BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah SWT, adalah pencipta alam semesta beserta isinya, baik yang berupa benda padat, benda mati hingga menciptakan makhluk hidup. Makhluk hidup adalah ciptaan Allah yang diciptakan sedemikian rupa. Sesuatu dapat dikatakan sebagai makhluk hidup apabila sesuatu tersebut dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Mengalami pertumbuhan dikatakan bahwa makhluk tersebut tumbuh dari kecil semenjak masa embrio, janin, hingga menjadi bayi, dimana bayi tersebut akan berkembang menjadi anak sampai menjadi dewasa hingga tua. Makhluk hidup dapat dikatakan sebagai makluk yang mengalami perkembangan apabila makhluk tersebut berkembang dari kecil menjadi besar.
Kita telah ketahui bahwa makhluk hidup dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangannya, dimana dalam pertumbuhan dan perkembangannya makhluk hidup mengalami pergerakan. Dalam hal ini makhluk hidup dapat bergerak karena terdapat jaringan penyusun tubuh makhluk hidup, jaringan ini dikenal dengan jaringan otot.
Jaringan otot dapat dibedakan menjadi jaringan otot polos, jaringan otot jantung, dan jaringan otot lurik yang biasa disebut sebagai otot rangka rangka.
Hal inilah yang melatarbelakangi kami untuk melakukan percobaan ini agar kami mampu mengetahui jenis-jenis jaringan penyusun tubuh makhluk hidup berupa jaringan otot beserta bagian-bagian yang terdapat pada jaringan otot baik itu otot polos, otot lurik atau rangka beserta otot jantung.
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dalam praktikum ini adalah dapat mengamati struktur histologi jaringan otot yang meliputi otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
B. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Sabtu/14 Mei 2011
Pukul : 12.30-14.30 Wita
Tempat : Laboratorium Pendidikan Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
UIN Alauddin Makassar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Jaringan otot bertanggung jawab untuk gerakan tubuh. Ia terdiri atas suatu sel otot pipih yang ditandai dengan adanya sejumlah besar filamen sitoplasmik yang kontraktil. Sel otot berasal dari lapisan mesoderm, dan diferensiasi mereka terutama terjadi dengan proses pemanjangan secara berangsur angsur, dan pada saat brsamaan terjadi diferensiasi protein yaitu aktin dan miosin
(Tim Dosen UIN 2011, 12).
Serabut otot memiliki elemen kontraktil yang disebut miofibril. Adanya myofibril menyebabkan serabut otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi. Ada tiga jenis jaringan otot yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Pada penampang melintang otot lurik, tampak tersusun seperti pita-pita yang sejajar, inti banyak dan terletak pada bagian perifer atau tepi dibawah sarkolema (membrane plasma). Myofibril otot lurik mengandung keping gelap dan terang bergantian yang tampak sebagai garis-garis gelap dan terang. Di antara serabut otot terdapat jaringan ikat longgar yang disebut endomisium
(Tim Dosen UIN 2011, 12).
Pada otot polos, inti lonjong dan terletak ditengah. Miofibrilnaya homogeny sehingga tidah tampak adanya keping gelap dan terang. Berbeda dengan otot lurik, pada bagian otot jantung. Sel-selnya panjang, bercabang dan bergabung satu sama lainna dengan perantaraan cabang-cabangnya. Inti lonjong dan terletak di tengah. Otot jantung memiliki garis-garis melintang, namun tidak
sejelas dengan dengan otot lurik. Pada tempat tertentu terdapat keping-keping interkalar (diskus interkalar). Diantara serabut-serabut otot terdapat endomisium (Tim Dosen UIN 2011, 12).
Jaringan otot bertanggungjawab untuk pergerakan tubuh, terdiri atas sel-sel otot yang terspesialisasi untuk melaksanakan kontraksi dan berkonduksi (menhantarkan impuls) Di dala sitoplasma ditandai dengan adanya sejumlah besar elemen kontraktil tang disebut myofibril yang berjalan menurut panjang serabut otot, miofibril terdiri atas lempeng-lempeng terang dan gelap secara bergantian. Semua segmen gelap letaknya besesuaian, demikian pula dengan segmen terangnya. Miofibril tersusun atas protein-protein kontraktil yaitu aktin dan miosin (Parangrai dan Adnan 2010, 58).
Pada dasarnya jaringan otot terdiri atas sel-sel otot yang sering disebut serabut-serabut otot. Jaringan otot pada dasarnya juga mengandung jaringan ikat yang biasanya menyelubungi otot (Parangrai dan Adnan 2010, 58).
Jaringan otot dibagi menjadi tiga macam yaitu otot skelet, otot polos, dan otot jantung. Otot skelet terlihat beralur dan beberapa sel terkemas menjadi satu. Otot ini bekerja di pengaruhi oleh kehendak misalnya bisep. Otot polos berbeda dengan otot otot skelet tidak dipengaruhi kehendak, misalnay otot otot-otot yang terdapat pada organ dalam tubuh. Otot ini terlihat terpisah-pisah dan ujung-ujungnya pipih. Otot jantung s ling berhunbungan, sehingga bila salah satunya menerima sinyal untuk berkontraksi semua sel akan terstimulasi (Tim Dosen UNHAS 2003, 29).
Menurut Parangrai dan Adnan (2010, 58-59), berdasarkan sifat morfologis dan fungsionalnya, otot dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:
1. otot polos, terdiri atas kumparan sel-sel fusiformis dengan inti tunggal
2. otot rangka yaitu otot-otot yang terdiri atas berkas-berkas sel silindris yang sangat panjang dan berinti banyak serta memperlihatkan adanya garis-garis melintang.
3. Otot jantung, terdiri atas sel-sel individual yang panjang atau cabang -cabang yang berjalan sejajar dengan yang lain. Pada tempat perhubungan ujun ke ujung, terdapat diskus interkalaris.
Pada otot polos, proses kontraksi berlangsung lambat dan tidak di bawah pengendalian kemauan sadar sedangkan otot jantung (tidak termasuk miofibril) disebut sarkoplasma. Membrane sel disebut sarkolemma, reticulum endoplasma halus disebut reticulum sarkoplasmik dan mitokondria disebut sarkosom
(Parangrai dan Adnan 2010, 59).
Otot rangka disebut juga otot skelet (skeletal muscle tissue). Otot lurik (striated muscle tissue) atau otot yang kerjanya di bawah kemauan sadar (voluntary muscle tissue). Otot rangka terdiri atas berkas-berkas sel silindrik sangat panjang (sampai 4 cm) dan berkisar 10-100 µm. inti yang banayak ini disebabkan oleh fusi mioblas (muscle stem cell) yang berinti tunggal. Inti terletak pada bagian perifer, di bawah membrane sel (Parangrai dan Adnan 2010, 59).
Massa serabut otot rangka tersusun dalam berkas-berkas teratur yang dikelilingi oleh suatu ruang eksternal jaringan. Penyambung padat yang disebut epimisium. Dari epimisium terbentuk septum tipis jaringan penyambung yang berjalan ke dalam dan mengelilingi berkas-berkas serabut di dalam satu otot. Septum tersebut dinamakan perimisium. Berkas srabut yang dibungkus oleh perimisium disebut fasikulus. Setiap serabut otot dikelilingi oleh suatu jaringan penyambung longgar. Endomisium, perimisium dan episium merupakan jaringan penyambu g sejati yang mengandung campuran serabut kolagen, serabut elastic, fibroblas dan pembuluh darah (Parangrai dan Adnan 2010, 59).
Menurut Parangrai dan Adnan (2010, 60), peranan jaringan penyambung pada otot rangka adalah:
a. Mempersatukan serabut-serabut otot dan memungkinkan sejumlah gerakan bebas diantaranya.
b. Merekatkan jaringan-jaringan otot ke struktur-struktur yang berhubungan dengannya.
c. Sebagai trundeser mekanik untuk kekuatan yang dibangktingkan dengan oleh kontraksi otot serabut.
d. Tempat masuk dan keluarnya pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf.
Otot rangka mendapat persarafan melalui saraf craniospinal. Masing-masing serabut cabang bercabang-cabang menuju ke serabut otot, dan cabang ini
mengadakan kontrak dengan serabut otot. Tempat kontak tersebut dinamakan lempeng akhir motoris. Satu serabut saraf dan beberapa serabut otot, dan cabang-cabang ini mengadakan kontak serabut otot. Tempat kontak tersebut dinamakan lempeng akhir motoris. Satu serabut sarafdan beberapa serabut otot membentuk suatu motor unit (Parangrai dan Adnan 2010, 60).
Otot polos terdiri atas sel-sel yang membentuk kumparan panjang (30°-200 µm) pada ujung penmapang melintang, setiap sel otot polos memilki sebuah inti yang terletak di tengah. Di dalam berkas otot polos, sel-sel fusiformosis saling menutupi. Berkas-berkas tersebut tersususn menjadi beberapa lapisan. Di dalam berkas tersebut sel-sel dibungkus oleh endomisium padat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen. Fasikulus dibungkus oleh jaringan penyambung yang disebut perimisium, dan berkas otot polos dibungkus oleh epimisium yang memisahkan berkas otot yang lebih besar (Parangrai dan Adnan 2010, 68).
Sel otot polos terbesar di dalam jaringan penyambung pada organ tertentu misalnya prostat, dan fesilkula seminalis. Mereka dapat berkelompok untuk membentuk berkas otot yang kecil misalnya untuk membentuk berkas otot yang kecil misalnya muskulus erector pili di dalam kulit atau menjadi jaringan yang menonjol dari suatu organ misalnya uterus (Parangrai dan Adnan 2011, 68).
Otot polos memiliki panjang yang bervariasi. Terpendek dijumpai pada dinding pembuluh darah yaitu 20 µ dan terpanjang terdapat pada dinding uterus wanita yang sedang hamil. Yaitu berkisar 0,5 mm. Rata-rata panjang otot polos
antara 0,2 mm, dan lebarnya 5-7 mikron (Parangrai dan Adnan 2010, 68-69).
Di dalam sitoplasma (sarkolema) terdapat mitokondria, badan golgi dan retikulum endoplasma kasar yang berkembang dengan baik serta buti-butir glikogen. Di bawah membrane plasma (sarkoplasma) terdapat vesikula-vesikula yang tersusun berderet pada permukaan yang disebut kaveoli dan dianggap sebagai ganti system tubulus. Selain itu juga dianggap sebagai ganti tubulus, selain itu juga terdapat miofibril (Parangrai dan Adnan 2010, 69).
Miofibril pada otot polos homogeny dan tersususn menurut panjang otot polos. Panjang myofibril kurang lebih 1 µ. Di dalam miofibril terdapat struktur-struktur yang lebih halus yang dapat disebut miofilamen. Miofilamen tidak menunjukkan adanya garis isotop dan garis anisotropy seperti pada otot rangka. Di dalam sel otot polos, berkas-berkas miofilamen tersusun silang menyilang secara melintang membentuk suatu jalinan seperti kisi-kisi (Parangrai dan Adnan 2010, 69).
Miofilamen otot polos tidak mengandung system tubulus (tubulus T) sebab diameternya sangat kecil. Filamen tebal mengandung myosin dan filamen tipis mengandung aktin. Berbeda dengan filament tebal pada otot rangka yang memiliki satu daerah sentral yang kosong dengan kait (kepala miosin) pada kedua ujungnya. Sepanjang filamen tebal otot polos mempunyai kait-kait dengan daerah kosong pada kedua ujung filamen. Pada otot polos dapat dibedakan atas tiga jenis filamen, filament tebal, filament tipis, dan filamen intermediet (Parangrai dan Adnan 2010, 69).
Menurut Parangrai dan Adnan (2010, 70), otot polos terdiri atas dua jenis dengan fungsi yang berbeda, yaitu:
1. lapisan otot polos pada dinding saluran dan visera berongga yang mengalami kontraksi parsial secara terus-menerus atau berperan dalam kontraksi gelombang peristaltik. Otot polos ini disebut otot polos visceral.
2. Lapisan otot polos yang membentuk spinter yang mengadakan kontraksi berkekuatan tepat dan relative cepat. Otot polos ini disebut otot polos multi unit.
Sel otot jantung tidak bersatu menjadi sel sintisium seperti otot rangka, tetapi membentuk suatu hubungan kompleks di antara juluran-julurannya yang melebar. Kesan ini merupakan kesan apabila otot jantung diamati dengan mikroskop cahaya. Pengamatan dengan mikroskop electron menunjukkan bahwa serabut-serabut otot jantung berdiri sendiri. Tidak bercabang dan pada ujung serabut otot dihubungkan dengan serabut otot lainnya melalui pertautan sel. Celah-celah sempit yang terdapat di antara serabut-serabut otot mengandung endomisium yang membawa pembuluh darah dan pembuluh limfe ke dekat serabut otot (Tim Dosen UIN 2011, 63).
Serabut otot jantung dewasa menunjukkan suatu pola bergaris melintang, dimana setiap serabut otot mengandung inti satu dan dua yang terletak pada bagian tengah. Selain itu pada otot jantung terdapat garis-garis khusus yang disebut discus interkalaris yang merupakan hubungan atau pertemuan antar serabut otot yang dibentuk oleh membran sel pada ujungnya yang saling
berhubungan dengan erat dan saling berkaitan melalui kompleks tautan (junction compleks). Hubungan ini memperlihatkan garis-garis lurus menyerupai tangga. Kompleks ini terdiri atas zonula adheres, pengkhususan membran yang berfungsi sebagai tempat perlekatan untuk filamen aktin dan dari sarkomer terminal. Macula adherens (desmosom), mempersatukan otot jantung gap junction, terdapat discus interkalaris yang memungkinka komunikasi ionik di antara sel-sel yang berdekatan. Dengan demikian fungsi dari discus interkalaris adalah menyediakan tempat perlekatan yang kuat diantara sel-sel, meneruskan tarikan antara sel-sel, dan memungkinkan terjadi komunikasi listrik antar sel yang berdekatan (Umar 2011, 64).
Pada otot jantung terdapat keping A, I, H,Z dan diskus interkalaris. Selain itu terdapat suatu system yang disebut serabut-serabut purkinye. Serabut purkenye merupakan serabut-serabut biasa yang sudah termodifikasi. Perbedaan miofibrilnya sedikit dan tersusun periper antara miofibril-miofibril dan inti sisi oleh sarkoplasma (Umar 2011, 64).
Dalam sarkoplas sel otot jantung terdapat miofibril, mitokondria, badan golgi, reticulum endoplasma lipida dan gligonen. Mitokondria banyak dan besar terdapat diantara miofibril dengan kutub-kutub sel. Mitokondria yang banyak menunjukkan kebutuhan energi yang besar dan terus menerus. Mitokondria umum berjalan tegak lurus miofibril pada pita T. Retikulum sarkoplasma kurang berkembang baik, dan tidak memilki system terminal yang besar dan terutama terdiri atas sarkotubus yang sempit dan mempunyai hubungan erat dengan bagian miofibril (Umar 2011, 64).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat Dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah mikroskop binokuler.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah preparat buatan yang terdiri dari:
a. Striated teased muscle (otot lurik) 1 buah
b. Non striated teased ( otot polos) 1 buah
c. Cardiac muscle (otot jantung) 1 buah
B. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengamati secara seksama penampang melintang otot lurik. Memperhatikan keberadaan endomisium, inti, myofibril, keping A dan keping I.
2. Mengamati secara seksama penampang melintang otot polos. Memperhatikan keberadaan endomisium, inti dan otot polos.
3. Mengamati secara seksama penampang melintang otot jantung. Memperhatikan percabangan serabut otot, endomisium, diskus interkalaris dan inti.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Otot lurik
1. Otot lurik
3. Otot jantung
B. Pembahasan
Pembahasan hasil pengamatan pada percobaan ini adalah:
1. Otot lurik
Pada pengamatan kami pada otot lurik, ditemukan bahwa pada otot ini terdapat sarkomer, pita terang, endomisium, pita gelap, inti sel, dan miofibril. Sarkomer merupakan suatu bagian yang membatasi antara bagian dalam dan luar sel, pita terang adalah adalah suatu bagian pada jaringan otot yang dapat membiaskan cahaya, pita gelap sebagai bagian yang tidak dapat membiaskan cahaya, sedangkan inti sel merupakan sebagai pusat koordinasi segala aktifitas yang terjadi di dalam sel beserta miofibril yang berperan sebagai alat kontraksi yang tersusun atas protein aktin dan miosin. Otot lurik dikatakan sebagai otot rangka karena sebagian besar otot ini melekat pada rangka. Sifat kerja otot ini berada di bawah kemauan sadar , atau yang kita kenal dengan voluntary muscle tissue.
2. Otot polos
Pengamatan yang kami lakukan bahwa pada otot polos terdapat inti sel, dimana inti sel ini sebagai pusat pengendali atau koordinasi segala aktifitas yang terjadi di dalam sel. Pada otot polos juga terdapat sarkolema, miofibril, dan endomisium. Sarkolema merupakan suatu pembatas antara bagian dalam dan luar otot, miofibril sebagai bagian yang menjadi alat kontraksi bagi otot sedangkan endomisium merupakan suatu penghubung antara sel otot yang satu dengan yang lainnya. Sifat kerja dari otot polos ini adalah di bawah kesadaran yang dikenal dengan otot involuntry muscle tissue. Otot ini berbentuk silinder dengan struktur sel yang berupa kumparan halus.
3. Otot jantung
Pada otot jantung terdapat endomisium, inti sel, miofibril, percabangan, dan discus interkalaris. Endomisium merupakan suatu bagian penghubung antara jaringan yang satu dengan yang lainnya, inti sel sebagai pusat pengendali segala aktifitas yang terjadi di dalam sel, miofibril merupakan suatu bagian yang dapat menyebabkan otot berkontraksi yang berupa protein aktin dan miosin, percabangan merupakan bagian yang menghubungkan antara otot satu dan otot ayng lainnya sedangkan discus interkalaris keluar suatu bagian penghubung antara serabut otot. Sifat kerja dari otot jantung adalah di bawah kesadaran atau yang dikenal dengan voluntari muscle tissue. Otot ini berfungsi sebagai bagian otot yang menimbulkan tenaga yang sangat penting untuk memompa darah keluar ke jantung. Jaringan otot jantung sesuai dengan namanya hanya terletak di jantung dan reaksinya terhadap rangsangan lambat.
4. Perbedaan antara otot lurik, otot polos dan otot jantung
Untuk otot lurik berbentuk lempeng-lempeng, otot polos berbentuk silinder, sedangkan apabila ditinjau dari segi bentuknya otot jantung juga berbentuk lempeng sama seperti lurik namun yang membedakan pada otot jantung terdapat percabangan.
Ditinjau dari selnya, pada otot lurik inti selnya terdapat di pinggir, pada otot polos dan otot jantung inti selnya berada ditengah. Yang menyebabkan perbedaan letak inti yaitu karena di antara ke tiga otot hanya otot luriklah yang melakukan pergerakan itu sebabnya otot ini dikatakkan sebagai otot rangka.
Ditinjua dari cara kerjanya otot lurik bekerja atas kemauan sadar, sedangkan otot polos dan otot jantung bekerja bukan berdasarkan kemauan sadar.
Apabila ditinjau tehadap reaksinya terhadap rangsang pada otot polos reaksinya lambat, dan otot jantung reaksinya terhadap rangsangan lambat, sedangkan pada otot lurik reaksinya terhadap cepat.
Ditinjau dari segi letaknya pada otot lurik, sesuai dengan namanya otot rangka maka jelaslah bahwa otot ini terletak pada rangka, otot polos berada pada bagian dalam organ tubuh seperti lambung, usus, maupun pembuluh darah, sedangkan otot jantung terletak khusus pada jantung saja.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini bahwa jaringan otot merupakan jaringan suatu jaringan yang terdapat di dalam tubuh yang yang berperan atau bertanggungjawab dalam pergerakan tubuh. Jaringan otot dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu jaringan, jaringan otot lurik, jaringan otot polos dan jaringan otot jantung.
B. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Praktikan harus berhati-hati dalam menggunkan alat dan bahan.
2. Asisten harus memperhatikan praktikannya agar berkonsentrasi dalam melakukan praktikum.
3. Harusnya di dalam laboratorium terdapat AC, agar dalam peserta dapat berkonsentari dalam melakukan percobaan kerana tidak merasakan panas.
DAFTAR REFERNSI
Tim Dosen UIN. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. 2011. Makassar: UIN
Press.
Tim Dosen UNHAS, Biologi Umum. 2004. Makassar: UNHAS.
Parangrai, Halifah dan Adnan. UNM. Struktur Hewan. 2010. Makassar: UNM.
Umar, Zulkarnaim, 2011. Struktur Hewan. Makassar: UIN Press.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar