• Selamat Datang

    Ini adalah blog pribadi saya untuk mengembangkan keilmuan Biologi

  • Apa itu Biologi?

    Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan biotik dan abiotik

  • UIN Makassar

    Saya kuliah di UIN Makassar jurusan S1 Biologi.

  • Biologipedia

    Biologipedia adalah salahsatu komunitas biologi online terbesar di Indonesia

  • Hobi saya

    Hobi saya adalah belajar, melakukan penelitan dan berselancar di dunia maya mencari informasi biologi

Donor Darah dan Manfaatnya




Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi darah.

Syarat Donor darah
Untuk dapat menyumbangkan darah, seorang donor darah harus memenuhi syarat sebagai berikut:[1]

* calon donor harus berusia 17-60 tahun,
* berat badan minimal 45 kg
* tekanan darah 100-180 (sistole) dan 60-100 (diastole).
* menandatangani formulir pendaftaran
* lulus pengujian kondisi berat badan, hemoglobin, golongan darah, dan pemeriksaan oleh dokter


MANFAAT DONOR DARAH
1. Menjaga kesehatan jantung
Tingginya kadar zat besi dalam darah akan membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap penyakit jantung. Zat besi yang berlebihan di dalam darah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk pada dinding arteri dan ini sama dengan memperbesar peluang terkena serangan jantung dan stroke. Saat kita rutin mendonorkan darah maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih stabil. Ini artinya menurunkan risiko penyakit jantung.

2. Meningkatkan produksi sel darah merah

Donor darah juga akan membantu tubuh mengurangi jumlah sel darah merah dalam darah. Tak perlu panik dengan berkurangnya sel darah merah, karena sumsum tulang belakang akan segera mengisi ulang sel darah merah yang telah hilang. Hasilnya, sebagai pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk menstimulasi pembuatan darah baru.

3. Membantu penurunan berat tubuh

Menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan pembakaran kalori yang ampuh. Sebab dengan memberikan sekitar 450 ml darah, akan membantu proses pembakaran kalori kira-kira 650. Itu adalah jumlah kalori yang banyak untuk membuat pinggang kita ramping.

4. Mendapatkan kesehatan psikologis

Menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya kepada yang membutuhkan akan membuat kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah penelitian menemukan, orang usia lanjut yang rutin menjadi pendonor darah akan merasakan tetap berenergi dan bugar.

5. Mendeteksi penyakit serius
Setiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur standarnya adalah darah kita akan diperiksa dari berbagai macam penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria. Bagi yang menerima donor darah, ini adalah informasi penting untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah. Sedangkan untuk kita, ini adalah "rambu peringatan" yang baik agar kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan kita sendiri.

KONSEP HIDUP DAN ASAL-USUL KEHIDUPAN


Suatu benda dikatakan hidup jika mampu menunjukkan ciri-ciri kehidupan yaitu : memerlukan nutrisi, bergerak, bernafas, tumbuh dan berkembang, melakukan ekskresi/ pengeluaran sisa-sisa metabolism, berkembang biak, peka terhadap rangsangan (iritabilita), koordinasi, dan adaptasi.


Asal Usul Kehidupan

Bagaimana makhluk hidup pertama lahir masih merupakan misteri yang belum bisa diungkap para ilmuan. Secara umum Teori asal usul kehidupan ada dua, yaitu abiogenesis ( makhluk hidup berasal dari benda mati) dan biogenesis (makhluk hidup brasal dari makhluk hidup juga).


1. Teori Abiogenesis
a. Aristoteles
seorang bangsa Yunani, yaitu Aristoteles (394-322 sebelum masehi). Teorinya mengatakan kalau makhluk hidup yang pertama menghuni bumi ini adalah berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama itu terjadi secara spontan karena adanya gaya hidup. Oleh karena itu paham abiogenesis disebut juga paham generatio spontanea. Paham ini bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani kuno (ratusan tahun sebelum masehi) hingga pertengahan abad ke 17.

b. antonie van Leeuweunhoek
Pada pertengahan abad ke 17 paham ini seolah-olah diperkuat oleh antonie van Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda. Dia menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk melihat jentik-jentik (makhluk hidup) amat kecil pada setetes rendaman air jerami. Hal inilah yang seolah-olah memperkuat paham abiogenesis.

2. Teori Biogenesis

Setelah bertahan cukup lama, paham abiogenesis mulai diragukan. Beberapa ahli kemudian mengemukakan paham biogenesis. Beberapa ahli yang mengemukakan paham biogenesis antara lain :

a. Francesco Redi (Italia, 1626-1697)
Redi menentang teori abiogenesis dengan mengadakan percobaan menggunakan toples dan daging. Toples 1 diisi daging yang ditutup rapat-rapat. Toples 2 diisi daging dan ditutup kain kasa. Toples 3 diiisi daging dan dibuka. Ketiga toples ini dibiarkan beberapa hari. Dari hasil percobaan ini ia mengambil kesimpulan sebagai berikut : Larva (kehidupan) bukan berasal dari daging yang membusuk tetapi berasal dari lalat yang dapat masuk ke dalam tabung dan bertelur pada keratin daging.

b. Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729-1799)
Spallanzani menentang pendapat John Needham (penganut paham abiogenesis), menurutnya kehidupan yang terjadi pada air kaldu disebabkan oleh pemanasan yang tidak sempurna. Kesimpulan percobaan spallanzani adalah : pada tabung terbuka terdapat kehidupan berasal dari udara, pada tabung tertutup tidak terdapat kehidupan, hal ini membuktikan bahwa kehidupan bukan dari air kaldu.


c. Louis Pasteur (Perancis, 1822-1895)
Louis Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan percobaan Spalanzani. Pasteur mlakukan percobaan menggunakan labu yang penutupnya leher angsa, bertujuan untuk membuktikan bahwa mikroorganisme terdapat di udara bersama dengan debu. Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
- Mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari benda mati (cairan) tetapi dari mikroorganisme yang terdapat di udara
- Jasad renik terdapat di udara bersama dengan debu
Dari percobaan ini, gugurlah teori abiogenesis tersebut.

Berdasarkan hasil percobaan Spallanzani dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan :



1. omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.

2. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan

3. Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.

Beberapa ilmuan yang membuktikan teori evolusi kimia antara lain Harold Urey, Stanley Miller, dan Alexander Oparin


- Teori Harold Urey, menurutnya zat hidup yang pertama kali mempunyai susunan menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Urey berpendapat bahwa kehidupan terjadi pertamakali di udara (atmosfer). Pada saat tertentu dalam sejarah perkembangan terbentuk atmosfer yang kaya akan molekul- molekul CH4, NH3, H2, H2O. karena adanya loncatan listrik akibat halilintar dan sinar kosmik terjadi asam amino yang memungkinkan terjadi kehidupan.

- Eksperimen Stanley miller, Stanley Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah asal usul kehidupan. Dia melakukan percobaan untuk menguji hipotesis Harold Urey. Dari hasil eksperimennya Miller dapat memberikan petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam system kehidupan seperti lipida, karbohidrat, asam amino, protein, nukleotida dan lain-lain dapat terbentuk dalam kondisi abiotik.

- Teori Evolusi Biologi Oparin, dia berpendapat bahwa kehidupan pertama terjadi di cekungan pantai dengan bahan-bahan timbunan senyawa organic dari lautan. Timbunan senyawa organic ini disebut sop purba atau sop primordial.

Mikroskop


A. Pengertian Mikroskop
Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan praktikum biologi di sekolah. Mikroskop berfungsi untuk melihat benda-benda atau organisme yang berukuran sangat kecil. Jenis Mikroskop yang banyak digunakan disekolah adalah Mikroskop Monokuler. Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, jenis mikroskop dan kemampuan memperbesar benda juga semakin maju.


B. Sejarah Mikroskop
Dalam sejarah, yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama kali adalah 2 ilmuwan Jerman, yaitu Hans Janssen dan Zacharias Janssen (ayah-anak) pada tahun 1590. Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609, dan mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan nama mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optic memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer. Untuk itu, mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran di bawah 200 nanometer.

Untuk melihat benda berukuran di bawah 200 nanometer, diperlukan mikroskop dengan panjang gelombang pendek. Dari ide inilah, di tahun 1932 lahir mikroskop elektron. Sebagaimana namanya, mikroskop elektron menggunakan sinar elektron yang panjang gelombangnya lebih pendek dari cahaya. Karena itu, mikroskop elektron mempunyai kemampuan pembesaran obyek (resolusi) yang lebih tinggi dibanding mikroskop optik. Sebenarnya, dalam fungsi pembesaran obyek, mikroskop elektron juga menggunakan lensa, namun bukan berasal dari jenis gelas sebagaimana pada mikroskop optik, tetapi dari jenis magnet. Sifat medan magnet ini bisa mengontrol dan mempengaruhi elektron yang melaluinya, sehingga bisa berfungsi menggantikan sifat lensa pada mikroskop optik. Kekhususan lain dari mikroskop elektron ini adalah pengamatan obyek dalam kondisi hampa udara (vacuum). Hal ini dilakukan karena sinar elektron akan terhambat alirannya bila menumbuk molekul-molekul yang ada di udara normal. Dengan membuat ruang pengamatan obyek berkondisi vacuum, tumbukan elektron-molekul bisa terhindarkan.


C. Jenis-Jenis Mikroskop
1. Mikroskop sederhana
2. Mikroskop Monokuler.
3. Mikroskop Binokuler
4. Mikroskop Elektron
5. Mikroskop Trinokuler

D. Fungsi Bagian-bagian Mikroskop

1. Lensa Okuler
untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa objektif

2. Tabung Mikroskop
Untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan diturunkan

3. Tombol pengatur fokus kasar
Untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan cepat

4. Tombol pengatur fokus halus
Untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan lambat

5. Revolver
Untuk memilih lensa obyektif yang akan digunakan

6. Lensa Objektif
Untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda yang diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x.

7. Lengan Mikroskop
Untuk pegangan saat membawa mikroskop

8. Meja Preparat
Untuk meletakkan objek (benda) yang akan diamati

9. Penjepit Objek Glass
Untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar preparat tidak bergeser.

10. Kondensor
Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk dalam mikroskop

11. Diafragma
Berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan masuk mikroskop

12. Reflektor/cermin
Untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam mikroskop. Ada 2 jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu, digunakan cermin cekung tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari yang menembus ruangan, gunakan cermin datar.

13. Kaki Mikroskop
Untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap di atas meja.

Paku Cecerenean (Nephrolepis falcata)


1. Habitat
- Umumnya hidup di tanah tetapi ada juga yang hidup epifit.

2. Ciri-ciri
- Disebut sebagai paku pedang karena entalnya memanjang berbentuk pedang.
- Mudah beradaptasi karena bersifat epipit dan memiliki kumpang yang tahan kering yang menjalar kemana-mana.
- Tergolong kromofita sejati karena sudah menyerupai tumbuhan tinggi.

3. Morfologi
- Batang berbentuik bulat, berwarna kecoklatan.
- Memiliki akar serabut, memiliki akar yang dibawah permukaan tanah. berfungsi menyerap air dan nutrisi dari tanah.
- Terdapat percabangan pada tulang daun, pada ujung urat daun terdapat sporangium yng tertata dengan rapi disepanjang tepi daun.

4. Anatomi
- Mengandung pigmen klorofil untuk fotosintesis.
- Sorus merupakan kumpulan dari spora.
- Indusium adalah suatu lapisan pelindung untuk melindungi sporangium terutama yang masih muda.
- Spora adalah struktur pembiakan halus yang dihasilkan oleh paku – pakis.
- Spora berbentuk bulat, menempel pada permukaan bawah daun.
- Silinder pusat terdiri dari xilem dan floem.


5. Reproduksi
- Fase sporofit menghasilkan spora haploid melalui pembelahan meiosis
- Spora tumbuh melalui bagian selnya menjadi gametofit.
- Gametofit menghasilkan gamet melalui pembelahan mitosis

6. Peranan
-Tanaman penyerap paling efektif untuk formaldehid.
- sebagai bahan pembuat obat cacing
- Dapat mengobati kanker perut.
- Sebagai sayuran.

7. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Class : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Dryopteridaceae
Genus : Nephrolepis
Spesies : Nephrolepis falcata

Paku Perak(Pytirogramma calomelanos)


1. Habitat
- Pityrogramma calimelanos L merupakan tumbuhan epifit, hidup di atas pohon – pohon lain tetapi bukannya tumbuhan parasit kerana ia hanya berpaut pada kulit kayu untuk mengumpul makanan dan air yang diperlukan .

2. Ciri-ciri
- Memiliki ental
- Ukuran daun anisofil.
- Bentuk daun delta.
- Helaian daun tipis.
- Daun sporofil.
- bersisik pada pangkalnya dan bagian yang tidak bersisik mengkilat.
- Mempunyai rimpang yang pendek dan tegak pada rimpang tersebut terdapat sisik yang berwarna coklat.
- melancip pada bagian ujungnya sporanya menyebar di baeah permukaan daun.

3. Morfologi
- batang berbentuk bulat, panjang berkayu, berwarna hijau, percabangan dikotom, permukaan daun halus.
- Jenis daunnya makrofil yaitu berukuran besar, bentuk daunnya delta, dan peruratan bercabang.
- Sorus merupakan kumpulan dari spora.

4. AnaTOMI
- Mengandung pigmen klorofil untuk fotosintesis.
- Sorus merupakan kumpulan dari spora.
- Indusium adalah suatu lapisan pelindung untuk melindungi sporangium terutama yang masih muda.
- Spora adalah struktur pembiakan halus yang dihasilkan oleh paku – pakis.
- Dinding sporangium terdiri satu atau beberapa lapis sel.
- Stomium adalah kumpulan sel yang pipih pada bagian ujung lingkaran.

5. Reproduksi
Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit.

- Generasi Saprofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Spora tersebut mudah menyebar diterbang angin, dan spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yaitu berupa protalium.

- Generasi Gametofit merupakan tumbuhan penghasil gamet. Generasi gametofit ditandai dengan adanya protalium yaitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti jantung, berwarna hijau, dan melekat pada substrat dengan rizoidnya. Generasi gametofit tidak berlangsung lama karena biasanya protaliumnya berukuran kecil dan tidak berumur panjang. Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga dapat membentuk anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan arkegonium yaitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur. Jika terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur maka akan terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

6. Peranan
- Mengurangi penguapan pada tanaman.
- mengobati kanker perut.

7. Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas: Pteridopsida
Sub Kelas: Polypoditae
Ordo: Polypodiales
Famili: Polypodiaceae
Genus: Pityrogramma
Spesies: Pityrogramma calomelanos (L.) Link.

Paku Layangan (Drynaria sparsisora)


1. Habitat
- Hidup pada semak, menepel pada pohon inang, hidup di atas pohon tetapi bukan parasit.

2.Ciri-ciri
- sejenis paku epifit
- Bentuknya agak mirip dengan ekor tupai tetapi ental bertangkainya lebih kecil dan kaku.
- Paku ini biasanya tumbuh menempel pada batang pohon dan membentuk "cincin" yang mengitari batang pohon.

3. Morfologi
- Memiliki 2 macam daun yaitu daun fertil (Menghasilkan spora) dan daun steril (menangkap serasah sebagai sumber makanan).
- Sori adalah kumpulan dari sorus.
- Batang memanjat atau menjalar.
- Akar tunggang, berbentuk silindris dan berwarna coklat.

4 Anatomi
- Mengandung pigmen klorofil untuk fotosintesis.
- Sorus merupakan kumpulan dari spora.
- Indusium adalah suatu lapisan pelindung untuk melindungi sporangium terutama yang masih muda.
- Spora adalah struktur pembiakan halus yang dihasilkan oleh paku – pakis.
- Spora berbentuk bulat, menempel pada permukaan bawah daun.

5. Reproduksi
Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit.

- Generasi Saprofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Spora tersebut mudah menyebar diterbang angin, dan spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yaitu berupa protalium.

- Generasi Gametofit merupakan tumbuhan penghasil gamet. Generasi gametofit ditandai dengan adanya protalium yaitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti jantung, berwarna hijau, dan melekat pada substrat dengan rizoidnya. Generasi gametofit tidak berlangsung lama karena biasanya protaliumnya berukuran kecil dan tidak berumur panjang. Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga dapat membentuk anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan arkegonium yaitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur. Jika terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur maka akan terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

6. Peranan : Dapat dijadikan sebagai obat sakit mata.

7. Klasifikasi
Divisi :Plantae
Divisi :Pteridophyta
Kelas :Pteridopsida
Ordo :Polypodiales
Famili :Polypodiaceae
Genus :Drynaria
Spesies : Drynaria sparsisora

Suplir (Adiantum peruvianum)


1. Habitat
- Pada umumnya hidup di atas tanah dengan cara bergerombol.

2. Ciri-ciri
- Daunnya cenderung membulat.
- Tangkai-tangkainya berwarna hijau mengkilap, kadang-kadang bersisik halus ketika dewasa.
- Tidak memiliki ental.


3. Morfologi
- Akarnya serabut dan tumbuh dari rhizoma.
- Daun berbentuk kipas atau jajar genjang.
- Mempunyai batang yang bercabang.
- Telah dapat dibedakan akar, batang dan daun.
- Memiliki daun makrofil.

4. Anatomi
- Spora terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indusium.
- Sorus adalah suatu badan yang terdiri atas beberapa kelompok sporangium atau kotak spora, dan berbentuk bulat atau pipih. Sorus yang masih muda biasanya ditutupi oleh selaput pelindung yang disebut indusium.
- Dalam sorus terdapat Spora yang merupakan alat perkembangbiakan.
- Spora adalah struktur pembiakan halus yang dihasilkan oleh paku – pakis. Terdapat berbagai bentuk spora , antaranya bulat , pipih ( monolete ) , segitiga ( trilete ) dan sebagainya .

5. Reproduksi
Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit.

- Generasi Saprofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Spora tersebut mudah menyebar diterbang angin, dan spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yaitu berupa protalium.

- Generasi Gametofit merupakan tumbuhan penghasil gamet. Generasi gametofit ditandai dengan adanya protalium yaitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti jantung, berwarna hijau, dan melekat pada substrat dengan rizoidnya. Generasi gametofit tidak berlangsung lama karena biasanya protaliumnya berukuran kecil dan tidak berumur panjang. Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga dapat membentuk anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan arkegonium yaitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur. Jika terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur maka akan terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

6. Reranan : dapat dijadikan sebagai tanaman hias.

7. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas :Pteridopsida
Ordo :Pteridales
Famili :Pteridaceae (Adiantaceae)
Genus :Adiantum
Spesies :Adiantum peruvianum

Paku Gajah (Angiopteris avecta)


1. Habitat : Tumbuh di lembah-lembah yang lembab.

2. Ciri-ciri
- Mempunyai batang yang berbulu.
- Sporangium tersusun dalam sorus disepanjang tepi dipermukaan bawah daun.
- Dikenal sebagai paku pakis raksasa.
- Dapat mencapai ketinggian 8 Meter.

3. Morfologi
- Jenis daunnya majemuk menyirip.
- Bentuk daun secara keseluruhan adalah memanjang, bentuk ujung meruncing dan bentuk tepinya bergerigi.
- Ental adalah daun muda yang menggulung.
- Ukuran daun isofil yaitu daun-daun mempunyai ikuran sama atau serupa.
- Warna daun hijau, permukaan kasar.
- Bentuk batang panjang dan ramoing, permukaannya halus, percabangan monopodial.

4. Anatomi
- Di dalam sorus terdapat sporangium yg merupakan alat perkembangbiakan.
- Indusium merupakan lapisan pelindung untuyk melapisi sporangium yang masih muda.
- Epidermis merupakan jaringan penguat yang terdiri dari sel-sel sklerenkim/
- Korteks banyak mengandung ruang antar sel.
- Silinder pusat terdiri dari xilem dan floem yang membentuk berkas pengankut bertipe konsentris.

5. Reproduksi
Mengalami metagenesis/pergiliran keturunan yaitu terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit.Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

6. Peranan
- sebagai obat penyakit beri-beri
- obat keracunan
- Obat penahan sakit perut.

7. Klasifikasi
Regunum : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Class : Marattiopsida
Ordo : Marattiales
Famili : Marattiaceae
Genus : Angiopteris
Spesies : Angiopteris avecta

Sphagnum sp


1. Habitat
- Hidup di tempat rawa-rawa
- biasanya terdapat dalam air.

2. Ciri-ciri
- Batangnya banyak bercabang-cabang,cabang yang muda tumbuh tegak,dan membentuk roset pada ujungnya
- Daun-daun yang sudah tua terulai dan menjadi pembalut bagian bawah batang.
- Tidak memiliki seta.
- Sporangiumnya terletak langsung pada ujung filoid.

3. Morfologi
- Filoid adalah bagian lumut yang menyerupai daun.
- Rhizoid adalah bagian dari lumut yang berfungsi menyerap zat-zat hara.
- Sporangium adalah kotak spora.
- spora adalah alat perkembangbiakan.

4. Anatomi
- Kulit batang sphagnum terdiri atas selapis sel yang telah mati.
- Jaringan kulit bersifat seperti spon
- Dinding yang membujur maupun yang melintang mempunyai liang-liang yang bulat.
- Memili spora sebagai alat perkembangbiakan.

5. Reproduksi
Lumut berkembangbiak dengan spora, Spora tumbuh menjadi Protonema, kemudian menjadi Tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut terbagi menjadi anteridium yang menghasilkan sperma dan akegonoium yang menghasilkan ovum. Peleburan keduanya menghasilkan zigot dan tumbuh menjadi embrio. Embrio terus tumbuh menjadi sporangium dan menghasilkan spora.

6. Peranan
- sebagai komponen pembentuk tanah gambut.

7. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Devisio : Bryophyta
Classis : Bryopsida
Ordo : Sphagnales
Familia : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Spesies : Sphagnum sp

Polytrichum commune


1. Habitat
- di tempat lembab dan sedikit basah

2. Ciri-ciri
- Tangkai tegak dan bercabang-cabang
- Bentuk sporangium bulat lonjong

3. Morfologi
- Kaliptra adalah ujung spora yang menutupi sporangium.
- Kapsul adalah tangkai yang mendukung arkegonium dan antheridium.
- Filoid adalah bagian lumut yang menyerupai daun.
- Rhizoid adalah bagian dari lumut yang berfungsi menyerap zat-zat hara.
- Sporangium adalah kotak spora.
- spora adalah alat perkembangbiakan.
- Seta adalah tangkai pendukung anteridium dan arkegonium.

4. Anatomi
- Kapsul spora tegak/mendatar.
- Pada SISIperut tulang daun seringkali terdapat lamella yang membujur.
- Daunnya terdiri atas beberapa lapis sel.

5. Reproduksi
Lumut berkembangbiak dengan spora, Spra tumbuh menjadi Protonema, kemudian menjadi Tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut terbagi menjadi anteridium yang menghasilkan sperma dan akegonoium yang menghasilkan ovum. Peleburan keduanya menghasilkan zigot dan tumbuh menjadi embrio. Embrio terus tumbuh menjadi sporangium dan menghasilkan spora.

6. Peranan
- Mencegah erosi
- Sebagai penterap dan menyimpan air.

7. Klasifikasi
Regnum :Plantae
Division :Bryophyta
Class :Polytrichopsida
Ordo :Polytrichales
Family :Polytrichaceae
Genus :Polytrichum
Spesies :Polytrichum commune

Pogonatum cirratum


1. Habitat
- Di tempat-tempat lembab dan sedikit basah.

2. Ciri-ciri
- Spora berbentuk runcing dan kecil.
- Filoidnya rapat.
- Anteridium dan arkegonium berbentuk runcing

3. Morfologi
- Kaliptra adalah ujung spora yang menutupi sporangium.
- Kapsul adalah tangkai yang mendukung arkegonium dan antheridium.
- Filoid adalah bagian lumut yang menyerupai daun.
- Rhizoid adalah bagian dari lumut yang berfungsi menyerap zat-zat hara.
- Sporangium adalah kotak spora.
- spora adalah alat perkembangbiakan.

4. Anatomi
- Mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b.
- Dinding sel terdiri atas selulosa.
- Kapsul spora tegak/mendatar.

5. Reproduksi
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.

Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.


6. Peranan
- sebagai obat
- mennyerap air hujan

7. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Bryophyta
Class : Musci
Ordo : Bryales
Famili : Pogonataceae
Genus : Pogonatum
Spesies : Pogonatum cirratum

Marchantia polymorpha (Lumut Hati)


1. Habitat : lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab.

2. Ciri-ciri
- Filoid berupa lembaran menyerupai daun.
- Thallus seperti pita.
- Mempunyai kutikula pada permukaan atas thallus
- berumah satu
- Kaliptra berbentuk bulat.

3. Morfologi
1. Apotisis = batas antara seta dan sporogonium
2. Sporangium = alat penghasil spora
3. Kaliptra = tudung sporangium
4. Seta = tangkai sporogonium
5. Vaginula = selaput pangkal tangkai sporogonium
6. Anteridium adalah alat perkembangbiakan yang menghasilkan gamet jantan atau spermatozoid.
7. Anteridiofor adalah cabang gametofit jantan pada lumut hati yang berbentuk payung dan mengandung anteridium pada bagian atas cakramnya.
8.Arkegoniofor adalah cabang gametofit betina pada lumut hati yang berbentuk jejari dan mengandung arkegonium pada bagian bawah cakramnya.
9. Arkegonium alat perkembangbiakan yang menghasilkan gamet betina.
10. Rhizoid, berfungsi untuk menyerap zat makanan yg dibutuhkan oleh lumut.


4. Anatomi
Golongan ini meliputi tubuh bagian dorsal (punggung) dan ventral (perut).

Pada sisi dorsal :

* Pada jenis tertentu terdapat alur di tengah di mana pada bagian ujungnya terdapat penonjolan yang berfungsi sebagai gametangiofor (pendukung gametangium).
* Terdapat sel – sel asimilasi yang membatasi ruang – ruang udara.
* Terdapat lapisan epidermis yang merupakan lapisan yang berbatasan dengan udara luar.
* Terdapat porus yang menghubungkan ruang udara dengan udara luar.

Pada sisi ventral :

* Ada yang namanya rusuk tengah yang merupakan penebalan dari talus.
* Terdapat risoid dengan karakteristik unisel, tidak ada cabang, tekstur halus, serta licin dan berjendol.
* Terdapat sisik dengan hanya 1 lapis sel meskipun ini bersifat multisel.
* Terdapat jaringan parenkim tak berwarna sebagai sel penimbun cadangan makanan.

5. Reproduksi
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.

6. Peranan
1. Menahan erosi
2. Obat-obatan = Marchantia polymorpha (obat radang hati)

7. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Marchantiophyta
Kelas : Marchantiopsida
Ordo : Marchantiales
Famili : Marchantiaceae
Genus : Marchantia
spesies: Marchantia polymorpha

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus)


1. Habitat
- ditemukan di hutan bawah pohon berdaun lebar/ dibawah tanaman berkayu.

2. Ciri-ciri
- tubuh buah berwarna putih hingga krem.
- tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.
- Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping.

3. Morfologi
- Tudung merupakan tubuh buah dari jamur.
- Lamella merupakan lembaran-lambaran yang terdapat dibawah tudung.
- Tangkai merupan badan yang mendukung tudung/tubuh buah.
- Substrat adalah tempat hidup jamur.

4. Anatomi
- Jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm.
- Miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat.

5. Reproduksi
- Reproduksi aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara endogen pada kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium.
- Secara seksual, reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa.

6. Peranan
-sebagai makanan
- menurunkan kolesterol,
- sebagai antibakterial dan antitumor,
- serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan enzim oksidasi.
- Selain itu, jamur tiram juga dapat berguna dalam membunuh nematoda.

7. Klasifikasi

Regnum :Fungi

Divisi :Basidiomycota

Kelas :Homobasidiomycetes

Ordo :Agaricales

Famili :richolomataceae

Genus :Pleurotus

Spesis :Pleurotus ostreatus

Shiitake (Lentinula edodes)


1. Habitat
- Jamur shiitake tumbuh di permukaan batang kayu yang melapuk dari pohon Castanopsis cuspidata, Castanea crenata (kastanye), dan sejenis pohon ek Quercus acutissima.

2. Ciri Khas
- Batang dari tubuh buah sering melengkung
- Payung terbuka lebar.
- Payung terbuka lebar, berwarna coklat tua dengan bulu-bulu halus di bagian atas permukaan payung.
- sedangkan bagian bawah payung berwarna putih.

3. Morfologi
- Tudung merupakan tubuh buah dari jamur.
- Lamella merupakan helaian-helaian yang terletak dibawah tudung.
- Kumpulan Lamella disebut hamenium.
- Tangkai merupakan badan yang mendukung tudung.
- Vulva merupakan bagian yang menghubungkan antara tangkai dan substrat.

4. Anatomi
- Spora merupakan alat perlembangbiakan secara vegetatif.
- Pada bagian dalam tudung terdapat bilah yang di dalamnya terdapat nasidiospora.
- Basidiospora adalah spora yang terdapat di dalam basidium.
- basidium adalah suatu badan yang terdiri atas satu selyang mengembang berbentuk ganda.

5. Reproduksi
- Vegetatif, dengan pembentukn tunas oleh konidium dan fragmentasi miselium.
- Generatif, dengan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp yang selanjutnya menghasilkan spora.

6. pERANAN
- DAPAT DIJADIKAN SEBAGAI BAHAN MAKANAN.

7. kLASIFIKASI
Regnum :Fungi
Divisi :Basidiomycota
Kelas :Homobasidiomycetes
Ordo :Agaricales
Famili :Marasmiaceae
Genus :Lentinula
Spesies :Lentinula edodes

Agaricus bisporus (Jamur Kancing)


1. Habitat : dapat hidup di kayu lapuk dan pada tanah yang gembur.

2. Ciri-ciri
- berbentuk hampir bulat seperti kancing
- berwarna putih bersih, krem, atau coklat muda.
- Tidak memiliki klorofil
- Memiliki tangkai yang pendek.

3. Morfologi
- Memiliki tudung berbentuk kancing.
- Tangkai yang pendek terletak dibagian sentral tudung.
- Tudung merupakan tubuh buah dari jamur.
- Vulva adalah helaian yang membungkus tangkai jamur.
- Memiliki serabut-serabut akar untuk melekat pada substrat.

4. Anatomi
- pada bagian dalam tudung terdapat bilah yang didalamnya terdapat basidiospora.
- Basidiospora adalah spora yang terdapat di dalam basidium.
- Basidium adalah suatu badan yang terdiri dari satu sel yang mengembang berbentuk ganda.
- Spora merupakan alat perkembangbiakan vegetatif.


5. Reproduksi
- Vegetatif dengan pembentukan tunas dan fragmentasi miselium
- Generatif dengan alat yang disebut basidium yang berkumpul didalam badan yang disebut basidiokarp yang menghasilkan spora.

6. Peranan
- digunakan dalam berbagai masakan

Jamur Kuping (Auricularia auricula)


1. Habitat
- Saprofit pada bagian tumbuh-tumbuhan yang telah mati.
- Biasanya terdapat pada dahan yang kering.

2. Ciri-ciri
- memiliki tubuh buah yang berukuran kecil.
- Diameter 2-15 cm.
- Tipis berdaging dan kenyal
- Berbentuk seperti kuping
- Tubuh buah berwrna hitam/coklat kehitaman.

3. Morfologi
- Warna tubuh umumnya hitam
- Terdapat lamella, kumpulan lamella disebut hemanium.
- Tunas merupakan calon tumbuhan baru.
- lamella/bilah adalah lembaran yang tersusun dibawah tudung.

4. Anatomi
- Didalam helaian lamella terdapat basidiospora
- Terdapat basidiokarp yang merupakan badan tempat perkembangbiakan basidium
- Basidiospora adalah perkembangbiakan yang dihasilkan oleh basidiokarp dalam badan yang disebut juga spora

5. Reproduksi
- Vegetatif yaitu dengan mementuk tunas, dengan konidia dan fragmentasi miselium.
- Secara generatif yaitu dengan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam badan yang disebut spora.

6. Peranan
- sebagai antikoagulan.
- Menghambat pertumbuhan kanker.

7. Klasifikasi

Regnum : Fungi

Divisi : Basidiomycota

Kelas : Agaricomycetes

Ordo : Auriculariales

Famili : Auriculariaceae

Genus : Auricularia

Spesies :Auricularia auricula

Saccharomyces service


1. Habitat
- Hidup saprofit di dalam tanah atau hipogean.
- hidup di kotoran ternak disebut kaprofit ada juga parasit pada tumbuhan.
- Banyak juga ditemukan pada air tape.

2. Morfologi
- Jamur bersel tunggal (Unisel)
- bentuk sel bulat (Oval)
- Tidak memiliki hifa dengan inti ditengah.
- Terdapat tunas (budding) yang merupakan alat perkembangbiakan vegetatif.

3. Anatomi
- Di dalam tubuh terdapat nukleusd yang apabila lingkungan sesuai mengatur aktivitas sel juga dapat membelah secara miosis.

4. Ciri-Ciri
- Merupakan jamur bersel satu (unisel)
- memiliki sel khamir (sel induk)
- memiliki pertunasan (Budding)
- Sel bulat (oval)

5. Reproduksi
- 1. Secara vegetatif dengan klamidospora(spora berdinding tebal),
2. Fragmentasi yaitu pemisaahan sebagian cabang misellium yg selanjutnya membentuk individu baru
3. Tunas (Kuncup)
- Secara generatif dengan menghasilkan spora yang dibentuk di dalam askus.

6. Peranan
- digunakan dalam pembuatabn tape.
- Digunakan dalam pembentukan Wine dari anggur

7. Klasifikasi
Regnum : Fungi
Divisi : Thallophyta
Class : Ascomycota
Ordo : Saccharomycetes
Family : Saccharomyceteceae
Genus : Saccharomyces
Spesies : Saccharomyces service

Penicillium


1. Habitat
- Ditempat lembab dan berair, di jumpai pula pada roti dan makanan busuk lainnya.

2. Morfologi
- konidia adalah alat reproduksi seksual
- misellum adalah kumpulan dari hifa
- konidiofor adalah tangkai konidia yang berbentuk tabung.
- stolon adalah hifa yang membentuk jaringan.

3. Anatomi
- tubuhnya tersusun atas benang bersekat.
- bersel satu
- pilinya tersusun atas protein

4. ciri-ciri
- bersel satupada ujung tidak melebar melainkan bercabang-cabang.


5. Reproduksi
- secara vegetatif yaitu dengan pembentukan konidium dalam rantai konidiofor.
- secara generatif dengan cara pembelahan spora di salam askus.

6. Peranan
- sebagai antibiotik

7.Klasifikasi
Kerajaan : Fungi
Filum : Ascomycota
Kelas : Euascomycetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Trichocomaceae
Genus : Penicillium
Spesies : Penicillium sp

Aspergillus sp


1. habitat
- Hidupm sebagai saprolia pada bermacam-macam bahan organik seperti pada roti yg sudah di olah.

2. Ciri-ciri
- Koloninya berwarna kuning, abu-abu atau coklat.
- berbentuk rantai seperti kuas/bergerombol bulat.
- Organisme multiseluler.
- membentuk konidia.

3. Morfologi
- memiliki konidia sebagai alat perkembang biakan
- Memiliki konidiofor yaitu hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat.
- Stolon adalah hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat.

3. Anatomi
- Memiliki dinding sel yang kemudian akan membentuk askus spora.
- memiliki sekat di dalam setiap hifa yang berfungsi untuk menghubungkan hifa yang satu dengan yang lain.

4. Reproduksi
- Vegetatif dengan cara konidia (spora besar) yang membesar dan membentuk miselia haploid baru.
- Generatif pada miselia

5. Peranan
- Digunakan dalm pembuatan kecap dan tauco.
- digunakan dalm pembuatan minuman beralkohol.

6. Klsifikasi
Kerajaan:Fungi

Filum :Ascomycota

Kelas :Eurotiomycetes

Ordo :Eurotiales

Famili :Trichocomaceae

Genus :Aspergillus

Spesies :Aspergillus sp

Rhizopus stoloniferus (Jamur Tempe)


1. Habitat
- didarat, di tanah atau pada organisme yang telah mati, sebagian besar hidup pada makanan seperti tempe yang berjamur serta sisa tumbuhan dan hewan.

2. Ciri-ciri
- Hidup saprofit pada nasi basi, roti dan tempe.
- Miselium bercabang banyak dan tidak bersekat.
- Terdapat dalam ragi tempe.

3. Morfologi
- memiliki sporangium yg merupakan kotak spora.
- Terdapat sporangiofor yaitu hifa yang tumnuh tegak pada permukaan substra yang memiliki sporangia globuler (berbentuk bulat) di ujungnya.
- Stolon adalah hifa yang membentuk jaringan. pada permukaan substrat.
- Rhizoid adalah hifa yang membentuk substrat dan berfungsi sebagai jaringan yang menyerap makanan.

4. Anatomi
- Memiliki spora yang terdapat pada sporangium.
- Memiliki hifa yang bercabang banyak, tidak bersekat saat muda.
- Sekat merupakan pemisahan antara askus yang satu dengan yang lain.

5. Reproduksi
- Vegetatif dengan cara membentuk spora tak berflagel.
- Generatif dengan cara gamaet giogami dari 2 hifa yang kompatibel/konjugasi 2 hifa (+) dan (-) bertemu membentuk zigospora.

6. Peranan : berperan dalam pembentukan tape dan oncom.

7. Klasifikasi : Fungi, Thallophyta, Zygomycetes, Mucorales, Mucoraceae, Rhizopus, Rhizopus stoloniferus.

Eucheuma sp


1. Habitat : Umumnya hidup di air tawar.

2. Ciri-ciri
- berbentuk Thallus
- berwarna keemasan
- Memiliki bintil-bintil yang disebut spina

3. Morfologi
- memiliki spina
- bentuk tubuh bercabang
- berwarna keemasan

4. Anatomi
- bersel satu dan bersel banyak
- Memiliki pigmen
- Inti sel tersebar di seluruh tubuh dan di dalam tubuh terdapat anteridium dan oogonium.

5. Reproduksi
- Aseksual yakni membentuk spora
- Seksual berlangsunbg secara anisogami yakni peleburan 2 sel gamet yang ukurannya tidak sama.

6. Peranan
- penghasil agar-agar
- dapat berupa makanan hewan laut.

7. Klasifikasi : Plantae, Rhodophyta, Rhodophyceae, Gigartinales, Solieriaceae, Eucheuma, Eucheuma sp .

Gracilaria sp


1. Habitat : 90% hidup di laut dan 10% di air tawar
2. Ciri-ciri
- berwarna merah karena mengandung pigmen fikoeritrin.
- bercabang menyerupai garpu
- Tumbuhan Thallus
- Terdapat nodus
3. Morfologi
- Bentuk Thallus menggarpu
- masih berupa thallus
- panjang mencapai 10 cm- 1 meter
- Bentuk benang/lembaran.
- berwarna merah.
4. Anatomi
- Mengandung pigmen fikoeritrin
- Multisel
- Sebagai hasil asimilasi terdapat jenis karbohidrat yang disebut fionide.
5. Reproduksi
- Vegetatif dengan pembentukan spora selanjutnya tumbuh menjadi ganggang jantan dan betina.
- generatif dengan oogami, dimana terjadi peristiwa pergiliran keturunan antara sporofit dan gametofit.
6. Peranan
- penyamak kulit
- sebagai bahana makanan ikan dan hewan laut.
7. Klasifikasi : Plantae, Rhodophyta, Rhodophyceae, Gracilariales, Gracilariaceae, Gracilaria, Gracilaria sp.

Sargassum sp


1. Habitat : Hidup di sepanjang pantai dan melekat pada batu-batuan/pasir.
2. Ciri-ciri
- Bentuk Thallus umunya silindris.
- percabangan rimbun.
- bangun daun melebar, atau menyerupai pedang.
- Bersifat aerob.
3. Morfologi
- Bentuk Thakkus silindris.
- bangun daun melebar, atau menyerupai pedang.
- memiliki reseptakel sbg alat perkembang biakan.
- Gelembung udara yang berfungsi untuk menampung udara.
4. Anatomi
- Dinding selnya tersusun atas selulosa, pektin dan asam aglin
- Berwarna coklat karena terdapat pigmen fotosantin.
- Memiliki kloroplas sbg tempat penyimpanan makanan.
5. Reproduksi
- Reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi yaitu memutuskan anggota tubuh dan membentuk individu baru.
- secara generatif dengan isogami dan oogami.
6. Peranan
_ sumber iodium dan kalium
7. Klasifikasi : Plantae, Phaeophyta, Phaeophyceae, Fucales, Sargassaceae, Sargassum, Sargassum sp

Halimeda sp


1. Habitat : Hidup di laut dangkal dan melekat pada pasir.
2. Ciri-ciri
- Tumbuhan thallus
- Alga tegak
- Alat perekat berupa rhizoid
- berwarbna hijau karena mengandung klorofil
- Thallusnya menyerupai daun.
3. Morfologi
- Thallusnya menyerupai daun
- Bentuknya seperti kaktus.
4. Anatomi
- Mengandung pigmen klorofil sehingga berwarna hijau dan digolongkan ke Chlorophyta.
- Dinding sel tersusun atas selulosa, pektin serta peptidoglikan.
5. Reproduksi : reproduksi dengan cara fragmentasi yaitu Perkembangbiakan dilakukan dengan pemotongan bagian tubuh, selanjutnya potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru.
6. Peranan
- dapat diolah menjadi obat-obatan.
- bahan makanan bagi hewan laut.
7. Klasifikasi : Plantae, Chlorophyta, Chlorophyceae, Caulerpales, Udoteaceae, Halimeda, Halimeda sp

Turbinaria sp


1. Habitat : Hidup di tantai/laut
2. Ciri-ciri
- Melekat pada batu-batuan.
- Berwarna coklat.
- Tubuh berbentuk seperti lembaran.
- Batang berbentuk silindris, tegak, kasar dan terdapat berkas percabangan.
- tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun.
3. Morfologi
- Tubuh berbentuk seperti benang.
- Panjang mencapai piluhan meter.
- Helaian thallus berbentuk bulat yang dipinggirnya bergerigi.
- Terdapat reseptakel sebagai alat perkembangbiakan.
4. Anatomi
- Terdapat pigmen fikosantin, klorofil dan xantofil.
- Dinding sel terdiri atas selulosa, pektin dan asam algin
- Asam algin berfungsi untuk pembuatan cat.
- terdapat konseptakel dalam rongga tubuh yang berfungsi menghasilkan gamet.
5. Reproduksi
- Reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi (pemisahan).
- cara generatif dengan isogami dan oogami.
6. Manfaat
- Digunakan dalam pembuatan ice cream.
7. Klasifikasi : Plantae, Phaeophyta, Phaeophyceae, Fucales, Sargassaceae, Turbinaria, Turbinaria sp.

Ulva sp


1.Habitat : terdapat di dasar pantai berbatu/pasir.
2.Morfologi :
-Tallus pada tumbuhan ini menyerupai kipas, dimana bentuk tubuhnya pipih.
-Berbentuk lembaran yang tipis.
-Menempel pada batu dan tanah.
3.Anatomi
- Terdapat kloroplas, dimana di dalam kloroplas terdapat perenoid yang berfungsi dalam pembentukan amilum.
- Mengandung zat warba hijau (Klorofil) sehingga berwarna hujai (Chlorophyta).
4. Reproduksi
- Reproduksi vegetative dengan cara fragmentasi, sel koloni menghasilkan zoospora, sedangkan generative dengan konjugasi sel gamet yang dilepaskan dari induknya menghasilkan zigospora.
5. Ciri-ciri
- mempunyai lembaran yang sering yang disebut selada air.
- terdapat di daerah berpantai.
- merupakan tumbuhan thallus.
- berbentuk benang.
6. Fisiologi
- cara hidup dari ganggang ini yaitu dengan melakukan fotosintesis untuk menghasilkan protein dan amilum
- menghasilkan O2 dari fotosintesis.
7. Peranan : penghasil O2 yg diperlukan oleh hewan laut.
8. Klasifikasi : Plantae, Chlorophyta, Chlorophyceae, Ulvales, Ulvaceae, Ulva, Ulva sp.

Pseudomonas sp


A. Habitat : Air, Tanah, Udara dan Usus Manusia
B. Ciri-ciri: - Bersel satu, berbentuk basil, streptobasil, flagel lofotrik yitu mempunyai lebih dari satu flagel pada salah satu ujungnya, bakteri heterotrof, hidup berkoloni, bersifat oksidatif.
C. Morfologi : memiliki flagel yg berfungsi sebagai alat pergerakan.
- kapsul, sebagai bahan kental berupa lapisan lendir.
- Berdinding tipis
_ Fili, sebagai pintu gerbang masuknya bahan genetic.

D. Anatomi : - Inti sel berfungsi sebagai pengendali aktivitas dalam sel.
- ribosom sebagai tenpat kerja sintesis protein.
- Sitoplasma adalah sesuatu yg dibungkus oleh membrane sitoplasma.

E. Reproduksi : Pembelahan biner yaitu pembelahan serl yang dimulai dari prmbelahan inti menjadi 2 dan di ikuti oleh pembelahan sitoplasma.

F. Manfaat : digunakan sebagai bioremidiasi pencemaran hidrokarbon.

G. Klasifikasi : Monera, Protobakteria, Gamma protobakteria, Pseudomonadales, pseudomonadaceae, pseudomona, Pseudomonas sp.

Rhizobium sp


1.Habitat : ditempat lembab, basah dan ditemukan pada bintil akar kacang-kacangan.

2. Ciri khas
- bentuk bakteri diplococus
- bersel satu- bakteri autotrof yaitu bakteri yang dapat mensintesis makanannya sendiri
- prokarion yaitu tidak memilikmi membrtan inti.

3. Morfologi
- Berdinding tipis
- bentuk bulat
- selubung sel, un tuk memperthankan bentuk sel
- dinding seld.

4. Anatomi
- dinding sel tipis yang tersusun atas peptidoglikan
- inti sel sangat tipis
- akinet berfungsi untuk mempertahankan diri
- isi selnya berupa sitoplasma.

5. Reproduksi dengan cara pembelahan biner.

6. Peranan : mengikat nitrogen, menyuburkan tanah.

7. Klasifikasi : Monera, Schizophyta, Schizomycetes, Eubacteriales, Rhizobiaceae, Rhizobium, Rhizobium sp.