung. Zat besi yang berlebihan di dalam darah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk pada dinding arteri dan ini sama dengan memperbesar peluang terkena serangan jantung dan stroke. Saat kita rutin mendonorkan darah maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih stabil. Ini artinya menurunkan risiko penyakit jantung.

2. Meningkatkan produksi sel darah merah

Donor darah juga akan membantu tubuh mengurangi jumlah sel darah merah dalam darah. Tak perlu panik dengan berkurangnya sel darah merah, karena sumsum tulang belakang akan segera mengisi ulang sel darah merah yang telah hilang. Hasilnya, sebagai pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk menstimulasi pembuatan darah baru.

3. Membantu penurunan berat tubuh

Menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan pembakaran kalori yang ampuh. Sebab dengan memberikan sekitar 450 ml darah, akan membantu proses pembakaran kalori kira-kira 650. Itu adalah jumlah kalori yang banyak untuk membuat pinggang kita ramping.

4. Mendapatkan kesehatan psikologis

Menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya kepada yang membutuhkan akan membuat kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah penelitian menemukan, orang usia lanjut yang rutin menjadi pendonor darah akan merasakan tetap berenergi dan bugar.

5. Mendeteksi penyakit serius
Setiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur standarnya adalah darah kita akan diperiksa dari berbagai macam penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria. Bagi yang menerima donor darah, ini adalah informasi penting untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah. Sedangkan untuk kita, ini adalah "rambu peringatan" yang baik agar kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan kita sendiri.

KONSEP HIDUP DAN ASAL-USUL KEHIDUPAN


Suatu benda dikatakan hidup jika mampu menunjukkan ciri-ciri kehidupan yaitu : memerlukan nutrisi, bergerak, bernafas, tumbuh dan berkembang, melakukan ekskresi/ pengeluaran sisa-sisa metabolism, berkembang biak, peka terhadap rangsangan (iritabilita), koordinasi, dan adaptasi.


Asal Usul Kehidupan

Bagaimana makhluk hidup pertama lahir masih merupakan misteri yang belum bisa diungkap para ilmuan. Secara umum Teori asal usul kehidupan ada dua, yaitu abiogenesis ( makhluk hidup berasal dari benda mati) dan biogenesis (makhluk hidup brasal dari makhluk hidup juga).


1. Teori Abiogenesis
a. Aristoteles
seorang bangsa Yunani, yaitu Aristoteles (394-322 sebelum masehi). Teorinya mengatakan kalau makhluk hidup yang pertama menghuni bumi ini adalah berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama itu terjadi secara spontan karena adanya gaya hidup. Oleh karena itu paham abiogenesis disebut juga paham generatio spontanea. Paham ini bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani kuno (ratusan tahun sebelum masehi) hingga pertengahan abad ke 17.

b. antonie van Leeuweunhoek
Pada pertengahan abad ke 17 paham ini seolah-olah diperkuat oleh antonie van Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda. Dia menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk melihat jentik-jentik (makhluk hidup) amat kecil pada setetes rendaman air jerami. Hal inilah yang seolah-olah memperkuat paham abiogenesis.

2. Teori Biogenesis

Setelah bertahan cukup lama, paham abiogenesis mulai diragukan. Beberapa ahli kemudian mengemukakan paham biogenesis. Beberapa ahli yang mengemukakan paham biogenesis antara lain :

a. Francesco Redi (Italia, 1626-1697)
Redi menentang teori abiogenesis dengan mengadakan percobaan menggunakan toples dan daging. Toples 1 diisi daging yang ditutup rapat-rapat. Toples 2 diisi daging dan ditutup kain kasa. Toples 3 diiisi daging dan dibuka. Ketiga toples ini dibiarkan beberapa hari. Dari hasil percobaan ini ia mengambil kesimpulan sebagai berikut : Larva (kehidupan) bukan berasal dari daging yang membusuk tetapi berasal dari lalat yang dapat masuk ke dalam tabung dan bertelur pada keratin daging.

b. Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729-1799)
Spallanzani menentang pendapat John Needham (penganut paham abiogenesis), menurutnya kehidupan yang terjadi pada air kaldu disebabkan oleh pemanasan yang tidak sempurna. Kesimpulan percobaan spallanzani adalah : pada tabung terbuka terdapat kehidupan berasal dari udara, pada tabung tertutup tidak terdapat kehidupan, hal ini membuktikan bahwa kehidupan bukan dari air kaldu.


c. Louis Pasteur (Perancis, 1822-1895)
Louis Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan percobaan Spalanzani. Pasteur mlakukan percobaan menggunakan labu yang penutupnya leher angsa, bertujuan untuk membuktikan bahwa mikroorganisme terdapat di udara bersama dengan debu. Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
- Mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari benda mati (cairan) tetapi dari mikroorganisme yang terdapat di udara
- Jasad renik terdapat di udara bersama dengan debu
Dari percobaan ini, gugurlah teori abiogenesis tersebut.

Berdasarkan hasil percobaan Spallanzani dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan :



1. omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.

2. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan

3. Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.

Beberapa ilmuan yang membuktikan teori evolusi kimia antara lain Harold Urey, Stanley Miller, dan Alexander Oparin


- Teori Harold Urey, menurutnya zat hidup yang pertama kali mempunyai susunan menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Urey berpendapat bahwa kehidupan terjadi pertamakali di udara (atmosfer). Pada saat tertentu dalam sejarah perkembangan terbentuk atmosfer yang kaya akan molekul- molekul CH4, NH3, H2, H2O. karena adanya loncatan listrik akibat halilintar dan sinar kosmik terjadi asam amino yang memungkinkan terjadi kehidupan.

- Eksperimen Stanley miller, Stanley Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah asal usul kehidupan. Dia melakukan percobaan untuk menguji hipotesis Harold Urey. Dari hasil eksperimennya Miller dapat memberikan petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam system kehidupan seperti lipida, karbohidrat, asam amino, protein, nukleotida dan lain-lain dapat terbentuk dalam kondisi abiotik.

- Teori Evolusi Biologi Oparin, dia berpendapat bahwa kehidupan pertama terjadi di cekungan pantai dengan bahan-bahan timbunan senyawa organic dari lautan. Timbunan senyawa organic ini disebut sop purba atau sop primordial.

Mikroskop


A. Pengertian Mikroskop
Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan praktikum biologi di sekolah. Mikroskop berfungsi untuk melihat benda-benda atau organisme yang berukuran sangat kecil. Jenis Mikroskop yang banyak digunakan disekolah adalah Mikroskop Monokuler. Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, jenis mikroskop dan kemampuan memperbesar benda juga semakin maju.


B. Sejarah Mikroskop
Dalam sejarah, yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama kali adalah 2 ilmuwan Jerman, yaitu Hans Janssen dan Zacharias Janssen (ayah-anak) pada tahun 1590. Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609, dan mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan nama mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optic memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer. Untuk itu, mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran di bawah 200 nanometer.

Untuk melihat benda berukuran di bawah 200 nanometer, diperlukan mikroskop dengan panjang gelombang pendek. Dari ide inilah, di tahun 1932 lahir mikroskop elektron. Sebagaimana namanya, mikroskop elektron menggunakan sinar elektron yang panjang gelombangnya lebih pendek dari cahaya. Karena itu, mikroskop elektron mempunyai kemampuan pembesaran obyek (resolusi) yang lebih tinggi dibanding mikroskop optik. Sebenarnya, dalam fungsi pembesaran obyek, mikroskop elektron juga menggunakan lensa, namun bukan berasal dari jenis gelas sebagaimana pada mikroskop optik, tetapi dari jenis magnet. Sifat medan magnet ini bisa mengontrol dan mempengaruhi elektron yang melaluinya, sehingga bisa berfungsi menggantikan sifat lensa pada mikroskop optik. Kekhususan lain dari mikroskop elektron ini adalah pengamatan obyek dalam kondisi hampa udara (vacuum). Hal ini dilakukan karena sinar elektron akan terhambat alirannya bila menumbuk molekul-molekul yang ada di udara normal. Dengan membuat ruang pengamatan obyek berkondisi vacuum, tumbukan elektron-molekul bisa terhindarkan.


C. Jenis-Jenis Mikroskop
1. Mikroskop sederhana
2. Mikroskop Monokuler.
3. Mikroskop Binokuler
4. Mikroskop Elektron
5. Mikroskop Trinokuler

D. Fungsi Bagian-bagian Mikroskop

1. Lensa Okuler
untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa objektif

2. Tabung Mikroskop
Untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan diturunkan

3. Tombol pengatur fokus kasar
Untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan cepat

4. Tombol pengatur fokus halus
Untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan lambat

5. Revolver
Untuk memilih lensa obyektif yang akan digunakan

6. Lensa Objektif
Untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda yang diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x.

7. Lengan Mikroskop
Untuk pegangan saat membawa mikroskop

8. Meja Preparat
Untuk meletakkan objek (benda) yang akan diamati

9. Penjepit Objek Glass
Untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar preparat tidak bergeser.

10. Kondensor
Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk dalam mikroskop

11. Diafragma
Berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan masuk mikroskop

12. Reflektor/cermin
Untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam mikroskop. Ada 2 jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu, digunakan cermin cekung tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari yang menembus ruangan, gunakan cermin datar.

13. Kaki Mikroskop
Untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap di atas meja.

Paku Cecerenean (Nephrolepis falcata)


1. Habitat
- Umumnya hidup di tanah tetapi ada juga yang hidup epifit.

2. Ciri-ciri
- Disebut sebagai paku pedang karena entalnya memanjang berbentuk pedang.
- Mudah beradaptasi karena bersifat epipit dan memiliki kumpang yang tahan kering yang menjalar kemana-mana.
- Tergolong kromofita sejati karena sudah menyerupai tumbuhan tinggi.

3. Morfologi
- Batang berbentuik bulat, berwarna kecoklatan.
- Memiliki akar serabut, memiliki akar yang dibawah permukaan tanah. berfungsi menyerap air dan nutrisi dari tanah.
- Terdapat percabangan pada tulang daun, pada ujung urat daun terdapat sporangium yng tertata dengan rapi disepanjang tepi daun.

4. Anatomi
- Mengandung pigmen klorofil untuk fotosintesis.
- Sorus merupakan kumpulan dari spora.
- Indusium adalah suatu lapisan pelindung untuk melindungi sporangium terutama yang masih muda.
- Spora adalah struktur pembiakan halus yang dihasilkan oleh paku – pakis.
- Spora berbentuk bulat, menempel pada permukaan bawah daun.
- Silinder pusat terdiri dari xilem dan floem.


5. Reproduksi
- Fase sporofit menghasilkan spora haploid melalui pembelahan meiosis
- Spora tumbuh melalui bagian selnya menjadi gametofit.
- Gametofit menghasilkan gamet melalui pembelahan mitosis

6. Peranan
-Tanaman penyerap paling efektif untuk formaldehid.
- sebagai bahan pembuat obat cacing
- Dapat mengobati kanker perut.
- Sebagai sayuran.

7. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Class : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Dryopteridaceae
Genus : Nephrolepis
Spesies : Nephrolepis falcata

Paku Perak(Pytirogramma calomelanos)


1. Habitat
- Pityrogramma calimelanos L merupakan tumbuhan epifit, hidup di atas pohon – pohon lain tetapi bukannya tumbuhan parasit kerana ia hanya berpaut pada kulit kayu untuk mengumpul makanan dan air yang diperlukan .

2. Ciri-ciri
- Memiliki ental
- Ukuran daun anisofil.
- Bentuk daun delta.
- Helaian daun tipis.
- Daun sporofil.
- bersisik pada pangkalnya dan bagian yang tidak bersisik mengkilat.
- Mempunyai rimpang yang pendek dan tegak pada rimpang tersebut terdapat sisik yang berwarna coklat.
- melancip pada bagian ujungnya sporanya menyebar di baeah permukaan daun.

3. Morfologi
- batang berbentuk bulat, panjang berkayu, berwarna hijau, percabangan dikotom, permukaan daun halus.
- Jenis daunnya makrofil yaitu berukuran besar, bentuk daunnya delta, dan peruratan bercabang.
- Sorus merupakan kumpulan dari spora.

4. AnaTOMI
- Mengandung pigmen klorofil untuk fotosintesis.
- Sorus merupakan kumpulan dari spora.
- Indusium adalah suatu lapisan pelindung untuk melindungi sporangium terutama yang masih muda.
- Spora adalah struktur pembiakan halus yang dihasilkan oleh paku – pakis.
- Dinding sporangium terdiri satu atau beberapa lapis sel.
- Stomium adalah kumpulan sel yang pipih pada bagian ujung lingkaran.

5. Reproduksi
Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit.

- Generasi Saprofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Spora tersebut mudah menyebar diterbang angin, dan spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yaitu berupa protalium.

- Generasi Gametofit merupakan tumbuhan penghasil gamet. Generasi gametofit ditandai dengan adanya protalium yaitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti jantung, berwarna hijau, dan melekat pada substrat dengan rizoidnya. Generasi gametofit tidak berlangsung lama karena biasanya protaliumnya berukuran kecil dan tidak berumur panjang. Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga dapat membentuk anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan arkegonium yaitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur. Jika terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur maka akan terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

6. Peranan
- Mengurangi penguapan pada tanaman.
- mengobati kanker perut.

7. Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas: Pteridopsida
Sub Kelas: Polypoditae
Ordo: Polypodiales
Famili: Polypodiaceae
Genus: Pityrogramma
Spesies: Pityrogramma calomelanos (L.) Link.

Paku Layangan (Drynaria sparsisora)


1. Habitat
- Hidup pada semak, menepel pada pohon inang, hidup di atas pohon tetapi bukan parasit.

2.Ciri-ciri
- sejenis paku epifit
- Bentuknya agak mirip dengan ekor tupai tetapi ental bertangkainya lebih kecil dan kaku.
- Paku ini biasanya tumbuh menempel pada batang pohon dan membentuk "cincin" yang mengitari batang pohon.

3. Morfologi
- Memiliki 2 macam daun yaitu daun fertil (Menghasilkan spora) dan daun steril (menangkap serasah sebagai sumber makanan).
- Sori adalah kumpulan dari sorus.
- Batang memanjat atau menjalar.
- Akar tunggang, berbentuk silindris dan berwarna coklat.

4 Anatomi
- Mengandung pigmen klorofil untuk fotosintesis.
- Sorus merupakan kumpulan dari spora.
- Indusium adalah suatu lapisan pelindung untuk melindungi sporangium terutama yang masih muda.
- Spora adalah struktur pembiakan halus yang dihasilkan oleh paku – pakis.
- Spora berbentuk bulat, menempel pada permukaan bawah daun.

5. Reproduksi
Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit.

- Generasi Saprofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Spora tersebut mudah menyebar diterbang angin, dan spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yaitu berupa protalium.

- Generasi Gametofit merupakan tumbuhan penghasil gamet. Generasi gametofit ditandai dengan adanya protalium yaitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti jantung, berwarna hijau, dan melekat pada substrat dengan rizoidnya. Generasi gametofit tidak berlangsung lama karena biasanya protaliumnya berukuran kecil dan tidak berumur panjang. Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga dapat membentuk anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan arkegonium yaitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur. Jika terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur maka akan terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

6. Peranan : Dapat dijadikan sebagai obat sakit mata.

7. Klasifikasi
Divisi :Plantae
Divisi :Pteridophyta
Kelas :Pteridopsida
Ordo :Polypodiales
Famili :Polypodiaceae
Genus :Drynaria
Spesies : Drynaria sparsisora

Suplir (Adiantum peruvianum)


1. Habitat
- Pada umumnya hidup di atas tanah dengan cara bergerombol.

2. Ciri-ciri
- Daunnya cenderung membulat.
- Tangkai-tangkainya berwarna hijau mengkilap, kadang-kadang bersisik halus ketika dewasa.
- Tidak memiliki ental.


3. Morfologi
- Akarnya serabut dan tumbuh dari rhizoma.
- Daun berbentuk kipas atau jajar genjang.
- Mempunyai batang yang bercabang.
- Telah dapat dibedakan akar, batang dan daun.
- Memiliki daun makrofil.

4. Anatomi
- Spora terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indusium.
- Sorus adalah suatu badan yang terdiri atas beberapa kelompok sporangium atau kotak spora, dan berbentuk bulat atau pipih. Sorus yang masih muda biasanya ditutupi oleh selaput pelindung yang disebut indusium.
- Dalam sorus terdapat Spora yang merupakan alat perkembangbiakan.
- Spora adalah struktur pembiakan halus yang dihasilkan oleh paku – pakis. Terdapat berbagai bentuk spora , antaranya bulat , pipih ( monolete ) , segitiga ( trilete ) dan sebagainya .

5. Reproduksi
Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit.

- Generasi Saprofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Spora tersebut mudah menyebar diterbang angin, dan spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yaitu berupa protalium.

- Generasi Gametofit merupakan tumbuhan penghasil gamet. Generasi gametofit ditandai dengan adanya protalium yaitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti jantung, berwarna hijau, dan melekat pada substrat dengan rizoidnya. Generasi gametofit tidak berlangsung lama karena biasanya protaliumnya berukuran kecil dan tidak berumur panjang. Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga dapat membentuk anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan arkegonium yaitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur. Jika terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur maka akan terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

6. Reranan : dapat dijadikan sebagai tanaman hias.

7. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas :Pteridopsida
Ordo :Pteridales
Famili :Pteridaceae (Adiantaceae)
Genus :Adiantum
Spesies :Adiantum peruvianum

Paku Gajah (Angiopteris avecta)


1. Habitat : Tumbuh di lembah-lembah yang lembab.

2. Ciri-ciri
- Mempunyai batang yang berbulu.
- Sporangium tersusun dalam sorus disepanjang tepi dipermukaan bawah daun.
- Dikenal sebagai paku pakis raksasa.
- Dapat mencapai ketinggian 8 Meter.

3. Morfologi
- Jenis daunnya majemuk menyirip.
- Bentuk daun secara keseluruhan adalah memanjang, bentuk ujung meruncing dan bentuk tepinya bergerigi.
- Ental adalah daun muda yang menggulung.
- Ukuran daun isofil yaitu daun-daun mempunyai ikuran sama atau serupa.
- Warna daun hijau, permukaan kasar.
- Bentuk batang panjang dan ramoing, permukaannya halus, percabangan monopodial.

4. Anatomi
- Di dalam sorus terdapat sporangium yg merupakan alat perkembangbiakan.
- Indusium merupakan lapisan pelindung untuyk melapisi sporangium yang masih muda.
- Epidermis merupakan jaringan penguat yang terdiri dari sel-sel sklerenkim/
- Korteks banyak mengandung ruang antar sel.
- Silinder pusat terdiri dari xilem dan floem yang membentuk berkas pengankut bertipe konsentris.

5. Reproduksi
Mengalami metagenesis/pergiliran keturunan yaitu terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit.Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

6. Peranan
- sebagai obat penyakit beri-beri
- obat keracunan
- Obat penahan sakit perut.

7. Klasifikasi
Regunum : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Class : Marattiopsida
Ordo : Marattiales
Famili : Marattiaceae
Genus : Angiopteris
Spesies : Angiopteris avecta

Sphagnum sp


1. Habitat
- Hidup di tempat rawa-rawa
- biasanya terdapat dalam air.

2. Ciri-ciri
- Batangnya banyak bercabang-cabang,cabang yang muda tumbuh tegak,dan membentuk roset pada ujungnya
- Daun-daun yang sudah tua terulai dan menjadi pembalut bagian bawah batang.
- Tidak memiliki seta.
- Sporangiumnya terletak langsung pada ujung filoid.

3. Morfologi
- Filoid adalah bagian lumut yang menyerupai daun.
- Rhizoid adalah bagian dari lumut yang berfungsi menyerap zat-zat hara.
- Sporangium adalah kotak spora.
- spora adalah alat perkembangbiakan.

4. Anatomi
- Kulit batang sphagnum terdiri atas selapis sel yang telah mati.
- Jaringan kulit bersifat seperti spon
- Dinding yang membujur maupun yang melintang mempunyai liang-liang yang bulat.
- Memili spora sebagai alat perkembangbiakan.

5. Reproduksi
Lumut berkembangbiak dengan spora, Spora tumbuh menjadi Protonema, kemudian menjadi Tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut terbagi menjadi anteridium yang menghasilkan sperma dan akegonoium yang menghasilkan ovum. Peleburan keduanya menghasilkan zigot dan tumbuh menjadi embrio. Embrio terus tumbuh menjadi sporangium dan menghasilkan spora.

6. Peranan
- sebagai komponen pembentuk tanah gambut.

7. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Devisio : Bryophyta
Classis : Bryopsida
Ordo : Sphagnales
Familia : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Spesies : Sphagnum sp

Polytrichum commune


1. Habitat
- di tempat lembab dan sedikit basah

2. Ciri-ciri
- Tangkai tegak dan bercabang-cabang
- Bentuk sporangium bulat lonjong

3. Morfologi
- Kaliptra adalah ujung spora yang menutupi sporangium.
- Kapsul adalah tangkai yang mendukung arkegonium dan antheridium.
- Filoid adalah bagian lumut yang menyerupai daun.
- Rhizoid adalah bagian dari lumut yang berfungsi menyerap zat-zat hara.
- Sporangium adalah kotak spora.
- spora adalah alat perkembangbiakan.
- Seta adalah tangkai pendukung anteridium dan arkegonium.

4. Anatomi
- Kapsul spora tegak/mendatar.
- Pada SISIperut tulang daun seringkali terdapat lamella yang membujur.
- Daunnya terdiri atas beberapa lapis sel.

5. Reproduksi
Lumut berkembangbiak dengan spora, Spra tumbuh menjadi Protonema, kemudian menjadi Tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut terbagi menjadi anteridium yang menghasilkan sperma dan akegonoium yang menghasilkan ovum. Peleburan keduanya menghasilkan zigot dan tumbuh menjadi embrio. Embrio terus tumbuh menjadi sporangium dan menghasilkan spora.

6. Peranan
- Mencegah erosi
- Sebagai penterap dan menyimpan air.

7. Klasifikasi
Regnum :Plantae
Division :Bryophyta
Class :Polytrichopsida
Ordo :Polytrichales
Family :Polytrichaceae
Genus :Polytrichum
Spesies :Polytrichum commune

Pogonatum cirratum


1. Habitat
- Di tempat-tempat lembab dan sedikit basah.

2. Ciri-ciri
- Spora berbentuk runcing dan kecil.
- Filoidnya rapat.
- Anteridium dan arkegonium berbentuk runcing

3. Morfologi
- Kaliptra adalah ujung spora yang menutupi sporangium.
- Kapsul adalah tangkai yang mendukung arkegonium dan antheridium.
- Filoid adalah bagian lumut yang menyerupai daun.
- Rhizoid adalah bagian dari lumut yang berfungsi menyerap zat-zat hara.
- Sporangium adalah kotak spora.
- spora adalah alat perkembangbiakan.

4. Anatomi
- Mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b.
- Dinding sel terdiri atas selulosa.
- Kapsul spora tegak/mendatar.

5. Reproduksi
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.

Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.


6. Peranan
- sebagai obat
- mennyerap air hujan

7. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Bryophyta
Class : Musci
Ordo : Bryales
Famili : Pogonataceae
Genus : Pogonatum
Spesies : Pogonatum cirratum

Marchantia polymorpha (Lumut Hati)


1. Habitat : lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab.

2. Ciri-ciri
- Filoid berupa lembaran menyerupai daun.
- Thallus seperti pita.
- Mempunyai kutikula pada permukaan atas thallus
- berumah satu
- Kaliptra berbentuk bulat.

3. Morfologi
1. Apotisis = batas antara seta dan sporogonium
2. Sporangium = alat penghasil spora
3. Kaliptra = tudung sporangium
4. Seta = tangkai sporogonium
5. Vaginula = selaput pangkal tangkai sporogonium
6. Anteridium adalah alat perkembangbiakan yang menghasilkan gamet jantan atau spermatozoid.
7. Anteridiofor adalah cabang gametofit jantan pada lumut hati yang berbentuk payung dan mengandung anteridium pada bagian atas cakramnya.
8.Arkegoniofor adalah cabang gametofit betina pada lumut hati yang berbentuk jejari dan mengandung arkegonium pada bagian bawah cakramnya.
9. Arkegonium alat perkembangbiakan yang menghasilkan gamet betina.
10. Rhizoid, berfungsi untuk menyerap zat makanan yg dibutuhkan oleh lumut.


4. Anatomi
Golongan ini meliputi tubuh bagian dorsal (punggung) dan ventral (perut).

Pada sisi dorsal :

* Pada jenis tertentu terdapat alur di tengah di mana pada bagian ujungnya terdapat penonjolan yang berfungsi sebagai gametangiofor (pendukung gametangium).
* Terdapat sel – sel asimilasi yang membatasi ruang – ruang udara.
* Terdapat lapisan epidermis yang merupakan lapisan yang berbatasan dengan udara luar.
* Terdapat porus yang menghubungkan ruang udara dengan udara luar.

Pada sisi ventral :

* Ada yang namanya rusuk tengah yang merupakan penebalan dari talus.
* Terdapat risoid dengan karakteristik unisel, tidak ada cabang, tekstur halus, serta licin dan berjendol.
* Terdapat sisik dengan hanya 1 lapis sel meskipun ini bersifat multisel.
* Terdapat jaringan parenkim tak berwarna sebagai sel penimbun cadangan makanan.

5. Reproduksi
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.

6. Peranan
1. Menahan erosi
2. Obat-obatan = Marchantia polymorpha (obat radang hati)

7. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Marchantiophyta
Kelas : Marchantiopsida
Ordo : Marchantiales
Famili : Marchantiaceae
Genus : Marchantia
spesies: Marchantia polymorpha

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus)


1. Habitat
- ditemukan di hutan bawah pohon berdaun lebar/ dibawah tanaman berkayu.

2. Ciri-ciri
- tubuh buah berwarna putih hingga krem.
- tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.
- Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping.

3. Morfologi
- Tudung merupakan tubuh buah dari jamur.
- Lamella merupakan lembaran-lambaran yang terdapat dibawah tudung.
- Tangkai merupan badan yang mendukung tudung/tubuh buah.
- Substrat adalah tempat hidup jamur.

4. Anatomi
- Jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm.
- Miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat.

5. Reproduksi
- Reproduksi aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara endogen pada kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium.
- Secara seksual, reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa.

6. Peranan
-sebagai makanan
- menurunkan kolesterol,
- sebagai antibakterial dan antitumor,
- serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan enzim oksidasi.
- Selain itu, jamur tiram juga dapat berguna dalam membunuh nematoda.

7. Klasifikasi

Regnum :Fungi

Divisi :Basidiomycota

Kelas :Homobasidiomycetes

Ordo :Agaricales

Famili :richolomataceae

Genus :Pleurotus

Spesis :Pleurotus ostreatus

Shiitake (Lentinula edodes)


1. Habitat
- Jamur shiitake tumbuh di permukaan batang kayu yang melapuk dari pohon Castanopsis cuspidata, Castanea crenata (kastanye), dan sejenis pohon ek Quercus acutissima.

2. Ciri Khas
- Batang dari tubuh buah sering melengkung
- Payung terbuka lebar.
- Payung terbuka lebar, berwarna coklat tua dengan bulu-bulu halus di bagian atas permukaan payung.
- sedangkan bagian bawah payung berwarna putih.

3. Morfologi
- Tudung merupakan tubuh buah dari jamur.
- Lamella merupakan helaian-helaian yang terletak dibawah tudung.
- Kumpulan Lamella disebut hamenium.
- Tangkai merupakan badan yang mendukung tudung.
- Vulva merupakan bagian yang menghubungkan antara tangkai dan substrat.

4. Anatomi
- Spora merupakan alat perlembangbiakan secara vegetatif.
- Pada bagian dalam tudung terdapat bilah yang di dalamnya terdapat nasidiospora.
- Basidiospora adalah spora yang terdapat di dalam basidium.
- basidium adalah suatu badan yang terdiri atas satu selyang mengembang berbentuk ganda.

5. Reproduksi
- Vegetatif, dengan pembentukn tunas oleh konidium dan fragmentasi miselium.
- Generatif, dengan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp yang selanjutnya menghasilkan spora.

6. pERANAN
- DAPAT DIJADIKAN SEBAGAI BAHAN MAKANAN.

7. kLASIFIKASI
Regnum :Fungi
Divisi :Basidiomycota
Kelas :Homobasidiomycetes
Ordo :Agaricales
Famili :Marasmiaceae
Genus :Lentinula
Spesies :Lentinula edodes

Agaricus bisporus (Jamur Kancing)


1. Habitat : dapat hidup di kayu lapuk dan pada tanah yang gembur.

2. Ciri-ciri
- berbentuk hampir bulat seperti kancing
- berwarna putih bersih, krem, atau coklat muda.
- Tidak memiliki klorofil
- Memiliki tangkai yang pendek.

3. Morfologi
- Memiliki tudung berbentuk kancing.
- Tangkai yang pendek terletak dibagian sentral tudung.
- Tudung merupakan tubuh buah dari jamur.
- Vulva adalah helaian yang membungkus tangkai jamur.
- Memiliki serabut-serabut akar untuk melekat pada substrat.

4. Anatomi
- pada bagian dalam tudung terdapat bilah yang didalamnya terdapat basidiospora.
- Basidiospora adalah spora yang terdapat di dalam basidium.
- Basidium adalah suatu badan yang terdiri dari satu sel yang mengembang berbentuk ganda.
- Spora merupakan alat perkembangbiakan vegetatif.


5. Reproduksi
- Vegetatif dengan pembentukan tunas dan fragmentasi miselium
- Generatif dengan alat yang disebut basidium yang berkumpul didalam badan yang disebut basidiokarp yang menghasilkan spora.

6. Peranan
- digunakan dalam berbagai masakan

Jamur Kuping (Auricularia auricula)


1. Habitat
- Saprofit pada bagian tumbuh-tumbuhan yang telah mati.
- Biasanya terdapat pada dahan yang kering.

2. Ciri-ciri
- memiliki tubuh buah yang berukuran kecil.
- Diameter 2-15 cm.
- Tipis berdaging dan kenyal
- Berbentuk seperti kuping
- Tubuh buah berwrna hitam/coklat kehitaman.

3. Morfologi
- Warna tubuh umumnya hitam
- Terdapat lamella, kumpulan lamella disebut hemanium.
- Tunas merupakan calon tumbuhan baru.
- lamella/bilah adalah lembaran yang tersusun dibawah tudung.

4. Anatomi
- Didalam helaian lamella terdapat basidiospora
- Terdapat basidiokarp yang merupakan badan tempat perkembangbiakan basidium
- Basidiospora adalah perkembangbiakan yang dihasilkan oleh basidiokarp dalam badan yang disebut juga spora

5. Reproduksi
- Vegetatif yaitu dengan mementuk tunas, dengan konidia dan fragmentasi miselium.
- Secara generatif yaitu dengan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam badan yang disebut spora.

6. Peranan
- sebagai antikoagulan.
- Menghambat pertumbuhan kanker.

7. Klasifikasi

Regnum : Fungi

Divisi : Basidiomycota

Kelas : Agaricomycetes

Ordo : Auriculariales

Famili : Auriculariaceae

Genus : Auricularia

Spesies :Auricularia auricula

Saccharomyces service


1. Habitat
- Hidup saprofit di dalam tanah atau hipogean.
- hidup di kotoran ternak disebut kaprofit ada juga parasit pada tumbuhan.
- Banyak juga ditemukan pada air tape.

2. Morfologi
- Jamur bersel tunggal (Unisel)
- bentuk sel bulat (Oval)
- Tidak memiliki hifa dengan inti ditengah.
- Terdapat tunas (budding) yang merupakan alat perkembangbiakan vegetatif.

3. Anatomi
- Di dalam tubuh terdapat nukleusd yang apabila lingkungan sesuai mengatur aktivitas sel juga dapat membelah secara miosis.

4. Ciri-Ciri
- Merupakan jamur bersel satu (unisel)
- memiliki sel khamir (sel induk)
- memiliki pertunasan (Budding)
- Sel bulat (oval)

5. Reproduksi
- 1. Secara vegetatif dengan klamidospora(spora berdinding tebal),
2. Fragmentasi yaitu pemisaahan sebagian cabang misellium yg selanjutnya membentuk individu baru
3. Tunas (Kuncup)
- Secara generatif dengan menghasilkan spora yang dibentuk di dalam askus.

6. Peranan
- digunakan dalam pembuatabn tape.
- Digunakan dalam pembentukan Wine dari anggur

7. Klasifikasi
Regnum : Fungi
Divisi : Thallophyta
Class : Ascomycota
Ordo : Saccharomycetes
Family : Saccharomyceteceae
Genus : Saccharomyces
Spesies : Saccharomyces service

Penicillium


1. Habitat
- Ditempat lembab dan berair, di jumpai pula pada roti dan makanan busuk lainnya.

2. Morfologi
- konidia adalah alat reproduksi seksual
- misellum adalah kumpulan dari hifa
- konidiofor adalah tangkai konidia yang berbentuk tabung.
- stolon adalah hifa yang membentuk jaringan.

3. Anatomi
- tubuhnya tersusun atas benang bersekat.
- bersel satu
- pilinya tersusun atas protein

4. ciri-ciri
- bersel satupada ujung tidak melebar melainkan bercabang-cabang.


5. Reproduksi
- secara vegetatif yaitu dengan pembentukan konidium dalam rantai konidiofor.
- secara generatif dengan cara pembelahan spora di salam askus.

6. Peranan
- sebagai antibiotik

7.Klasifikasi
Kerajaan : Fungi
Filum : Ascomycota
Kelas : Euascomycetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Trichocomaceae
Genus : Penicillium
Spesies : Penicillium sp

Aspergillus sp


1. habitat
- Hidupm sebagai saprolia pada bermacam-macam bahan organik seperti pada roti yg sudah di olah.

2. Ciri-ciri
- Koloninya berwarna kuning, abu-abu atau coklat.
- berbentuk rantai seperti kuas/bergerombol bulat.
- Organisme multiseluler.
- membentuk konidia.

3. Morfologi
- memiliki konidia sebagai alat perkembang biakan
- Memiliki konidiofor yaitu hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat.
- Stolon adalah hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat.

3. Anatomi
- Memiliki dinding sel yang kemudian akan membentuk askus spora.
- memiliki sekat di dalam setiap hifa yang berfungsi untuk menghubungkan hifa yang satu dengan yang lain.

4. Reproduksi
- Vegetatif dengan cara konidia (spora besar) yang membesar dan membentuk miselia haploid baru.
- Generatif pada miselia

5. Peranan
- Digunakan dalm pembuatan kecap dan tauco.
- digunakan dalm pembuatan minuman beralkohol.

6. Klsifikasi
Kerajaan:Fungi

Filum :Ascomycota

Kelas :Eurotiomycetes

Ordo :Eurotiales

Famili :Trichocomaceae

Genus :Aspergillus

Spesies :Aspergillus sp

Rhizopus stoloniferus (Jamur Tempe)


1. Habitat
- didarat, di tanah atau pada organisme yang telah mati, sebagian besar hidup pada makanan seperti tempe yang berjamur serta sisa tumbuhan dan hewan.

2. Ciri-ciri
- Hidup saprofit pada nasi basi, roti dan tempe.
- Miselium bercabang banyak dan tidak bersekat.
- Terdapat dalam ragi tempe.

3. Morfologi
- memiliki sporangium yg merupakan kotak spora.
- Terdapat sporangiofor yaitu hifa yang tumnuh tegak pada permukaan substra yang memiliki sporangia globuler (berbentuk bulat) di ujungnya.
- Stolon adalah hifa yang membentuk jaringan. pada permukaan substrat.
- Rhizoid adalah hifa yang membentuk substrat dan berfungsi sebagai jaringan yang menyerap makanan.

4. Anatomi
- Memiliki spora yang terdapat pada sporangium.
- Memiliki hifa yang bercabang banyak, tidak bersekat saat muda.
- Sekat merupakan pemisahan antara askus yang satu dengan yang lain.

5. Reproduksi
- Vegetatif dengan cara membentuk spora tak berflagel.
- Generatif dengan cara gamaet giogami dari 2 hifa yang kompatibel/konjugasi 2 hifa (+) dan (-) bertemu membentuk zigospora.

6. Peranan : berperan dalam pembentukan tape dan oncom.

7. Klasifikasi : Fungi, Thallophyta, Zygomycetes, Mucorales, Mucoraceae, Rhizopus, Rhizopus stoloniferus.

Eucheuma sp


1. Habitat : Umumnya hidup di air tawar.

2. Ciri-ciri
- berbentuk Thallus
- berwarna keemasan
- Memiliki bintil-bintil yang disebut spina

3. Morfologi
- memiliki spina
- bentuk tubuh bercabang
- berwarna keemasan

4. Anatomi
- bersel satu dan bersel banyak
- Memiliki pigmen
- Inti sel tersebar di seluruh tubuh dan di dalam tubuh terdapat anteridium dan oogonium.

5. Reproduksi
- Aseksual yakni membentuk spora
- Seksual berlangsunbg secara anisogami yakni peleburan 2 sel gamet yang ukurannya tidak sama.

6. Peranan
- penghasil agar-agar
- dapat berupa makanan hewan laut.

7. Klasifikasi : Plantae, Rhodophyta, Rhodophyceae, Gigartinales, Solieriaceae, Eucheuma, Eucheuma sp .

Gracilaria sp


1. Habitat : 90% hidup di laut dan 10% di air tawar
2. Ciri-ciri
- berwarna merah karena mengandung pigmen fikoeritrin.
- bercabang menyerupai garpu
- Tumbuhan Thallus
- Terdapat nodus
3. Morfologi
- Bentuk Thallus menggarpu
- masih berupa thallus
- panjang mencapai 10 cm- 1 meter
- Bentuk benang/lembaran.
- berwarna merah.
4. Anatomi
- Mengandung pigmen fikoeritrin
- Multisel
- Sebagai hasil asimilasi terdapat jenis karbohidrat yang disebut fionide.
5. Reproduksi
- Vegetatif dengan pembentukan spora selanjutnya tumbuh menjadi ganggang jantan dan betina.
- generatif dengan oogami, dimana terjadi peristiwa pergiliran keturunan antara sporofit dan gametofit.
6. Peranan
- penyamak kulit
- sebagai bahana makanan ikan dan hewan laut.
7. Klasifikasi : Plantae, Rhodophyta, Rhodophyceae, Gracilariales, Gracilariaceae, Gracilaria, Gracilaria sp.

Sargassum sp


1. Habitat : Hidup di sepanjang pantai dan melekat pada batu-batuan/pasir.
2. Ciri-ciri
- Bentuk Thallus umunya silindris.
- percabangan rimbun.
- bangun daun melebar, atau menyerupai pedang.
- Bersifat aerob.
3. Morfologi
- Bentuk Thakkus silindris.
- bangun daun melebar, atau menyerupai pedang.
- memiliki reseptakel sbg alat perkembang biakan.
- Gelembung udara yang berfungsi untuk menampung udara.
4. Anatomi
- Dinding selnya tersusun atas selulosa, pektin dan asam aglin
- Berwarna coklat karena terdapat pigmen fotosantin.
- Memiliki kloroplas sbg tempat penyimpanan makanan.
5. Reproduksi
- Reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi yaitu memutuskan anggota tubuh dan membentuk individu baru.
- secara generatif dengan isogami dan oogami.
6. Peranan
_ sumber iodium dan kalium
7. Klasifikasi : Plantae, Phaeophyta, Phaeophyceae, Fucales, Sargassaceae, Sargassum, Sargassum sp

Halimeda sp


1. Habitat : Hidup di laut dangkal dan melekat pada pasir.
2. Ciri-ciri
- Tumbuhan thallus
- Alga tegak
- Alat perekat berupa rhizoid
- berwarbna hijau karena mengandung klorofil
- Thallusnya menyerupai daun.
3. Morfologi
- Thallusnya menyerupai daun
- Bentuknya seperti kaktus.
4. Anatomi
- Mengandung pigmen klorofil sehingga berwarna hijau dan digolongkan ke Chlorophyta.
- Dinding sel tersusun atas selulosa, pektin serta peptidoglikan.
5. Reproduksi : reproduksi dengan cara fragmentasi yaitu Perkembangbiakan dilakukan dengan pemotongan bagian tubuh, selanjutnya potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru.
6. Peranan
- dapat diolah menjadi obat-obatan.
- bahan makanan bagi hewan laut.
7. Klasifikasi : Plantae, Chlorophyta, Chlorophyceae, Caulerpales, Udoteaceae, Halimeda, Halimeda sp

Turbinaria sp


1. Habitat : Hidup di tantai/laut
2. Ciri-ciri
- Melekat pada batu-batuan.
- Berwarna coklat.
- Tubuh berbentuk seperti lembaran.
- Batang berbentuk silindris, tegak, kasar dan terdapat berkas percabangan.
- tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun.
3. Morfologi
- Tubuh berbentuk seperti benang.
- Panjang mencapai piluhan meter.
- Helaian thallus berbentuk bulat yang dipinggirnya bergerigi.
- Terdapat reseptakel sebagai alat perkembangbiakan.
4. Anatomi
- Terdapat pigmen fikosantin, klorofil dan xantofil.
- Dinding sel terdiri atas selulosa, pektin dan asam algin
- Asam algin berfungsi untuk pembuatan cat.
- terdapat konseptakel dalam rongga tubuh yang berfungsi menghasilkan gamet.
5. Reproduksi
- Reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi (pemisahan).
- cara generatif dengan isogami dan oogami.
6. Manfaat
- Digunakan dalam pembuatan ice cream.
7. Klasifikasi : Plantae, Phaeophyta, Phaeophyceae, Fucales, Sargassaceae, Turbinaria, Turbinaria sp.

Ulva sp


1.Habitat : terdapat di dasar pantai berbatu/pasir.
2.Morfologi :
-Tallus pada tumbuhan ini menyerupai kipas, dimana bentuk tubuhnya pipih.
-Berbentuk lembaran yang tipis.
-Menempel pada batu dan tanah.
3.Anatomi
- Terdapat kloroplas, dimana di dalam kloroplas terdapat perenoid yang berfungsi dalam pembentukan amilum.
- Mengandung zat warba hijau (Klorofil) sehingga berwarna hujai (Chlorophyta).
4. Reproduksi
- Reproduksi vegetative dengan cara fragmentasi, sel koloni menghasilkan zoospora, sedangkan generative dengan konjugasi sel gamet yang dilepaskan dari induknya menghasilkan zigospora.
5. Ciri-ciri
- mempunyai lembaran yang sering yang disebut selada air.
- terdapat di daerah berpantai.
- merupakan tumbuhan thallus.
- berbentuk benang.
6. Fisiologi
- cara hidup dari ganggang ini yaitu dengan melakukan fotosintesis untuk menghasilkan protein dan amilum
- menghasilkan O2 dari fotosintesis.
7. Peranan : penghasil O2 yg diperlukan oleh hewan laut.
8. Klasifikasi : Plantae, Chlorophyta, Chlorophyceae, Ulvales, Ulvaceae, Ulva, Ulva sp.

Pseudomonas sp


A. Habitat : Air, Tanah, Udara dan Usus Manusia
B. Ciri-ciri: - Bersel satu, berbentuk basil, streptobasil, flagel lofotrik yitu mempunyai lebih dari satu flagel pada salah satu ujungnya, bakteri heterotrof, hidup berkoloni, bersifat oksidatif.
C. Morfologi : memiliki flagel yg berfungsi sebagai alat pergerakan.
- kapsul, sebagai bahan kental berupa lapisan lendir.
- Berdinding tipis
_ Fili, sebagai pintu gerbang masuknya bahan genetic.

D. Anatomi : - Inti sel berfungsi sebagai pengendali aktivitas dalam sel.
- ribosom sebagai tenpat kerja sintesis protein.
- Sitoplasma adalah sesuatu yg dibungkus oleh membrane sitoplasma.

E. Reproduksi : Pembelahan biner yaitu pembelahan serl yang dimulai dari prmbelahan inti menjadi 2 dan di ikuti oleh pembelahan sitoplasma.

F. Manfaat : digunakan sebagai bioremidiasi pencemaran hidrokarbon.

G. Klasifikasi : Monera, Protobakteria, Gamma protobakteria, Pseudomonadales, pseudomonadaceae, pseudomona, Pseudomonas sp.

Rhizobium sp


1.Habitat : ditempat lembab, basah dan ditemukan pada bintil akar kacang-kacangan.

2. Ciri khas
- bentuk bakteri diplococus
- bersel satu- bakteri autotrof yaitu bakteri yang dapat mensintesis makanannya sendiri
- prokarion yaitu tidak memilikmi membrtan inti.

3. Morfologi
- Berdinding tipis
- bentuk bulat
- selubung sel, un tuk memperthankan bentuk sel
- dinding seld.

4. Anatomi
- dinding sel tipis yang tersusun atas peptidoglikan
- inti sel sangat tipis
- akinet berfungsi untuk mempertahankan diri
- isi selnya berupa sitoplasma.

5. Reproduksi dengan cara pembelahan biner.

6. Peranan : mengikat nitrogen, menyuburkan tanah.

7. Klasifikasi : Monera, Schizophyta, Schizomycetes, Eubacteriales, Rhizobiaceae, Rhizobium, Rhizobium sp.

Anabaena Sp

1.Habitat : terdapat pada air kolamb.

2. ciri-ciri
- bersel satu,
berbentuk benang (filamen),
pada umumnya tdak bergerak,
tidak punya bulu cambuk
berkoloni.

3. morfologi
- memiliki selaput lendir yang berfungsi melindungi dirinya.
- dinding sel adalah berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel.
- akinet berdinding tebal, mengandung banyak cadangan makanan.
- heterosista berfungsi mengikat oksigen.
- baeosit yaitu alat perkembangbiakan vegetatif.

4. Anatomi
- memiliki klorofil
- dinding mengandung peptida
- mengandung peptidoglikan sehingga membuat dindingx keras.
- tidak memiliki inti sel.
- filamen yaitu benang halus.

5. Reproduksi
-reproduksi aseksual/vegetatif, caranya dengan pembelahan biner yaitu proses pembelahan diawali dengan proses replikasi DNA menjadi 2 copy DNA dan diikuti pembelahan sitoplasma.

6. Peranan : dapat menambat nitrogen dengan bersimbiosis dengan paku air.

Tugas fungsi serta peranan Bank Indonesia bagi Perekonomian Nasional

Tugas Fungsi serta Peranan Bank Indonesia bagi Perekonomian Nasional Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Sebagai bank sentral yang juga memiliki tujuan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, bagian dari tugas Bank Indonesia adalah mengupayakan pengembangan sistem keuangan melalui upaya-upaya pendalaman dan perluasan keuangan (financial deepening & broadening). Upaya ini tidak terlepas dari peningkatan kontribusi sistem keuangan pada pertumbuhan ekonomi serta membantu meningkatkan ketahanan sistem keuangan. Oleh karena itu topik mengenai “Dampak dan Mitigasi Risiko dalam Pendalaman dan Perluasan Sistem Keuangan” diharapkan mampu memberikan inspirasi kepada kalangan akademisi dan umum untuk mengeksplor peran Bank Indonesia dan Pelaku Pasar Keuangan dalam pendalaman dan perluasan Keuangan dan apakah sistem keuangan sudah cukup berperan melalui produk-produk keuangannya. Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Bank Indonesia (BI), Sebagai bank sentral, tentu saja masuk ke dalam bagian terpenting dari organ akan yang secara politik dan ekonomi semakin menguat itu. Pentingnya posisi bank sentral tersebut sangat erat kaitannya dengan inplikasi politik dari kehancuran system moneter yang dialami di masa pemerintahan sebelumnya. Untuk mengatasi tingginya tingkat inflasi akibat kebijakan ekpansif penawaran uang memerlukan tindakan-tindakan ketat untuk mendisipinkan sector moneter. Sejak kehadiran UU No.13 Tahu 1968 yang telah mengeluarkan berbagai momentum yang bercabang ganda, disatu pihak eksistensi kelembagaan bank Indonesia sebagai penjaga stabilitas keuangan dan bebagai fungsi bank sentral modern lainnya telah dikembalikan. Dua alasan mengapa bank sentral harus bebas dari intervensi dari manapun Pertama, terdapat kecendrungan peerintah dan kalangan politisi untuk mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam waktu singkat tanpa memperhitungkan secara matang kapasitas ekonomi yang ada sehingga dapat menimbulkan Overheatin. Kedua, terdapatnya kecendrungan pemerintah untuk mngutamakan dana bank sentral guna memenuhi biaya deficit anggran bila tidak ada aturan yang nelarangnya. Dengan terjadinya permaslahan tersebut, maka penulis ingin mengutarakan peran Bank Indonesia bg pertumbuhan ekonomi Nasional. Tujuan Undang-undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia secara tegas memberikan landasan mencapai target yang ditetapkan, yaitu mememlihara kestabilan nilai rupiah juga menggunakan berbagai instrument kebijakan. Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud ialah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang diukur berdasar kan atau cerminan pada perkembangan laju inflasi, serta terhadap perkembangan mata uang asing yang diukur berdasarkan pada perkwembangan nilai tukar rupiah (kurs) terhadap mata uang Negara lain. Diketahuan bahwa dibeberapa Negara lain, pengendalian inflasi sebagai sasaran akhir oleh Bank Indonesia dengan beberapa pertimbangan pertama, bukti empiris bahwa dalam jangka panjang kebijakan moneter hanya dapat memengaruhi tingkat inflasi dan tidak dan.dapat memperngaruhi vinansial riil seperti pertumbuhan ekonomi atau tingkat pengangguran.kedua, pencapaian inflasi yang rendah merupakan prasyarat bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan karean perekonomian tidak dipacu untuk tumbuh melebihi kapasitasnya. Ketiga, dengan ditetapkannya inflasi sebagai sassaran tuggal, sasaran tersebut akan menjadi acuan ddalam perumusan kebijakan moneter. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia lebih transparan dan mudah diukur. Penerapan tujuan tunggal tersebut menjadikan Bank Indonesia sebagai Tanggung Jawab yang besar terhadap permintaaan dan penawaran Agregat. Maka menjadi tujuan focus utama yaitu mengarahkan kebijakan ekonomi masyarakat, baik internal maupun eksternal. Fungsi Bank Indonesia Fungsi pokok utama bank ada tiga yaitu (1) menghimpun dana dari masyarakat, (2) menanamkan dana yang dikelola kedalam berbagai aset produktif, misalnya dalam bentuk kredit, dan (3) memberikan jasa layanan lalu-lintas pembayaran dan jasa layanan perbankan lainnya. Dengan fungsi itu, bank berperan sebagai lembaga intermediasi yang mempertemukan dua pihak yang berbeda kepentinganya. Baik dalam penghimpunan dan penanaman dana, maupun dalam pelayanan transaksi keuangan dan lalu-lintas pembayaran Tugas Bank Indonesia Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan , maka tugas Bank Indonesia meliputi tiga hal yaitu : 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter Dalam hal ini, Bank Indonesia di beri kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi serta melakukan pengendalian jumlH Ung beredar dengan menggunakan berbagia intrumen kebijakan moneter. 2. Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran Dengan menerapkan system pembayaran yang lancar dan aman merupakan salah satu prsayarat dalam keberhaasilan pencapaian tujuan kebijakan moneter. Sehubungan dengan hal tersebut Bank Indonesia mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran melalui system kewenangan dalam 1. Menetapkan penggunaaan alat pembayaran.2 mengaturan penyelenggaraan jasa system pembayaran. 3. Tugas Mengatur dan Mengawasi Bank Tugas mengatur dan mengawasi bank merupakan salah satu tugas yang penting khususnya dalam rangka menciptakan system perbankan yang pada akhirnya ddapat mendorong efektivitas kebijkan moneter. Perbankan selain menjalankan fungsi intermediasi, juga berfungsi sebagai media tranmisi kebijakan moneter serta pelayan jasa system pembayaran. Fungsi dan peran bank Indonesia memiliki kedudukan yang tinggi dan strategis dalam mewujudkan sistem perbankan yang sehat bagi Negara Indonesia.pelaksanaan fungsi dan peran pengawasan bank Indonesia mencerminkan kepedulian dan kepentingan bagi setiap Negara dan pemerintah, karena keamanan dan kestabilan sistem bank Indonesia penting bagi kestabilan perekonomian Negara. Oleh karena itu, pemerintah memilki tanggun jawab moral dan sosial untuk mengambila langkah pengamanan, bila terjadi kegoncangan atau krisis perbankan yang tidak dapat diatasi berdasarkan prinsip dan mekanisme pengawasan bank yang telah di tetapkan. Peranan Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral Indonesia memiliki beberapa peranan penting diantaranya yaitu : 1. Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. 2. Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan. 3. Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. 4. Melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. 5. Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR).