Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang membentuk suatu lapisan bersinambung yang menutupi permukaan tubuh atau melapisi ruang-ruang di dalam tubuh. Biasanya terdapat membran dasar nonseluler yang merupakan alas lapisan sel-sel epitel. Membran ini dihasilkan oleh sel-sel dan terdiri atas benang protein halus yang terletak dalam suatu matriks polisakarida. Sel-sel epitel pada kulit vertebrata biasanya saling dihubungkan dengan penjuluran-penjuluran sitoplasma atau jembatan-jembatan. Sel epitel tubuh melindungi sel-sel dibawahnya terhadap luka-luka mekanis, bahan-bahan kimia, bakteri dan terhadap kekeringan. Lapisan epitel dalam saluran pencernaan menyerap air dan zat makanan untuk keperluan tubuh. Lapisan ini dan berbagai lapisan epitel lain, menghasilkan dan mengeluarkan sejumlah besar zat-zat. Beberapa diantaranya dipergunakan di bagian lain tubuh dan ada yang merupakan limbah yang harus dibuang. Karena seluruh tubuh ditutupi dengan sel epitel, semua rangsangan indera harus melalui epitel itu untuk sampai pada reseptor yang khas untuk rangsangan tersebut. Dengan demikian fungsi epitel adalah untuk perlindungan, absorpsi, sekresi dan rangsangan (Ville, 2006, 59).
Sel-sel epitel dapat berbentuk pipih, kubus atau batang, dan dapat teratur dalam satu lapisan atau sejumlah besar lapisan serta dapat mempunyai rambut halus atau silium pada permukaannya. Epitel pipih (skuama) terdiri atas sel pipih yang tipis seperti ubin. Epitel ini terdapat dipermukaan kulit, lapisan dalam mulut, esofagus dan vagina. Endotel yang melapisi pembuluh darah dan mesotel pada selom adalah epitel skuama. Pada hewan tingkat rendah kulit biasanya dilapisi dengan satu lapis sel epitel skuama, tetapi pada hewan tingkat tinggi lapisan kulit luar terdiri atas epitel skuama berlapis yang terbentuk dari beberapa lapis epitel pipih ini. Tubulus ginjal dilapisi dengan epitel kuboid yang terdiri atas sel yang berbentuk kubus dan menyerupai dadu. Banyak bagian lain dari tubuh, seperti lambung dan usus, diapisi oleh sel-sel yang tingginya melebihi lebarnya. Epitel yang terdiri atas sel-sel yang memanjang berbentuk tiang deemikian disebut epitel kolumnar. Epitel kolumnar mungkin sederhana, yang terdiri atas satu lapis sel atau berlapis yang terdiri atas beberapa lapis sel
(Ville, 2006, 60).
Jaringan epitel terdapat dalam wujud lapisan-lapisan sel yang terkemas dengan rapat. Jaringan tersebut melindungi bagian luar tubuh, melapisi organ dan rongga di dalam tubuh. Sel-sel epitel menyatu dengan erat, dengan sedikit bahan di antara sel-sel tersebut. Pengemasan secara ketat ini memungkinkan epitel berfungsi sebagai suatu rintangan yang melindungi sel dari kerusakan mekanis, serangan mikroorganisme yang masuk, dan kehilangan cairan. Permukaan bebas pada jaringan epitel itu terpapar ke udara atau cairan, sementara sel-sel yang berada di bagian dasar rintangan itu melekat ke suatu membrane basal, suatu lempengan matriks ekstraseluler yang padat. Para ahli biologi sel menemukan bahwa membrane basal memiliki banyak fungsi yang berbeda,yaitu membantu mengorganisasikan peristiwa-peristiwa yang berurutan dalam metabolisme sel, menyaring buangan dari darah di dalam ginjal, dan menyediakan jalur perpindahan sel-sel selama perkembangan.(Mitchel, 2009,5)
Ciri-ciri jaringan epitel:sel-sel penyusunnya saling berikatan erat sehingga membentuk lapisan sel dan biasanya batas antar selnya sulit dilihat,bentuk dan inti bervariasi,mempunyai lamina basalis,mempunyai permukaan sel yang disesuaikan dengan fungsinya. Klasifikasi jaringan epitel menurut struktur dan fungsinya, epiepitel kelenjar.Disamping itu terdapat dua macam epitel khusus, yaitu epitel persarafan dan epitel pergerakan.
a. Jaringan epitel penutup (covering ephitelia)
Jaringan ini dapat dibagi lagi menuru lapisan sel dan bentuk sel-sel penyusunnya.
- Epitel sederhana atau epitel berlapis tunggal.
- Epitel berlapis banyak
- Epitel berlapis semu
- Epitel transisional.
b. Jaringan epitel kelenjar ( Glandular ephitelia)
Kelenjar yang mempunyai saluran pengeluaran jaringan epitel kelenjar di bentuk oleh sel- sel khusus, menghasilkan secret atau getahan cair yang berupa enzim, hormone, musin atau lemak.( google internet).
Dua criteria yang menjadi dasar pengelompokan epitel adalah jumlah lapisan sel dan bentuk sel-sel pada permukaan bebasnya. Epitel sederhan terdiri dari lapisan sel tunggal, sementara epitel berlapis terdiri dari sel-sel mejemuk yang tersusun bertingkat. Epitel berlapis semu sebenarnya berlapis tunggal, tetapi terlihat berlapis-lapis karena sel-sel itu memilki panjang yang berbeda-beda. Bentuk sel-sel yang berada pada permukaan bebas epitel u dapat berupa kuboidal (seperti dadu), kolumnar (seperti bata yang dijejer berdiri), atau skuamosa ( datar seperti tegel rantai). Dari penggambungan cirri-ciri bentuk sel dan jumlah lapisan, kita mendapatkan istilah seperti epitel kuboidal sederhana dan epitel skuamosa berlapis.( Mitchel, 2009,5).
Epitel dibagi dalam dua kelompok utama berdasarkan struktur dan fungsinya: epitel pelapis dan epitel kelenjar. Pembagian ini bukan merupakan yang tegas, karena ada epitel pelapis yang semua selnya bersekresi (misalnya epitel permukaan lambung ) atau sel-sel kelenjar yang tersebar diantarasel-sel pelapis (misalnya sel mukosa dalam usus halus atau trakea). Epitel pelapis merupakan jaringan dengan sel-sel yang tersusun sebagai lapisan yang menutupi permukaan luar atau melapisi rongga tubuh. ( Umar, 2011,29)
Epitel kelenjar adalah jaringan yang di bentuk oleh sel-sel yang dikhususkan dalam menghasilkan suatu sekresi cair yang komposisinya berbeda dengan komposisi darah atau cairan interseluler.Kelenjar yang mempunyai saluran pengeluaran (duktus) untuk menyalurkan hasil sekresinya, disebut kelenjar eksokrin. Kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluaran disebutkelenjar endokrin atau kelenjar buntu, sekretnya berupa hormon yang di lepaskan langsung kedalam pembuluh darah. Beberapa organ dapat berperan sebagai kelenjar eksokrin dan endokrin sekaligus, misalnya hati dan pancreas. Kelenjar eksokrin mengandung sel-sel penghasil secret (bagian sekretori) dan duktus kelenjar atau saluran pengeluaran untuk menyalurkan hasil sekresinya ( Umar 2011, 30) .
Sel-sel epitel dalam keadaan hidup dapat berubah bentuknya untuk mengikuti perubahan permukaan yang ditutupinya. Kalau permukaannya mengkerut, bentuk sel-sel epitelnya menjadi lebih tinggi dan sebaliknya kalau permukaannya meluas, bentuk sel-sel akan lebih rendah.
Pada umumnya dibedakan adanya 3 macam bentuk sel epitel yaitu :
a). Sel gepeng
Bentuknya seperti sisik ikan maka disebut squamous cell. Pada potongan tegak lurus permukaan epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti lebih menebal. Apabila dilihat dari permukaan epitel, sel-selnya tampak berbentuk poligonal
b). Sel kuboid
Sel kuboid mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama sehingga tampak sebagai bujur sangkar. Dari permukaan epitel, bentuk selnya tampak poligonal.
c). Sel silindris
Sel silindris mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. Dari permukaan epitel, bentuk selnya poligonal. Biasanya inti yang berbentuk oval agak ke basal. ( Umar 2011,32).
Menurut Zulkarnain (2011), berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel terbagi atas beberapa jaringan, yakni epitel pipih selapis, epitel pipih berlapis banyak, epitel silindris selapis, epitel silindris berlapis banyak, epitel kubus selapis, epitel kubus berlapis banyak, dan epitel transisi.
Epitel Pipih Selapis
Jaringan epitel pipih selapis (sederhana) banyak ditemukan pada organ-organ seperti pembuluh darah, pembuluh limfa, paru-paru, alveoli, dan selaput perut. Sitoplasma jaringan ini sangat jernih, inti selnya berbentuk bulat di tengah, dan sel-selnya tersusun sangat rapat. Jaringan epitel pipih selapis berperan dalam proses filtrasi, sekresi, dan difusi osmosis.
Epitel Pipih Berlapis
Seperti epitel pipih selapis, sel jaringan epitel pipih berlapis (kompleks) tersusun sangat rapat. Rongga mulut, esofagus, laring, vagina, saluran anus, dan rongga hidung banyak tersusun oleh jaringan ini. Fungsinya adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus.
Epitel Batang Selapis
Sel berbentuk batang, sitoplasma jernih, dengan inti sel bulat berada di dekat dasar merupakan ciri jaringan ini. Epitel batang selapis banyak ditemukan pada usus, dinding lambung, kantong empedu, saluran rahim, saluran pencernaan, dan saluran pernafasan bagian atas. Jaringan epitel batang selapis berfungsi dalam proses sekresi, penyerapan (absorpsi), penghasil mukus, dan pelicin/pelumas permukaan saluran.
Epitel Batang Berlapis Banyak
Seperti namanya, jaringan ini tersusun banyak lapisan sel yang berbentuk batang. Jaringan epitel batang berlapis banyak terdapat pada beberapa organ tubuh seperti bagian mata yang berwarna putih, faring, laring, dan uretra. Fungsi epitel batang berlapis banyak yaitu sebagai tempat sekresi yakni penghasil mukus,dan ekskresi, misalnya kelenjar ludah dan kelenjar susu.
Epitel Kubus Selapis
Jaringan epitel berbentuk kubus selapis ditemui pada beberapa bagian, meliputi permukaan ovarium, nefron, ginjal, dan lensa mata. Fungsi epitel kubus selapis adalah tempat sekresi.
Epitel Kubus Berlapis Banyak
Epitel kubus berlapis banyak terdapat pada beberapa bagian tubuh, yakni folikel ovarium, testis, kelenjar keringat, dan kelenjar ludah. Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus. Selain itu, jaringan ini juga berfungsi sebagai pelindung dari gesekan.
Epitel Transisi
Sel penyusun epitel transisi bentuknya dapat berubah dan berlapislapis. Epitel ini dapat ditemukan pada organ saluran pernafasan, ureter, dan kandung kemih. Saat kandung kemih berisi urine, sel epitel akan berbentuk kuboid seperti dadu atau silindris.
Menurut Adnan (1999,19).Klasifikasi menurut terbentuknya sekret dibagi menjadi ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Holokrin, selnya melakukan penghancuran semua isi selnya menjadi sekre, contohnya kelenjar sebasea.
2. Apokrin,selnya hanya bagian apikal yang lepas sebagai sekretnya, contoh kelenjar mamae dan kelenjar keringat.
3. Merorkrin, selnya tidak hancur dan sekretnya dikeluarkan dari sekretnya, contohnya kelenjar ludah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar