BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah SWT, adalah pencipta alam semesta beserta isinya, baik yang berupa benda padat, benda mati hingga menciptakan makhluk hidup. Makhluk hidup adalah ciptaan Allah yang diciptakan sedemikian rupa. Sesuatu dapat dikatakan sebagai makhluk hidup apabila sesuatu tersebut dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Mengalami pertumbuhan dikatakan bahwa makhluk tersebut tumbuh dari kecil semenjak masa embrio, janin, hingga menjadi bayi, dimana bayi tersebut akan berkembang menjadi anak sampai menjadi dewasa hingga tua. Makhluk hidup dapat dikatakan sebagai makluk yang mengalami perkembangan apabila makhluk tersebut berkembang dari kecil menjadi besar.
Kita telah ketahui bahwa makhluk hidup dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangannya, dimana dalam pertumbuhan dan perkembangannya makhluk hidup mengalami pergerakan. Dalam hal ini makhluk hidup dapat bergerak karena terdapat jaringan penyusun tubuh makhluk hidup, jaringan ini dikenal dengan jaringan otot.
Jaringan otot dapat dibedakan menjadi jaringan otot polos, jaringan otot jantung, dan jaringan otot lurik yang biasa disebut sebagai otot rangka rangka.
Hal inilah yang melatarbelakangi kami untuk melakukan percobaan ini agar kami mampu mengetahui jenis-jenis jaringan penyusun tubuh makhluk hidup berupa jaringan otot beserta bagian-bagian yang terdapat pada jaringan otot baik itu otot polos, otot lurik atau rangka beserta otot jantung.
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dalam praktikum ini adalah dapat mengamati struktur histologi jaringan otot yang meliputi otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
B. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Sabtu/14 Mei 2011
Pukul : 12.30-14.30 Wita
Tempat : Laboratorium Pendidikan Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
UIN Alauddin Makassar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Jaringan otot bertanggung jawab untuk gerakan tubuh. Ia terdiri atas suatu sel otot pipih yang ditandai dengan adanya sejumlah besar filamen sitoplasmik yang kontraktil. Sel otot berasal dari lapisan mesoderm, dan diferensiasi mereka terutama terjadi dengan proses pemanjangan secara berangsur angsur, dan pada saat brsamaan terjadi diferensiasi protein yaitu aktin dan miosin
(Tim Dosen UIN 2011, 12).
Serabut otot memiliki elemen kontraktil yang disebut miofibril. Adanya myofibril menyebabkan serabut otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi. Ada tiga jenis jaringan otot yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Pada penampang melintang otot lurik, tampak tersusun seperti pita-pita yang sejajar, inti banyak dan terletak pada bagian perifer atau tepi dibawah sarkolema (membrane plasma). Myofibril otot lurik mengandung keping gelap dan terang bergantian yang tampak sebagai garis-garis gelap dan terang. Di antara serabut otot terdapat jaringan ikat longgar yang disebut endomisium
(Tim Dosen UIN 2011, 12).
Pada otot polos, inti lonjong dan terletak ditengah. Miofibrilnaya homogeny sehingga tidah tampak adanya keping gelap dan terang. Berbeda dengan otot lurik, pada bagian otot jantung. Sel-selnya panjang, bercabang dan bergabung satu sama lainna dengan perantaraan cabang-cabangnya. Inti lonjong dan terletak di tengah. Otot jantung memiliki garis-garis melintang, namun tidak
sejelas dengan dengan otot lurik. Pada tempat tertentu terdapat keping-keping interkalar (diskus interkalar). Diantara serabut-serabut otot terdapat endomisium (Tim Dosen UIN 2011, 12).
Jaringan otot bertanggungjawab untuk pergerakan tubuh, terdiri atas sel-sel otot yang terspesialisasi untuk melaksanakan kontraksi dan berkonduksi (menhantarkan impuls) Di dala sitoplasma ditandai dengan adanya sejumlah besar elemen kontraktil tang disebut myofibril yang berjalan menurut panjang serabut otot, miofibril terdiri atas lempeng-lempeng terang dan gelap secara bergantian. Semua segmen gelap letaknya besesuaian, demikian pula dengan segmen terangnya. Miofibril tersusun atas protein-protein kontraktil yaitu aktin dan miosin (Parangrai dan Adnan 2010, 58).
Pada dasarnya jaringan otot terdiri atas sel-sel otot yang sering disebut serabut-serabut otot. Jaringan otot pada dasarnya juga mengandung jaringan ikat yang biasanya menyelubungi otot (Parangrai dan Adnan 2010, 58).
Jaringan otot dibagi menjadi tiga macam yaitu otot skelet, otot polos, dan otot jantung. Otot skelet terlihat beralur dan beberapa sel terkemas menjadi satu. Otot ini bekerja di pengaruhi oleh kehendak misalnya bisep. Otot polos berbeda dengan otot otot skelet tidak dipengaruhi kehendak, misalnay otot otot-otot yang terdapat pada organ dalam tubuh. Otot ini terlihat terpisah-pisah dan ujung-ujungnya pipih. Otot jantung s ling berhunbungan, sehingga bila salah satunya menerima sinyal untuk berkontraksi semua sel akan terstimulasi (Tim Dosen UNHAS 2003, 29).
Menurut Parangrai dan Adnan (2010, 58-59), berdasarkan sifat morfologis dan fungsionalnya, otot dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:
1. otot polos, terdiri atas kumparan sel-sel fusiformis dengan inti tunggal
2. otot rangka yaitu otot-otot yang terdiri atas berkas-berkas sel silindris yang sangat panjang dan berinti banyak serta memperlihatkan adanya garis-garis melintang.
3. Otot jantung, terdiri atas sel-sel individual yang panjang atau cabang -cabang yang berjalan sejajar dengan yang lain. Pada tempat perhubungan ujun ke ujung, terdapat diskus interkalaris.
Pada otot polos, proses kontraksi berlangsung lambat dan tidak di bawah pengendalian kemauan sadar sedangkan otot jantung (tidak termasuk miofibril) disebut sarkoplasma. Membrane sel disebut sarkolemma, reticulum endoplasma halus disebut reticulum sarkoplasmik dan mitokondria disebut sarkosom
(Parangrai dan Adnan 2010, 59).
Otot rangka disebut juga otot skelet (skeletal muscle tissue). Otot lurik (striated muscle tissue) atau otot yang kerjanya di bawah kemauan sadar (voluntary muscle tissue). Otot rangka terdiri atas berkas-berkas sel silindrik sangat panjang (sampai 4 cm) dan berkisar 10-100 µm. inti yang banayak ini disebabkan oleh fusi mioblas (muscle stem cell) yang berinti tunggal. Inti terletak pada bagian perifer, di bawah membrane sel (Parangrai dan Adnan 2010, 59).
Massa serabut otot rangka tersusun dalam berkas-berkas teratur yang dikelilingi oleh suatu ruang eksternal jaringan. Penyambung padat yang disebut epimisium. Dari epimisium terbentuk septum tipis jaringan penyambung yang berjalan ke dalam dan mengelilingi berkas-berkas serabut di dalam satu otot. Septum tersebut dinamakan perimisium. Berkas srabut yang dibungkus oleh perimisium disebut fasikulus. Setiap serabut otot dikelilingi oleh suatu jaringan penyambung longgar. Endomisium, perimisium dan episium merupakan jaringan penyambu g sejati yang mengandung campuran serabut kolagen, serabut elastic, fibroblas dan pembuluh darah (Parangrai dan Adnan 2010, 59).
Menurut Parangrai dan Adnan (2010, 60), peranan jaringan penyambung pada otot rangka adalah:
a. Mempersatukan serabut-serabut otot dan memungkinkan sejumlah gerakan bebas diantaranya.
b. Merekatkan jaringan-jaringan otot ke struktur-struktur yang berhubungan dengannya.
c. Sebagai trundeser mekanik untuk kekuatan yang dibangktingkan dengan oleh kontraksi otot serabut.
d. Tempat masuk dan keluarnya pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf.
Otot rangka mendapat persarafan melalui saraf craniospinal. Masing-masing serabut cabang bercabang-cabang menuju ke serabut otot, dan cabang ini
mengadakan kontrak dengan serabut otot. Tempat kontak tersebut dinamakan lempeng akhir motoris. Satu serabut saraf dan beberapa serabut otot, dan cabang-cabang ini mengadakan kontak serabut otot. Tempat kontak tersebut dinamakan lempeng akhir motoris. Satu serabut sarafdan beberapa serabut otot membentuk suatu motor unit (Parangrai dan Adnan 2010, 60).
Otot polos terdiri atas sel-sel yang membentuk kumparan panjang (30°-200 µm) pada ujung penmapang melintang, setiap sel otot polos memilki sebuah inti yang terletak di tengah. Di dalam berkas otot polos, sel-sel fusiformosis saling menutupi. Berkas-berkas tersebut tersususn menjadi beberapa lapisan. Di dalam berkas tersebut sel-sel dibungkus oleh endomisium padat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen. Fasikulus dibungkus oleh jaringan penyambung yang disebut perimisium, dan berkas otot polos dibungkus oleh epimisium yang memisahkan berkas otot yang lebih besar (Parangrai dan Adnan 2010, 68).
Sel otot polos terbesar di dalam jaringan penyambung pada organ tertentu misalnya prostat, dan fesilkula seminalis. Mereka dapat berkelompok untuk membentuk berkas otot yang kecil misalnya untuk membentuk berkas otot yang kecil misalnya muskulus erector pili di dalam kulit atau menjadi jaringan yang menonjol dari suatu organ misalnya uterus (Parangrai dan Adnan 2011, 68).
Otot polos memiliki panjang yang bervariasi. Terpendek dijumpai pada dinding pembuluh darah yaitu 20 µ dan terpanjang terdapat pada dinding uterus wanita yang sedang hamil. Yaitu berkisar 0,5 mm. Rata-rata panjang otot polos
antara 0,2 mm, dan lebarnya 5-7 mikron (Parangrai dan Adnan 2010, 68-69).
Di dalam sitoplasma (sarkolema) terdapat mitokondria, badan golgi dan retikulum endoplasma kasar yang berkembang dengan baik serta buti-butir glikogen. Di bawah membrane plasma (sarkoplasma) terdapat vesikula-vesikula yang tersusun berderet pada permukaan yang disebut kaveoli dan dianggap sebagai ganti system tubulus. Selain itu juga dianggap sebagai ganti tubulus, selain itu juga terdapat miofibril (Parangrai dan Adnan 2010, 69).
Miofibril pada otot polos homogeny dan tersususn menurut panjang otot polos. Panjang myofibril kurang lebih 1 µ. Di dalam miofibril terdapat struktur-struktur yang lebih halus yang dapat disebut miofilamen. Miofilamen tidak menunjukkan adanya garis isotop dan garis anisotropy seperti pada otot rangka. Di dalam sel otot polos, berkas-berkas miofilamen tersusun silang menyilang secara melintang membentuk suatu jalinan seperti kisi-kisi (Parangrai dan Adnan 2010, 69).
Miofilamen otot polos tidak mengandung system tubulus (tubulus T) sebab diameternya sangat kecil. Filamen tebal mengandung myosin dan filamen tipis mengandung aktin. Berbeda dengan filament tebal pada otot rangka yang memiliki satu daerah sentral yang kosong dengan kait (kepala miosin) pada kedua ujungnya. Sepanjang filamen tebal otot polos mempunyai kait-kait dengan daerah kosong pada kedua ujung filamen. Pada otot polos dapat dibedakan atas tiga jenis filamen, filament tebal, filament tipis, dan filamen intermediet (Parangrai dan Adnan 2010, 69).
Menurut Parangrai dan Adnan (2010, 70), otot polos terdiri atas dua jenis dengan fungsi yang berbeda, yaitu:
1. lapisan otot polos pada dinding saluran dan visera berongga yang mengalami kontraksi parsial secara terus-menerus atau berperan dalam kontraksi gelombang peristaltik. Otot polos ini disebut otot polos visceral.
2. Lapisan otot polos yang membentuk spinter yang mengadakan kontraksi berkekuatan tepat dan relative cepat. Otot polos ini disebut otot polos multi unit.
Sel otot jantung tidak bersatu menjadi sel sintisium seperti otot rangka, tetapi membentuk suatu hubungan kompleks di antara juluran-julurannya yang melebar. Kesan ini merupakan kesan apabila otot jantung diamati dengan mikroskop cahaya. Pengamatan dengan mikroskop electron menunjukkan bahwa serabut-serabut otot jantung berdiri sendiri. Tidak bercabang dan pada ujung serabut otot dihubungkan dengan serabut otot lainnya melalui pertautan sel. Celah-celah sempit yang terdapat di antara serabut-serabut otot mengandung endomisium yang membawa pembuluh darah dan pembuluh limfe ke dekat serabut otot (Tim Dosen UIN 2011, 63).
Serabut otot jantung dewasa menunjukkan suatu pola bergaris melintang, dimana setiap serabut otot mengandung inti satu dan dua yang terletak pada bagian tengah. Selain itu pada otot jantung terdapat garis-garis khusus yang disebut discus interkalaris yang merupakan hubungan atau pertemuan antar serabut otot yang dibentuk oleh membran sel pada ujungnya yang saling
berhubungan dengan erat dan saling berkaitan melalui kompleks tautan (junction compleks). Hubungan ini memperlihatkan garis-garis lurus menyerupai tangga. Kompleks ini terdiri atas zonula adheres, pengkhususan membran yang berfungsi sebagai tempat perlekatan untuk filamen aktin dan dari sarkomer terminal. Macula adherens (desmosom), mempersatukan otot jantung gap junction, terdapat discus interkalaris yang memungkinka komunikasi ionik di antara sel-sel yang berdekatan. Dengan demikian fungsi dari discus interkalaris adalah menyediakan tempat perlekatan yang kuat diantara sel-sel, meneruskan tarikan antara sel-sel, dan memungkinkan terjadi komunikasi listrik antar sel yang berdekatan (Umar 2011, 64).
Pada otot jantung terdapat keping A, I, H,Z dan diskus interkalaris. Selain itu terdapat suatu system yang disebut serabut-serabut purkinye. Serabut purkenye merupakan serabut-serabut biasa yang sudah termodifikasi. Perbedaan miofibrilnya sedikit dan tersusun periper antara miofibril-miofibril dan inti sisi oleh sarkoplasma (Umar 2011, 64).
Dalam sarkoplas sel otot jantung terdapat miofibril, mitokondria, badan golgi, reticulum endoplasma lipida dan gligonen. Mitokondria banyak dan besar terdapat diantara miofibril dengan kutub-kutub sel. Mitokondria yang banyak menunjukkan kebutuhan energi yang besar dan terus menerus. Mitokondria umum berjalan tegak lurus miofibril pada pita T. Retikulum sarkoplasma kurang berkembang baik, dan tidak memilki system terminal yang besar dan terutama terdiri atas sarkotubus yang sempit dan mempunyai hubungan erat dengan bagian miofibril (Umar 2011, 64).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat Dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah mikroskop binokuler.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah preparat buatan yang terdiri dari:
a. Striated teased muscle (otot lurik) 1 buah
b. Non striated teased ( otot polos) 1 buah
c. Cardiac muscle (otot jantung) 1 buah
B. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengamati secara seksama penampang melintang otot lurik. Memperhatikan keberadaan endomisium, inti, myofibril, keping A dan keping I.
2. Mengamati secara seksama penampang melintang otot polos. Memperhatikan keberadaan endomisium, inti dan otot polos.
3. Mengamati secara seksama penampang melintang otot jantung. Memperhatikan percabangan serabut otot, endomisium, diskus interkalaris dan inti.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Otot lurik
1. Otot lurik
3. Otot jantung
B. Pembahasan
Pembahasan hasil pengamatan pada percobaan ini adalah:
1. Otot lurik
Pada pengamatan kami pada otot lurik, ditemukan bahwa pada otot ini terdapat sarkomer, pita terang, endomisium, pita gelap, inti sel, dan miofibril. Sarkomer merupakan suatu bagian yang membatasi antara bagian dalam dan luar sel, pita terang adalah adalah suatu bagian pada jaringan otot yang dapat membiaskan cahaya, pita gelap sebagai bagian yang tidak dapat membiaskan cahaya, sedangkan inti sel merupakan sebagai pusat koordinasi segala aktifitas yang terjadi di dalam sel beserta miofibril yang berperan sebagai alat kontraksi yang tersusun atas protein aktin dan miosin. Otot lurik dikatakan sebagai otot rangka karena sebagian besar otot ini melekat pada rangka. Sifat kerja otot ini berada di bawah kemauan sadar , atau yang kita kenal dengan voluntary muscle tissue.
2. Otot polos
Pengamatan yang kami lakukan bahwa pada otot polos terdapat inti sel, dimana inti sel ini sebagai pusat pengendali atau koordinasi segala aktifitas yang terjadi di dalam sel. Pada otot polos juga terdapat sarkolema, miofibril, dan endomisium. Sarkolema merupakan suatu pembatas antara bagian dalam dan luar otot, miofibril sebagai bagian yang menjadi alat kontraksi bagi otot sedangkan endomisium merupakan suatu penghubung antara sel otot yang satu dengan yang lainnya. Sifat kerja dari otot polos ini adalah di bawah kesadaran yang dikenal dengan otot involuntry muscle tissue. Otot ini berbentuk silinder dengan struktur sel yang berupa kumparan halus.
3. Otot jantung
Pada otot jantung terdapat endomisium, inti sel, miofibril, percabangan, dan discus interkalaris. Endomisium merupakan suatu bagian penghubung antara jaringan yang satu dengan yang lainnya, inti sel sebagai pusat pengendali segala aktifitas yang terjadi di dalam sel, miofibril merupakan suatu bagian yang dapat menyebabkan otot berkontraksi yang berupa protein aktin dan miosin, percabangan merupakan bagian yang menghubungkan antara otot satu dan otot ayng lainnya sedangkan discus interkalaris keluar suatu bagian penghubung antara serabut otot. Sifat kerja dari otot jantung adalah di bawah kesadaran atau yang dikenal dengan voluntari muscle tissue. Otot ini berfungsi sebagai bagian otot yang menimbulkan tenaga yang sangat penting untuk memompa darah keluar ke jantung. Jaringan otot jantung sesuai dengan namanya hanya terletak di jantung dan reaksinya terhadap rangsangan lambat.
4. Perbedaan antara otot lurik, otot polos dan otot jantung
Untuk otot lurik berbentuk lempeng-lempeng, otot polos berbentuk silinder, sedangkan apabila ditinjau dari segi bentuknya otot jantung juga berbentuk lempeng sama seperti lurik namun yang membedakan pada otot jantung terdapat percabangan.
Ditinjau dari selnya, pada otot lurik inti selnya terdapat di pinggir, pada otot polos dan otot jantung inti selnya berada ditengah. Yang menyebabkan perbedaan letak inti yaitu karena di antara ke tiga otot hanya otot luriklah yang melakukan pergerakan itu sebabnya otot ini dikatakkan sebagai otot rangka.
Ditinjua dari cara kerjanya otot lurik bekerja atas kemauan sadar, sedangkan otot polos dan otot jantung bekerja bukan berdasarkan kemauan sadar.
Apabila ditinjau tehadap reaksinya terhadap rangsang pada otot polos reaksinya lambat, dan otot jantung reaksinya terhadap rangsangan lambat, sedangkan pada otot lurik reaksinya terhadap cepat.
Ditinjau dari segi letaknya pada otot lurik, sesuai dengan namanya otot rangka maka jelaslah bahwa otot ini terletak pada rangka, otot polos berada pada bagian dalam organ tubuh seperti lambung, usus, maupun pembuluh darah, sedangkan otot jantung terletak khusus pada jantung saja.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini bahwa jaringan otot merupakan jaringan suatu jaringan yang terdapat di dalam tubuh yang yang berperan atau bertanggungjawab dalam pergerakan tubuh. Jaringan otot dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu jaringan, jaringan otot lurik, jaringan otot polos dan jaringan otot jantung.
B. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Praktikan harus berhati-hati dalam menggunkan alat dan bahan.
2. Asisten harus memperhatikan praktikannya agar berkonsentrasi dalam melakukan praktikum.
3. Harusnya di dalam laboratorium terdapat AC, agar dalam peserta dapat berkonsentari dalam melakukan percobaan kerana tidak merasakan panas.
DAFTAR REFERNSI
Tim Dosen UIN. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. 2011. Makassar: UIN
Press.
Tim Dosen UNHAS, Biologi Umum. 2004. Makassar: UNHAS.
Parangrai, Halifah dan Adnan. UNM. Struktur Hewan. 2010. Makassar: UNM.
Umar, Zulkarnaim, 2011. Struktur Hewan. Makassar: UIN Press.
-
Selamat Datang
Ini adalah blog pribadi saya untuk mengembangkan keilmuan Biologi
-
Apa itu Biologi?
Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan biotik dan abiotik
-
UIN Makassar
Saya kuliah di UIN Makassar jurusan S1 Biologi.
-
Biologipedia
Biologipedia adalah salahsatu komunitas biologi online terbesar di Indonesia
-
Hobi saya
Hobi saya adalah belajar, melakukan penelitan dan berselancar di dunia maya mencari informasi biologi
laporan Pengenalan alat-alat laboratorium
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja dalam melakukan proses penelitian.selain itu juga pengenalan alat praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut.Alat-alat praktikum sangat di butuhkan dalam proses penilitian atau pun prktikum terutama dalam proses praktikum kimia.ada banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan atau pun proses penilitian tentu tentu alat-alat ini sangat di butuhkan sekali.alat-alat laboratorium juga dapat berbahasa jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya.maka diperlykannya pengenalan alat-alat laboratorium agar penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar,sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit mungkin.hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang aik dan benar.data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang.
Dalam praktikum pengenalan alat-alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikrobia yang tidak diinginkan (soetarto, dkk). Jadi Alat-alat sterilisasi adalah alat yang digunakan untuk membebaskan suatu bahan atau alat lain dari mikrobia yang tidak diinginkan.Pada umumnya kegiatan praktek laboratium diarahkan pada upaya supaya mahasiswa dituntut untuk menguji, memverifikasi atau membuktikan hukum atau prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh dosen,asisten dosen atau buku teks. Ada juga percobaan yang dirancang oleh dosen atau asisten dosen adalah mahasiswa disuruh melakukan percobaan dengan prosedur yang sudah terstruktur yang membawa mahasiswa kepada prinsip atau hukum yang tidak diketahui sebelumnya dari data empiris yang mereka kumpulkan hasil dari percobaan tersebut. Namun terdapat berbagai kelemahan dasar dari cara seperti ini, secara logis prinsip ilmiah dan hukum alam tidak dapat dibuktikan secara langsung; prinsip ilmiah dan hukum alam juga tidak dapat diuji hanya dengan jumlah percobaan yang terbatas yang dilakukan oleh mahasiswa. Keterbatasan alat yang digunakan, keterampilan yang dipunyai, waktu yang singkat dan kompleksitas generalisasi, merupakan keterbatasan percobaan mahasiswa yang menunjukkan hal yang hebat kalau mahasiswa bisa menghasilkan prinsip teoritis yang penting dari sekumpulan data mentah hasil percobaan.maka bimbingan dari dosen dan asisten dosen sangat di butuhkan dalam proses penelitian.
Banyak sekali alat-alat praktikum yang harus kita kenal dan kita ketahui agar dalam proses penelitian dan praktikum berjalan lancar tanpa ada masalah.pengenalan alat ini juga akan menambah wawasan dan pengetahuan bagaimana cara kerja alat tersebut besert fungsinya.tentu dari sini kita bisa belajar bagaman penggunaannya agar dalam penelitian kita nanti mendapatkan hasil yang akurat dan dapat dipercaya.hasil penelitan tergantung dari proses penelitian,jika penelitian baik dan penggunaan alatnya benar tentu hasil pengamatan kita baik pula.alat-alat laboratorium juga tidak bisa digunakan jika tidak sesuai dengan fungsinya maka dari itu kita harus teliti dan mebutuhkan pengetahuan bagaimana mengunakan alat tersebut.alat-alat laboratorium juga banyak yang berbahaya seperti alat yang harus seteril maka sebelum menggunakan alat tersebut kita harus mensterilkan tangan kita.jika tidak hal itu bisa mengganggu proses suatu penelitian dan tentunya akan berdampak pada hasil penelitian tersebut.perhatian terhadap penggunaan alat laboratorium harus di perhatikan guna keselamatan dan keberhasilan kerja atau penelitian.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengetahui alat-alat dan bahan laboratorium beserta fungsinya.
2. Bagaimana cara menggunakan alat dan bahan laboratorium dengan baik.
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui alat-alat dan bahan laboratorium beserta fungsinya.
2. Untuk mengetahui tata cara pengunaan alat dan bahan laboratorium.
D. Manfaat
Manfaat setelah melakukan praktikum ini yaitu:
1. Kita dapat mengetahui alat dan bahan laboratorium beserta fungsinya.
2. Kita dapat mengetahui tata cara penggunaan alat laboratorium.
E. Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat di laksanakannya praktikum ini yaitu pada:
Hari/tanggal : Minggu/ 3 & 10 April 2011
Pukul : 08.00 – 11.00
Tempat : Laboratorium Pendidikan Biologi Gedung T lantai 1 Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar
BAB IV
PEMBAHASAN
Adapun pembahasan dari percobaan ini adalah:
1. Penggunaan alat laboratorium
a. Mengenal Bahan
Dalam laboratorium terdapat macam-macam alat yang digunakan diantaranya yaitu gelas kimia yang digunakan untuk mencampurkan cairan., tabung reaksi untuk melakukan reaksi kimia dan menyimpan senyawa kimia, labu enlemeyer digunakan untuk mencampurkan reaksi kimia namun tidak terlalu memerlukan ketelitian, termometer digunaka untuk mengukur suhu suatu cairan atau ruang incubator, gelas ukur digunakan untuk mengukur suatu campuran dengan memerlukan ketelitian, plat tetes digunaka untuk menguji bahan dengan pereaksi, penjepi tabung digunakan untuk menjepit tabung reaksi, pipet tetes digunakan untuk memindahkan cairan dengan skala tertentu. Alat-alat tersebut digunakan dalam laboratorium dan sering digunakan dalam melakukan suatu praktikum.
b. Menuangkan bahan
Peralatan dasar juga dapat digunakan alat untuk menuang kan bahan kimia dari satu wadah ke wadah lainnya. Bahan kimia dapat berupa padatan atau cair. Proses penuangan bahan kimia merupakan kegiatan yang sering dilakukan dan memerlukan kecermatan dan ketelitian tersendiri.alat yang digunakan dalam menuang vairan adalah gelas kimia, botol kimia, tabung reaksi, dan labu enlemeyer. Alat-alat itu berfungsi untuk mencampurkan bahan larutan dan biasanya digunkan untuk menuangkan atau memindahkan larutan dari wadah satu ke wadah yang lain.
c. Menimbang
Menimbang merupakan proses yang dilakukan untuk mengetahui berat suatu benda. Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi timbangan kasar, sedang dan halus. Timbangan kasar yaitu dengan ketelitian kurang atau sama dengan 0,1 g, timbangan sedang dengan ketelitian antara 0,01 g – 0,001 g dan timbangan halus dengan ketelitian lebih besar atau sama dengan 0,0001 g. berikut adalah beberapa jenis timbangan tersebut. Alat-alat yang digunakan dalam menimbang adalah neraca. Neraca digunakan untuk menimbang bahan dengan ketelitian alat sedang (0.01-0.001 gram). Neraca ini terbagi lagi dengan beberapa macam yaitu neraca sortarius, neraca dengan ketelitian sedang dan neraca kasar.
d. Mengukur volume bahan cair
Mengukur merupakan membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang yang lain yang sejenis. Dalam laboratorium kita mengenal yaitu mengukur volume suatu bahan cair. Volume zat cair dapat diukur dengan menggunakan gelas ukur. Caranya adalah dengan memasukkan zat cair ke dalam gelas ukur yang kosong, kemudian baca posisi permukaan zat cair. Cara ini termasuk pengukuran secara langsung. Pembacaan volu Fungsi lain dari peralatan dasar adalah untuk mengukur volume. Volume zat cair dapat diukur dengan menggunakan gelas atau pipet ukur.
e. Menyaring
Menyaring merupakan proses memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang dengan memisahkan partikel-partikel kasar pada cairan. Alat yang digunakan dalam menyaring adalah kertas saring.
f. Memanaskan
Memanaskan merupaka suatu proses yang dilakukan untuk mematangkan suatu cairan atau bahan yang akan di praktekkan. Alat yang digunakan dalam pemanasan adalah pembakar Gas. Namun alat yang digunakan dalam memanaskan suatu caira adalah labu enlemeyer, tabung reaksi dan gelas kimia.
g. Mensterilkan
Yang dimaksud sterilisasi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu tempat atau wadah atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptic, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau sterilisator uap yang mudah diangkat (portable) dengan menggunkan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121 oC selama 15 menit. Sterilisasi dapat dilakukan dengan penyaringan dan pembakaran.
h. Mikroskop
1. Bagian-bagian mikroskop
Mikroskop merupkan alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang tak kasat mata seperti sel. alat-alat ini pun mempunyai bagian-bagian sesuai dengan fungsinya masing-masing yaitu lensa okuler lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif,lensa objektif lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Tabung mikroskop tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler. Makrometer makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat. mikrometer, pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer. revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya. Reflektor berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat, diafragma , berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masu, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan. Meja mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati. Penjepit kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser. Lengan mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.Kaki mikroskop berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop. Pengatur sudut, untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
2. Macam Mikroskop
Mikroskop yang ada sekarang bermacam-macam tergantung kita apa yang akan digunakans esuai kebutuhan kita. Namun mikroskop yang sering digunakan dalam laboratorium adalah mikroskop binokuler dan mikroskop monokuler. Mikroskop monokuler adalah mikroskop yang hanya memiliki satu lensa okuler saja sedangkan mikroskop binokuler adalah mikroskop yang memiliki dua lensa okuler. Namun masih banyak mikroskop lainnya diantaranya adalah mikroskop stereo, mikroskop medan gelap, mikroskop fase kontras, dan sebagainya.
3. Penggunaan Mikroskop
Mikroskop digunakan untuk mengamati dan mempelajari objek (preparat/spesimen) yang ukurannya sangat kecil. Adapun cara penggunaan mikroskop yaitu meletakkan mikroskop pada meja sedemikian rupa agar kamu lebih mudah melakukan pengamatan melalui tabung mikroskop. Pastikan mikroskop terletak pada tempat yang aman, atur pencahayaan dan peralatan yang telah siap dipakai, kemudian lakukan pengaturan pencahayaan. Objek pengamatan (preparat) dapat diamati di mikroskop dengan jelas apabila cahaya yang masuk cukup memadai. Mikroskop ada yang sudah dilengkapi sumber cahaya berupa lampu sehingga untuk mengatur pencahayaan tinggal menghidupkan lampunya saja.
4. Pemeliharaan Mikroskop
Mikroskop merupakan peralatan biologi yang perlu dirawat dengan baik. Caramembawa mikroskop dengan baik adalah pegang tangkainya dengan tangan
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
A. Alat
1. Gelas kimia 1 buah
2. Labu erlenmeyer 1 buah
3. Pelat tetes 1 buah
4. Gelas ukur 1 buah
5. Corong 1 buah
6. Kaki tiga 1 buah
7. Statif dengan batang statif 1 buah
8. Sikat tabung 1 buah
9. Cawan petri 1 buah
10. Rak tabung reaksi 1 buah
11. Gegep 1 buah
12. Pengaduk 1 buah
13. Pipet tetes 1 buah
14. Lumpang dan alu 1 buah
15. Lup 1 buah
16. Tabung durham 1 buah
17. Gelas arloji 1 buah
18. Gunting bedah 1 buah
19. Kasa 1 buah
20. Termometer badan 1 buah
21. Lancest 1 buah
22. Palu refleks 1 buah
23. Botol semprot 1 buah
24. Botol kimia 1 buah
25. Pinset bedah 1 buah
26. Urinometer 1 buah
27. Respirometer 1 buah
28. Pisau bedah 1 buah
29. Botol spirtus 1 buah
30. Tabung reaksi 1 buah
B. Bahan
Adapun bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Air secukupnya
2. darah secukupnya
C. Cara kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Menggambar alat-alat yang telah di presentasikan
3. Memberikan deskripsi tentang alat-alat yang ada
4. Menggunakan alat-alat laboratorium secara sederhana setelah mengetahui fungsinya masing-masing.
D. Operasional Alat
1. Gelas kimia
1. Mulut Gelas
1 2.Badan gelas
3. Penunjuk skala
2
3
Deskripsi Alat:
Bentuk rendah, dengan bibir tuang dan berskala dua atau tiga. Berfungsi untuk menyimpan atau menyampur senyawa kimia, dan unit skala tidak terlalu teliti tetapi cukup memadai untuk penggunaan yang tidak memerlukan ketelitian tinggi.
31. Waterbath
Oprasional Alat:
Alat ini berfungsi untuk menghomogenkan larutan. Cara menggunaakan alat ini yaitu:
1. Mesin dihidupkan
2. Penutup waterbath dibuka
3. tempat larutan (labu enlemeyer atau gelas kimia) dimasukkan kedalam tempat khusus yang ada di dalam waterbath.
4. Kemudian tombol power di pencet dan mengatur suhu, waktu dan kecepatan
5. Tunggu sampai larutan tersebut homogen.
32. Incubator
Oprasional Alat:
Alat ini berfungsi untuk mensterilkan suhu yang ada. Cara penggunaannya yaitu:
1. Membungkus medium dengan kertas
2. Memasukkan medium ke dalam cawan petri
3. Memasukkan semua medium ke dalam incubator yang sudah di masukkan ke dalam cawan petri dan terbungkus kertas selama 24 jam dengan suhu konstan sesuai dengan yang di inginkan.
33. Oven
Alat ini berfungsi untuk mematangkan atau membuat masak suatu bahan. Alat ini biasa di gunakan untuk mensterilisasi alat-alat yang tahan terhadap panas tinggi misalnya cawan petri, tabung reaksi, labu erlenmeyer, dan lain-lain. Cara penggunaannya yaitu:
1. Mencolok kabel oven pada listrik (menghidupkan alat)
2. Membungkus alat yang ingin di sterilkan dengan kertas
3. Memasukkan alat yang telah di bungkus ke dalam oven
4. Menutup oven
5. Mengaktifkan tombol power dan mengatur suhu yang diinginkan
34. Magntik stirer
Operasional alat
Alat ini berfungsi untuk menghomogenkan dan memanaskan suatu larutan. Cara penggunaannya yaitu:
1. Pertama-tama alat ini di colok
2. Mengisi gelas kimia dengan air atau larutan
3. Menyimpan magnet pada gelas kimia yang telah di isi larutan
4. Memutar spit untuk mengaduk larutan yang ada dan untuk memanaskan larutan
5. Setelah itu spit di putar kembali ke titik nol untuk menghentikan magnet berputar
6. Lalu lgelas kimia di angkat dari hot plet dan mengangkat magnetnya
35. Elektrik bakteri colony counter
Oprasional alat:
Alat ini berfungsi untuk menghitung koloni bakteri. Cara penggunaannya yaitu:
1. Alat di colok
2. Memasang cawang petri yang telah di isi bakteri pada alat
3. Menghitung koloni bakteri dengan cara menunjuk bakteri yang ada dengan menggunakan pulpen
36. Centrifuge
Operasional alat:
Alat inoi berfungsi untuk menghomogenkan darah misalnya sel darah merah, sel darah putih, dan keping-keping darah. Alat ini mempunyai kecepatan antara 1600 – 5300. Adapun cara penggunaan alat ini adalah sebagai berikut:
1. mencolokkan kabel ke listrik (menghidupkan alat)
2. membuka tutup centrifuge
3. memasukkan larutan ke dalam tabung reaksi
4. memasang tabung reaksi yang telah di pasangi alasnya
5. menekan tombol star lalu mengatur kecepatan
37. Kulkas
Operasional alat:
Alat ini berfungsi untuk mendinginkan suatu bahan. Adapun cara kerja dari alat ini yaitu:
1. Kabel kulkas di colok ke listrik
2. Membuka penutup kulkas lalu memasukkan bahan
38. Spirometer
Operasional alat:
Alat ini berfungsi untuk mengetahui volume tidal dan volume kapasitas pada proses respirasi pada hewan. Adapun cara kerja pada alat ini yaitu:
1. Letakkan pipa Y pada mulut
2. Tarik napas biasa dengan menggunakan hidung,
3. Hembuskan napas biasa melalui hisung
4. Hembuskan napas sekuat – kuatnya dengan menggunakan mulut melalui pipa Y
5. Lihat berapa skala alat dalam spirometer terangkat, itulah volume udara
Komplementer..
BAB IV
PEMBAHASAN
Adapun pembahasan dari percobaan ini adalah:
2. Penggunaan alat laboratorium
i. Mengenal Bahan
Dalam laboratorium terdapat macam-macam alat yang digunakan diantaranya yaitu gelas kimia yang digunakan untuk mencampurkan cairan., tabung reaksi untuk melakukan reaksi kimia dan menyimpan senyawa kimia, labu enlemeyer digunakan untuk mencampurkan reaksi kimia namun tidak terlalu memerlukan ketelitian, termometer digunaka untuk mengukur suhu suatu cairan atau ruang incubator, gelas ukur digunakan untuk mengukur suatu campuran dengan memerlukan ketelitian, plat tetes digunaka untuk menguji bahan dengan pereaksi, penjepi tabung digunakan untuk menjepit tabung reaksi, pipet tetes digunakan untuk memindahkan cairan dengan skala tertentu. Alat-alat tersebut digunakan dalam laboratorium dan sering digunakan dalam melakukan suatu praktikum.
j. Menuangkan bahan
Peralatan dasar juga dapat digunakan alat untuk menuang kan bahan kimia dari satu wadah ke wadah lainnya. Bahan kimia dapat berupa padatan atau cair. Proses penuangan bahan kimia merupakan kegiatan yang sering dilakukan dan memerlukan kecermatan dan ketelitian tersendiri.alat yang digunakan dalam menuang vairan adalah gelas kimia, botol kimia, tabung reaksi, dan labu enlemeyer. Alat-alat itu berfungsi untuk mencampurkan bahan larutan dan biasanya digunkan untuk menuangkan atau memindahkan larutan dari wadah satu ke wadah yang lain.
k. Menimbang
Menimbang merupakan proses yang dilakukan untuk mengetahui berat suatu benda. Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi timbangan kasar, sedang dan halus. Timbangan kasar yaitu dengan ketelitian kurang atau sama dengan 0,1 g, timbangan sedang dengan ketelitian antara 0,01 g – 0,001 g dan timbangan halus dengan ketelitian lebih besar atau sama dengan 0,0001 g. berikut adalah beberapa jenis timbangan tersebut. Alat-alat yang digunakan dalam menimbang adalah neraca. Neraca digunakan untuk menimbang bahan dengan ketelitian alat sedang (0.01-0.001 gram). Neraca ini terbagi lagi dengan beberapa macam yaitu neraca sortarius, neraca dengan ketelitian sedang dan neraca kasar.
l. Mengukur volume bahan cair
Mengukur merupakan membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang yang lain yang sejenis. Dalam laboratorium kita mengenal yaitu mengukur volume suatu bahan cair. Volume zat cair dapat diukur dengan menggunakan gelas ukur. Caranya adalah dengan memasukkan zat cair ke dalam gelas ukur yang kosong, kemudian baca posisi permukaan zat cair. Cara ini termasuk pengukuran secara langsung. Pembacaan volu Fungsi lain dari peralatan dasar adalah untuk mengukur volume. Volume zat cair dapat diukur dengan menggunakan gelas atau pipet ukur.
m. Menyaring
Menyaring merupakan proses memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang dengan memisahkan partikel-partikel kasar pada cairan. Alat yang digunakan dalam menyaring adalah kertas saring.
n. Memanaskan
Memanaskan merupaka suatu proses yang dilakukan untuk mematangkan suatu cairan atau bahan yang akan di praktekkan. Alat yang digunakan dalam pemanasan adalah pembakar Gas. Namun alat yang digunakan dalam memanaskan suatu caira adalah labu enlemeyer, tabung reaksi dan gelas kimia.
o. Mensterilkan
Yang dimaksud sterilisasi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu tempat atau wadah atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptic, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau sterilisator uap yang mudah diangkat (portable) dengan menggunkan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121 oC selama 15 menit. Sterilisasi dapat dilakukan dengan penyaringan dan pembakaran.
p. Mikroskop
5. Bagian-bagian mikroskop
Mikroskop merupkan alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang tak kasat mata seperti sel. alat-alat ini pun mempunyai bagian-bagian sesuai dengan fungsinya masing-masing yaitu lensa okuler lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif,lensa objektif lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Tabung mikroskop tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler. Makrometer makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat. mikrometer, pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer. revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya. Reflektor berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat, diafragma , berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masu, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan. Meja mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati. Penjepit kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser. Lengan mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.Kaki mikroskop berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop. Pengatur sudut, untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
6. Macam Mikroskop
Mikroskop yang ada sekarang bermacam-macam tergantung kita apa yang akan digunakans esuai kebutuhan kita. Namun mikroskop yang sering digunakan dalam laboratorium adalah mikroskop binokuler dan mikroskop monokuler. Mikroskop monokuler adalah mikroskop yang hanya memiliki satu lensa okuler saja sedangkan mikroskop binokuler adalah mikroskop yang memiliki dua lensa okuler. Namun masih banyak mikroskop lainnya diantaranya adalah mikroskop stereo, mikroskop medan gelap, mikroskop fase kontras, dan sebagainya.
7. Penggunaan Mikroskop
Mikroskop digunakan untuk mengamati dan mempelajari objek (preparat/spesimen) yang ukurannya sangat kecil. Adapun cara penggunaan mikroskop yaitu meletakkan mikroskop pada meja sedemikian rupa agar kamu lebih mudah melakukan pengamatan melalui tabung mikroskop. Pastikan mikroskop terletak pada tempat yang aman, atur pencahayaan dan peralatan yang telah siap dipakai, kemudian lakukan pengaturan pencahayaan. Objek pengamatan (preparat) dapat diamati di mikroskop dengan jelas apabila cahaya yang masuk cukup memadai. Mikroskop ada yang sudah dilengkapi sumber cahaya berupa lampu sehingga untuk mengatur pencahayaan tinggal menghidupkan lampunya saja.
8. Pemeliharaan Mikroskop
Mikroskop merupakan peralatan biologi yang perlu dirawat dengan baik. Cara membawa mikroskop dengan baik adalah pegang tangkainya dengan tangan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja dalam melakukan proses penelitian.selain itu juga pengenalan alat praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut.Alat-alat praktikum sangat di butuhkan dalam proses penilitian atau pun prktikum terutama dalam proses praktikum kimia.ada banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan atau pun proses penilitian tentu tentu alat-alat ini sangat di butuhkan sekali.alat-alat laboratorium juga dapat berbahasa jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya.maka diperlykannya pengenalan alat-alat laboratorium agar penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar,sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit mungkin.hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang aik dan benar.data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang.
Dalam praktikum pengenalan alat-alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikrobia yang tidak diinginkan (soetarto, dkk). Jadi Alat-alat sterilisasi adalah alat yang digunakan untuk membebaskan suatu bahan atau alat lain dari mikrobia yang tidak diinginkan.Pada umumnya kegiatan praktek laboratium diarahkan pada upaya supaya mahasiswa dituntut untuk menguji, memverifikasi atau membuktikan hukum atau prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh dosen,asisten dosen atau buku teks. Ada juga percobaan yang dirancang oleh dosen atau asisten dosen adalah mahasiswa disuruh melakukan percobaan dengan prosedur yang sudah terstruktur yang membawa mahasiswa kepada prinsip atau hukum yang tidak diketahui sebelumnya dari data empiris yang mereka kumpulkan hasil dari percobaan tersebut. Namun terdapat berbagai kelemahan dasar dari cara seperti ini, secara logis prinsip ilmiah dan hukum alam tidak dapat dibuktikan secara langsung; prinsip ilmiah dan hukum alam juga tidak dapat diuji hanya dengan jumlah percobaan yang terbatas yang dilakukan oleh mahasiswa. Keterbatasan alat yang digunakan, keterampilan yang dipunyai, waktu yang singkat dan kompleksitas generalisasi, merupakan keterbatasan percobaan mahasiswa yang menunjukkan hal yang hebat kalau mahasiswa bisa menghasilkan prinsip teoritis yang penting dari sekumpulan data mentah hasil percobaan.maka bimbingan dari dosen dan asisten dosen sangat di butuhkan dalam proses penelitian.
Banyak sekali alat-alat praktikum yang harus kita kenal dan kita ketahui agar dalam proses penelitian dan praktikum berjalan lancar tanpa ada masalah.pengenalan alat ini juga akan menambah wawasan dan pengetahuan bagaimana cara kerja alat tersebut besert fungsinya.tentu dari sini kita bisa belajar bagaman penggunaannya agar dalam penelitian kita nanti mendapatkan hasil yang akurat dan dapat dipercaya.hasil penelitan tergantung dari proses penelitian,jika penelitian baik dan penggunaan alatnya benar tentu hasil pengamatan kita baik pula.alat-alat laboratorium juga tidak bisa digunakan jika tidak sesuai dengan fungsinya maka dari itu kita harus teliti dan mebutuhkan pengetahuan bagaimana mengunakan alat tersebut.alat-alat laboratorium juga banyak yang berbahaya seperti alat yang harus seteril maka sebelum menggunakan alat tersebut kita harus mensterilkan tangan kita.jika tidak hal itu bisa mengganggu proses suatu penelitian dan tentunya akan berdampak pada hasil penelitian tersebut.perhatian terhadap penggunaan alat laboratorium harus di perhatikan guna keselamatan dan keberhasilan kerja atau penelitian.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengetahui alat-alat dan bahan laboratorium beserta fungsinya.
2. Bagaimana cara menggunakan alat dan bahan laboratorium dengan baik.
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui alat-alat dan bahan laboratorium beserta fungsinya.
2. Untuk mengetahui tata cara pengunaan alat dan bahan laboratorium.
D. Manfaat
Manfaat setelah melakukan praktikum ini yaitu:
1. Kita dapat mengetahui alat dan bahan laboratorium beserta fungsinya.
2. Kita dapat mengetahui tata cara penggunaan alat laboratorium.
E. Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat di laksanakannya praktikum ini yaitu pada:
Hari/tanggal : Minggu/ 3 & 10 April 2011
Pukul : 08.00 – 11.00
Tempat : Laboratorium Pendidikan Biologi Gedung T lantai 1 Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar
BAB IV
PEMBAHASAN
Adapun pembahasan dari percobaan ini adalah:
1. Penggunaan alat laboratorium
a. Mengenal Bahan
Dalam laboratorium terdapat macam-macam alat yang digunakan diantaranya yaitu gelas kimia yang digunakan untuk mencampurkan cairan., tabung reaksi untuk melakukan reaksi kimia dan menyimpan senyawa kimia, labu enlemeyer digunakan untuk mencampurkan reaksi kimia namun tidak terlalu memerlukan ketelitian, termometer digunaka untuk mengukur suhu suatu cairan atau ruang incubator, gelas ukur digunakan untuk mengukur suatu campuran dengan memerlukan ketelitian, plat tetes digunaka untuk menguji bahan dengan pereaksi, penjepi tabung digunakan untuk menjepit tabung reaksi, pipet tetes digunakan untuk memindahkan cairan dengan skala tertentu. Alat-alat tersebut digunakan dalam laboratorium dan sering digunakan dalam melakukan suatu praktikum.
b. Menuangkan bahan
Peralatan dasar juga dapat digunakan alat untuk menuang kan bahan kimia dari satu wadah ke wadah lainnya. Bahan kimia dapat berupa padatan atau cair. Proses penuangan bahan kimia merupakan kegiatan yang sering dilakukan dan memerlukan kecermatan dan ketelitian tersendiri.alat yang digunakan dalam menuang vairan adalah gelas kimia, botol kimia, tabung reaksi, dan labu enlemeyer. Alat-alat itu berfungsi untuk mencampurkan bahan larutan dan biasanya digunkan untuk menuangkan atau memindahkan larutan dari wadah satu ke wadah yang lain.
c. Menimbang
Menimbang merupakan proses yang dilakukan untuk mengetahui berat suatu benda. Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi timbangan kasar, sedang dan halus. Timbangan kasar yaitu dengan ketelitian kurang atau sama dengan 0,1 g, timbangan sedang dengan ketelitian antara 0,01 g – 0,001 g dan timbangan halus dengan ketelitian lebih besar atau sama dengan 0,0001 g. berikut adalah beberapa jenis timbangan tersebut. Alat-alat yang digunakan dalam menimbang adalah neraca. Neraca digunakan untuk menimbang bahan dengan ketelitian alat sedang (0.01-0.001 gram). Neraca ini terbagi lagi dengan beberapa macam yaitu neraca sortarius, neraca dengan ketelitian sedang dan neraca kasar.
d. Mengukur volume bahan cair
Mengukur merupakan membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang yang lain yang sejenis. Dalam laboratorium kita mengenal yaitu mengukur volume suatu bahan cair. Volume zat cair dapat diukur dengan menggunakan gelas ukur. Caranya adalah dengan memasukkan zat cair ke dalam gelas ukur yang kosong, kemudian baca posisi permukaan zat cair. Cara ini termasuk pengukuran secara langsung. Pembacaan volu Fungsi lain dari peralatan dasar adalah untuk mengukur volume. Volume zat cair dapat diukur dengan menggunakan gelas atau pipet ukur.
e. Menyaring
Menyaring merupakan proses memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang dengan memisahkan partikel-partikel kasar pada cairan. Alat yang digunakan dalam menyaring adalah kertas saring.
f. Memanaskan
Memanaskan merupaka suatu proses yang dilakukan untuk mematangkan suatu cairan atau bahan yang akan di praktekkan. Alat yang digunakan dalam pemanasan adalah pembakar Gas. Namun alat yang digunakan dalam memanaskan suatu caira adalah labu enlemeyer, tabung reaksi dan gelas kimia.
g. Mensterilkan
Yang dimaksud sterilisasi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu tempat atau wadah atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptic, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau sterilisator uap yang mudah diangkat (portable) dengan menggunkan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121 oC selama 15 menit. Sterilisasi dapat dilakukan dengan penyaringan dan pembakaran.
h. Mikroskop
1. Bagian-bagian mikroskop
Mikroskop merupkan alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang tak kasat mata seperti sel. alat-alat ini pun mempunyai bagian-bagian sesuai dengan fungsinya masing-masing yaitu lensa okuler lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif,lensa objektif lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Tabung mikroskop tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler. Makrometer makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat. mikrometer, pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer. revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya. Reflektor berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat, diafragma , berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masu, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan. Meja mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati. Penjepit kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser. Lengan mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.Kaki mikroskop berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop. Pengatur sudut, untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
2. Macam Mikroskop
Mikroskop yang ada sekarang bermacam-macam tergantung kita apa yang akan digunakans esuai kebutuhan kita. Namun mikroskop yang sering digunakan dalam laboratorium adalah mikroskop binokuler dan mikroskop monokuler. Mikroskop monokuler adalah mikroskop yang hanya memiliki satu lensa okuler saja sedangkan mikroskop binokuler adalah mikroskop yang memiliki dua lensa okuler. Namun masih banyak mikroskop lainnya diantaranya adalah mikroskop stereo, mikroskop medan gelap, mikroskop fase kontras, dan sebagainya.
3. Penggunaan Mikroskop
Mikroskop digunakan untuk mengamati dan mempelajari objek (preparat/spesimen) yang ukurannya sangat kecil. Adapun cara penggunaan mikroskop yaitu meletakkan mikroskop pada meja sedemikian rupa agar kamu lebih mudah melakukan pengamatan melalui tabung mikroskop. Pastikan mikroskop terletak pada tempat yang aman, atur pencahayaan dan peralatan yang telah siap dipakai, kemudian lakukan pengaturan pencahayaan. Objek pengamatan (preparat) dapat diamati di mikroskop dengan jelas apabila cahaya yang masuk cukup memadai. Mikroskop ada yang sudah dilengkapi sumber cahaya berupa lampu sehingga untuk mengatur pencahayaan tinggal menghidupkan lampunya saja.
4. Pemeliharaan Mikroskop
Mikroskop merupakan peralatan biologi yang perlu dirawat dengan baik. Caramembawa mikroskop dengan baik adalah pegang tangkainya dengan tangan
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
A. Alat
1. Gelas kimia 1 buah
2. Labu erlenmeyer 1 buah
3. Pelat tetes 1 buah
4. Gelas ukur 1 buah
5. Corong 1 buah
6. Kaki tiga 1 buah
7. Statif dengan batang statif 1 buah
8. Sikat tabung 1 buah
9. Cawan petri 1 buah
10. Rak tabung reaksi 1 buah
11. Gegep 1 buah
12. Pengaduk 1 buah
13. Pipet tetes 1 buah
14. Lumpang dan alu 1 buah
15. Lup 1 buah
16. Tabung durham 1 buah
17. Gelas arloji 1 buah
18. Gunting bedah 1 buah
19. Kasa 1 buah
20. Termometer badan 1 buah
21. Lancest 1 buah
22. Palu refleks 1 buah
23. Botol semprot 1 buah
24. Botol kimia 1 buah
25. Pinset bedah 1 buah
26. Urinometer 1 buah
27. Respirometer 1 buah
28. Pisau bedah 1 buah
29. Botol spirtus 1 buah
30. Tabung reaksi 1 buah
B. Bahan
Adapun bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Air secukupnya
2. darah secukupnya
C. Cara kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Menggambar alat-alat yang telah di presentasikan
3. Memberikan deskripsi tentang alat-alat yang ada
4. Menggunakan alat-alat laboratorium secara sederhana setelah mengetahui fungsinya masing-masing.
D. Operasional Alat
1. Gelas kimia
1. Mulut Gelas
1 2.Badan gelas
3. Penunjuk skala
2
3
Deskripsi Alat:
Bentuk rendah, dengan bibir tuang dan berskala dua atau tiga. Berfungsi untuk menyimpan atau menyampur senyawa kimia, dan unit skala tidak terlalu teliti tetapi cukup memadai untuk penggunaan yang tidak memerlukan ketelitian tinggi.
31. Waterbath
Oprasional Alat:
Alat ini berfungsi untuk menghomogenkan larutan. Cara menggunaakan alat ini yaitu:
1. Mesin dihidupkan
2. Penutup waterbath dibuka
3. tempat larutan (labu enlemeyer atau gelas kimia) dimasukkan kedalam tempat khusus yang ada di dalam waterbath.
4. Kemudian tombol power di pencet dan mengatur suhu, waktu dan kecepatan
5. Tunggu sampai larutan tersebut homogen.
32. Incubator
Oprasional Alat:
Alat ini berfungsi untuk mensterilkan suhu yang ada. Cara penggunaannya yaitu:
1. Membungkus medium dengan kertas
2. Memasukkan medium ke dalam cawan petri
3. Memasukkan semua medium ke dalam incubator yang sudah di masukkan ke dalam cawan petri dan terbungkus kertas selama 24 jam dengan suhu konstan sesuai dengan yang di inginkan.
33. Oven
Alat ini berfungsi untuk mematangkan atau membuat masak suatu bahan. Alat ini biasa di gunakan untuk mensterilisasi alat-alat yang tahan terhadap panas tinggi misalnya cawan petri, tabung reaksi, labu erlenmeyer, dan lain-lain. Cara penggunaannya yaitu:
1. Mencolok kabel oven pada listrik (menghidupkan alat)
2. Membungkus alat yang ingin di sterilkan dengan kertas
3. Memasukkan alat yang telah di bungkus ke dalam oven
4. Menutup oven
5. Mengaktifkan tombol power dan mengatur suhu yang diinginkan
34. Magntik stirer
Operasional alat
Alat ini berfungsi untuk menghomogenkan dan memanaskan suatu larutan. Cara penggunaannya yaitu:
1. Pertama-tama alat ini di colok
2. Mengisi gelas kimia dengan air atau larutan
3. Menyimpan magnet pada gelas kimia yang telah di isi larutan
4. Memutar spit untuk mengaduk larutan yang ada dan untuk memanaskan larutan
5. Setelah itu spit di putar kembali ke titik nol untuk menghentikan magnet berputar
6. Lalu lgelas kimia di angkat dari hot plet dan mengangkat magnetnya
35. Elektrik bakteri colony counter
Oprasional alat:
Alat ini berfungsi untuk menghitung koloni bakteri. Cara penggunaannya yaitu:
1. Alat di colok
2. Memasang cawang petri yang telah di isi bakteri pada alat
3. Menghitung koloni bakteri dengan cara menunjuk bakteri yang ada dengan menggunakan pulpen
36. Centrifuge
Operasional alat:
Alat inoi berfungsi untuk menghomogenkan darah misalnya sel darah merah, sel darah putih, dan keping-keping darah. Alat ini mempunyai kecepatan antara 1600 – 5300. Adapun cara penggunaan alat ini adalah sebagai berikut:
1. mencolokkan kabel ke listrik (menghidupkan alat)
2. membuka tutup centrifuge
3. memasukkan larutan ke dalam tabung reaksi
4. memasang tabung reaksi yang telah di pasangi alasnya
5. menekan tombol star lalu mengatur kecepatan
37. Kulkas
Operasional alat:
Alat ini berfungsi untuk mendinginkan suatu bahan. Adapun cara kerja dari alat ini yaitu:
1. Kabel kulkas di colok ke listrik
2. Membuka penutup kulkas lalu memasukkan bahan
38. Spirometer
Operasional alat:
Alat ini berfungsi untuk mengetahui volume tidal dan volume kapasitas pada proses respirasi pada hewan. Adapun cara kerja pada alat ini yaitu:
1. Letakkan pipa Y pada mulut
2. Tarik napas biasa dengan menggunakan hidung,
3. Hembuskan napas biasa melalui hisung
4. Hembuskan napas sekuat – kuatnya dengan menggunakan mulut melalui pipa Y
5. Lihat berapa skala alat dalam spirometer terangkat, itulah volume udara
Komplementer..
BAB IV
PEMBAHASAN
Adapun pembahasan dari percobaan ini adalah:
2. Penggunaan alat laboratorium
i. Mengenal Bahan
Dalam laboratorium terdapat macam-macam alat yang digunakan diantaranya yaitu gelas kimia yang digunakan untuk mencampurkan cairan., tabung reaksi untuk melakukan reaksi kimia dan menyimpan senyawa kimia, labu enlemeyer digunakan untuk mencampurkan reaksi kimia namun tidak terlalu memerlukan ketelitian, termometer digunaka untuk mengukur suhu suatu cairan atau ruang incubator, gelas ukur digunakan untuk mengukur suatu campuran dengan memerlukan ketelitian, plat tetes digunaka untuk menguji bahan dengan pereaksi, penjepi tabung digunakan untuk menjepit tabung reaksi, pipet tetes digunakan untuk memindahkan cairan dengan skala tertentu. Alat-alat tersebut digunakan dalam laboratorium dan sering digunakan dalam melakukan suatu praktikum.
j. Menuangkan bahan
Peralatan dasar juga dapat digunakan alat untuk menuang kan bahan kimia dari satu wadah ke wadah lainnya. Bahan kimia dapat berupa padatan atau cair. Proses penuangan bahan kimia merupakan kegiatan yang sering dilakukan dan memerlukan kecermatan dan ketelitian tersendiri.alat yang digunakan dalam menuang vairan adalah gelas kimia, botol kimia, tabung reaksi, dan labu enlemeyer. Alat-alat itu berfungsi untuk mencampurkan bahan larutan dan biasanya digunkan untuk menuangkan atau memindahkan larutan dari wadah satu ke wadah yang lain.
k. Menimbang
Menimbang merupakan proses yang dilakukan untuk mengetahui berat suatu benda. Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi timbangan kasar, sedang dan halus. Timbangan kasar yaitu dengan ketelitian kurang atau sama dengan 0,1 g, timbangan sedang dengan ketelitian antara 0,01 g – 0,001 g dan timbangan halus dengan ketelitian lebih besar atau sama dengan 0,0001 g. berikut adalah beberapa jenis timbangan tersebut. Alat-alat yang digunakan dalam menimbang adalah neraca. Neraca digunakan untuk menimbang bahan dengan ketelitian alat sedang (0.01-0.001 gram). Neraca ini terbagi lagi dengan beberapa macam yaitu neraca sortarius, neraca dengan ketelitian sedang dan neraca kasar.
l. Mengukur volume bahan cair
Mengukur merupakan membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang yang lain yang sejenis. Dalam laboratorium kita mengenal yaitu mengukur volume suatu bahan cair. Volume zat cair dapat diukur dengan menggunakan gelas ukur. Caranya adalah dengan memasukkan zat cair ke dalam gelas ukur yang kosong, kemudian baca posisi permukaan zat cair. Cara ini termasuk pengukuran secara langsung. Pembacaan volu Fungsi lain dari peralatan dasar adalah untuk mengukur volume. Volume zat cair dapat diukur dengan menggunakan gelas atau pipet ukur.
m. Menyaring
Menyaring merupakan proses memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang dengan memisahkan partikel-partikel kasar pada cairan. Alat yang digunakan dalam menyaring adalah kertas saring.
n. Memanaskan
Memanaskan merupaka suatu proses yang dilakukan untuk mematangkan suatu cairan atau bahan yang akan di praktekkan. Alat yang digunakan dalam pemanasan adalah pembakar Gas. Namun alat yang digunakan dalam memanaskan suatu caira adalah labu enlemeyer, tabung reaksi dan gelas kimia.
o. Mensterilkan
Yang dimaksud sterilisasi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu tempat atau wadah atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptic, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau sterilisator uap yang mudah diangkat (portable) dengan menggunkan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121 oC selama 15 menit. Sterilisasi dapat dilakukan dengan penyaringan dan pembakaran.
p. Mikroskop
5. Bagian-bagian mikroskop
Mikroskop merupkan alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang tak kasat mata seperti sel. alat-alat ini pun mempunyai bagian-bagian sesuai dengan fungsinya masing-masing yaitu lensa okuler lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif,lensa objektif lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Tabung mikroskop tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler. Makrometer makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat. mikrometer, pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer. revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya. Reflektor berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat, diafragma , berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masu, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan. Meja mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati. Penjepit kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser. Lengan mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.Kaki mikroskop berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop. Pengatur sudut, untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
6. Macam Mikroskop
Mikroskop yang ada sekarang bermacam-macam tergantung kita apa yang akan digunakans esuai kebutuhan kita. Namun mikroskop yang sering digunakan dalam laboratorium adalah mikroskop binokuler dan mikroskop monokuler. Mikroskop monokuler adalah mikroskop yang hanya memiliki satu lensa okuler saja sedangkan mikroskop binokuler adalah mikroskop yang memiliki dua lensa okuler. Namun masih banyak mikroskop lainnya diantaranya adalah mikroskop stereo, mikroskop medan gelap, mikroskop fase kontras, dan sebagainya.
7. Penggunaan Mikroskop
Mikroskop digunakan untuk mengamati dan mempelajari objek (preparat/spesimen) yang ukurannya sangat kecil. Adapun cara penggunaan mikroskop yaitu meletakkan mikroskop pada meja sedemikian rupa agar kamu lebih mudah melakukan pengamatan melalui tabung mikroskop. Pastikan mikroskop terletak pada tempat yang aman, atur pencahayaan dan peralatan yang telah siap dipakai, kemudian lakukan pengaturan pencahayaan. Objek pengamatan (preparat) dapat diamati di mikroskop dengan jelas apabila cahaya yang masuk cukup memadai. Mikroskop ada yang sudah dilengkapi sumber cahaya berupa lampu sehingga untuk mengatur pencahayaan tinggal menghidupkan lampunya saja.
8. Pemeliharaan Mikroskop
Mikroskop merupakan peralatan biologi yang perlu dirawat dengan baik. Cara membawa mikroskop dengan baik adalah pegang tangkainya dengan tangan
Laporan Lengkap Jaringan Ikat
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dan hewan mempunyai keunikan dal pengabungan berbagai sel-sel misalnya jaringan ikat.jaringan ikat membuat suatu kekontrasan yang menarik pada individu tertentu misalnya pembetukan karakter model tubuh perttahanan tubuh terhadap berbagai jenis inkontaminasi dengan unsur apatogen contohnya makrofag. jaringan ikat menyokong tubuh menjadi begitu unik bagi seorang atlet atau olahragawan.jaringan ikat juga memperbaiki serta menyalurkan atau transpor berbagai macam nutrien melalui darah dan lain-lain.namun banyak yang masih tersirat dari jaringan ikat yang belum begitu diketahui dengan pasti fungsi dan penbentukan unsur-unsur penyusunnya.seiring berkembangnya tehknologi berbagai macam penelitian telah dilakukan untuk perkembangan ilmu biologi terutama tentang jaringan ikat.dengan dilatarbelakangi oleh hal tersebut maka kami akan melakukan praktikum sederhana melihat bentuk serta zat penyusun dan bagian-bagian jaringan ikat beserta fungsinya agar bisa m,enarik sebuah kesimpulan yang sederhana pula.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mengamati jenis-jenis jringan ikat padat tidak teratur, jaringan rawan hialin, dan mengamati struktur histology tulang kompak.
C. Waktu dan Tempat
Adapun tempat dan waktu diadakannya praktikum yaitu:
Hari/Tanggal: Sabtu, 07 Mey 2011
Pukul : 12.00-14.00 Wita
Tempat : Laboratorium Pendidikan Biologi, lantai 1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar
Samata Gowa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Jaringan ikat atau penyambung bertanggung jawab untuk memberikan dan mempertahankan bentuk tubuh. Karena mempunyai fungsi mekanis, mereka terdiri dari suatu matriks yang berfungsi menghhubungkan dan mengikat sel dan organ yang akhirnya memberikan sokongan kepada tubuh. Berbeda dengan jenis jaringan lain, jaringan ikat terutama berfungsi melalui komponen ekstraselnya. Jaringan ikat sering disebut juga jaringan penyokong atau penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat ini tidak berhimpitan rapat, tetapi berpencar-pencar, dan jika brhubungan, hanya pada ujung-ujung protoplasmanya(Zulkarnaim 2010, 16).
Jaringan ikat selain neuroglia hanya berasal dari mesoderm. Berbeda dengan jaringan epitel, dimana jaringan matriks ekstraselnya sedikit. Pada jaringan ikat, kecuali jaringan lemak ditandai dengan banyaknya matriks ekstra sel melebihi sel-selnya. Matriks ekstra sel bervariasi, baik mengenai susunanya maupun sifat-sifat fisiknya. Adanya variasi ini menjadi sebab terdapatnya perbedaan konsistensi yang besar diantara bermacam-macam jaringan ikat. Pada darah, matriksnya dalam bentuk cair, pada jaringan ikat jarang berupa sol, pada tulang rawan berupa gel keras dan pada tulang padat dan bermineral(Tim Dosen 2011, 7).
Merupakan jaringan yang berfungsi memperkuat tubuh, mengisi tubuh atau menghubungkan jaringan yang satu dengan yang lain. Melihat strukturnya jaringan ikat biasanya mengandung sel-sel yang relative jarang dengan antar sel yang banyak. Jaringan ikat terdiri dari jaringan rawan, jaringan darah, jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan lemak, dan jaringan tulang sejati(Iryani 1987,19).
Menurut zulkarnaim, (2010, 16-17), jaringan ikat dapat berfungsi sebagai berikut ini:
1. Penyokong, pengikat, dan pengisi: jaringan epitel, jaringan otot, dan jaringan saraf satu sama lain dihubungkan oleh jaringan penyambung. Selain itu jaringan penyambung mengisi ruang-ruang diantara sel-sel. Tendon atau urat merupakan jaringan penyambung yang menyokong atau menghubungkan antara jaringan otot dan tulang.
2. Pembungkus: jaringan ikat membungkus jaringan lain, biasanya merupakan bentuk selaput atau kapsul yang mengelilingi organ tubuh, misalnya capsule dari ginjal dan meninges yang membungkus otak.
3. Penyimpanan: berbagai jenis lipida yang penting sebagai cadangan makanan disimpan dalam bentuk adipose yang kaya dengan glikosaminoglikan. Jaringan ikat kendur berfungsi sebagai penyimpanan cadangan air dan elektrolit, terutama ion Na+ .
4. Pertahanan: peranan jaringan penyambung dalam pertahanan tergantung pada komponen selulernya. Jaringan penyambung mengandung sel-sel fagositik yang disebut magrofag yang mampu memakan partikel-ppartikel dan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.
5. Perbaikan: kemampuan regenerasi jaringan penyambung yang tinggi dapat dengan mudah memperbaiki jaringan yang mengalami implamasi atau rusak.
6. Transportasi: ada hubungan yang erat antara kapiler darah, pembuluh darah dan jaringann ikat. Kedua pembuluh ini selalu dihubungkan oleh jaringan penyambungyang membantu membawa nutrisi dari pembuluh darah ke jaringan yang lain atau membawa sampah metabolism dari sel ke darah.
7. Nutrisi: matriks jaringan penyambung berfungsi sebagai media dimana nutrient dan sampah metabolism dipertukarkan diantara sel-sel dan suplai darah yang mengandung zat-zat gisi.
Pada jaringa ikat dikenal tiga macam serabut yaitu serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut retikuler. Serabut-serabut terssebut terendam di dalam cairan interseluler. Elemen selulernya sangat bervariasi, sel-sel dapat berupa fibroblast, fibrosit, makrofag dan sebagainya(Tim Dosen 2011, 7).
Jaringan ikat adalah jaringan yang berfungsi mengikat, menambat, dan menyokong berbagai jaringan, organ, dan bagian badan, dimana jaringan ini dibentuk oleh sel-sel dalam jumlah sedikit. Jaringan ikat terdiri atas populasi sel yang tersebar di dalam matriks ekstraseluler. Secara embriologi, jaringan ikat berasal dari mesenkim (sel-sel mesenkim), di mana sel-sel mesenkim tersebut akan berdiferensiasi menjadi sel-sel penyusun jaringan ikat pada tubuh dewasa.
Jaringan ikat terdiri atas sel-sel dan zat ekstrasel yang disebut matriks (kecuali darah dan limfe). Substansi dasar dari jaringan ini adalah zat amorf, transparan, tanpa warna, besifat seperti gel semi cair dengan kadar air tinggi, berfungsi untuk
menunjang jaringan ikat dan mengelilingi sel serta seratnya. Substansi dasar ini terutama terdiri dari glikosaminoglikans dan glikoprotein dengan asam hialuronat sebagai glikosaminoglikans utamanya(Arum 2009, 1).
Menurut Yusran, (2000, 3), yang termasuk jaringan penguat adalah :
1. Jaringan Ikat, Jaringan ikat terdiri dari serabut, sel-sel dan cairan ekstra seluler. Cairan ekstra seluler dan serabut disebut matriks. Fungsi jaringan ikat adalah mengikat atau mempersatukan jaringan-jaringan menjadi organ dan berbagai organ menjadi sistem organ, menjadi selubung organ dan melindungi jaringan atau organ tubuh.
2. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago), jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional yang disebut mesenkim, pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau perikondrium yang banyak mengandung kondroblas atau pembentuk sel-sel tulang rawan. Fungsinya untuk menyokong kerangka tubuh.
3. Jaringan Tulang, jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam matriks, matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam mineral terutama garam kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama dari kerangka tubuh dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat melekatnya otot kerangka.
4. Jaringan Darah, jaringan darah merupakan jaringan penyokong khusus, karena berupa cairan.
5. Jaringan Limfe/Getah Bening, asal jaringan limfe adalah bagian dari darah yang keluar dari pembuluh darah, komponen terbesarnya adalah air dimana terlarut zat-zat antara lain glukosa, garam-garam, asam lemak. Komponen selulernya adalah limfosit. Jaringan limfe menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe. Fungsi jaringan limfe selain untuk kekebalan tubuh (adanya limfosit) juga untuk mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem pembuluh darah.
Menurut Zulkarniam, (2011, 20), berdasarkan komposisi strukturalnya, jaringan ikat dapat dibagi menjadi tiga golongan komponen, yaitu:
1. Sel-sel jaringan ikat
a. Fibroblast, merupakan sel jaringan ikat yang berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein, membuat serat, dan substansi intraseluler amorf. Fibroblast adalah sel yang paling banyak terdapat dalam jaringan ikat.
b. Makrofag adalah sel jaringan ikat yang bentuknya berubah-ubah. Berukuran antara sel-sel 10-30 ᶮm dan umumnya memiliki inti lonjongatau berbentuk ginjal yang letaknya eksentris.
c. Sel lemak atau adipose adalah sel jaringan ikat yang telah dikhususkan untuk menampung atau menimbung lemak netral atau produksi panas.
d. Sel plasma adalah sel besar dan lonjong dengan sitoplasma basofilik karena banyaknya reticulum endoplasma kasar, intinya bulat dan letaknya eksentriks, berisikan heterokromatin kasar dan padat.
e. Sel mast adalah sel khas yang membebaskan substansi yang secara farmakologis aktif. Sel iini merupakan sel jaringan ikat bulat sampai lonjong, bergaris tengah 20-30 ᶮm. berfungsi menghasilkan heparin merupakan suatu antikoagulen.
f. Leukosit, merupkan butir darah putih sering ditemukan di dalam jaringan penyambung. Pada umuunya, mereka bergerak melintasi dinding kapilr dan venula dari darah.
2. Serat
a. Serat kolagen berupa serat-serat kolagen segar, berupa benang-benang tanpa warna, namun bila terdapat dalam jumlah besar akan menyebabkan jaringan penghubung ini tampak putih.
b. Serat elastin adalah untaian panjang yang terbuat dari protein yang disebut elastin. Serat elastin berwarna kuning dan mempunyai sifat kelenturan yang tinggi.
c. Serat retiikular adalah serat yang tipis dan halus, serta bercabang. Tersusun atas kolagen yang dilapisi oleh glikoprotein, serta tersambung dengan serat berkolagen.
d. Substansi dasar merupakan suatu campuran kompleks dari glokoprotein dan proteoglikan yang berperan dalam perekatan sel dengan serat-serat jaringan ikat, bersifat tidak berwarna, transparan dan homogen.
Jaringan ikat longgar paling banyak ditemukan di dalam tubuh. Jaringan ini terdiri dari kumpulan sel fibroblas, sel mast, sel makrofag, sel lemak, serat elastin, dan serat kolagen. Jaringan ini memiliki ciri sel-selnya jarang dan sebagian besar tersusun atas matriks. Dalam matriks jaringan ikat longgar hanya sedikit ditemukan serabut. Fungsi utama jaringan ikat longgar adalah pengikat dan pengepak material, dan sebagai tumbuhan bagi jaringan dan organ lainnya. Jaringan ikat longgar di kulit membatasi dengan otot. Contohnya: mesenkim (pada embrio), mukoid (pada tali pusat), areolar (organ pada umumnya), lemak (jaringan subkutis), retikular (sumsum tulang dan limfonodus)(Arum 2009, 3).
Tulang memiliki pembuluh darah dan saraf sendiri. Secara umum dikelompokkan menjadi dua yaitu tulang kompak dan tulang bunga karang. Pada tulang kompak, di sebelah luarnya diliputi oleh periostium, dan sebelah dalamnya oleh endosteum yang berbatasan dengan sum-sum tulang. Berbatasan dengan periosteum terdapat lamella sirkumfrensial luar atau lamella periosteum yang susunannya sejajar dengan permukaan luar tulang. Sedangkan lamella sirkum fransial dalam berbatasan dengan periosteum. Diantara lamella terdapat rongga kecil disebut lacuna, tempat osteosit. Selain itu terdapat saluran-saluran halus dalam matriks yang disebut kenalikuli(Tim Dosen 2011, 8).
Jaringan ikat dalah jaringan yang berfungsi mengikat dan menyokong jaringan lain. Jaringan ikat terdiri dari 3 unsur utama, yaitu matriks ekstraseluler, sel-sel penyokong dan serabut protein. Serabut proteinnya (fibra) terdiri dari serat kolagen, serat elastik dan serat retikuler. Serat kolagen adalah protein yang paling berlimpah pada hewan. Serat kolagen bersifat elastik dan berfungsi menjaga setiap organ melekat di tempatnya. Serat elastis terdiri dari untaian protein elastin yang bersifat seperti karet, serat ini dapat memulihkan organ kembali ke bentuk semula, misalnya saat kita mencubit kulit tangan. Serat retikuler adalah kolagen yang tipis dan bercabang, berfungsi menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan lainnya(zainal 2008, 13).
Jaringan ikat terbagi menjadi jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan tulang rawan, jaringan tulang sejati dan darah. Jaringan ikat longgar paling banyak terdapat dalam tubuh, jaringan ini berfungsi mengikatkan epithelium dengan jaringan dibawahnya dan berfungsi menjaga agar organ tetap berada pada tempatnya. Serat jaringan ini tertenun longgar, dan di antara serat-seratnya terdapat sel-sel fibroblast yang berfungsi mensekresikan protein serat ekstraseluler, sel-sel makrofag yang berfungsi sebagai sistem pertahan tubuh, sel-sel lemak yang membentuk jaringan adiposa, sel-sel pingmen dan sel-sen mesenkim. Jaringan ikat padat adalah jaringan yang banyak mengadung serabut berkolagen yang tersusun dalam berkas paralel. Contohnya tendon yang berfungsi melekatkan otot ke tulang dan ligamen yang menghubungkan tulang dengan tulang lain pada persendian(Yusran 2000, 14).
Jaringan tulang rawan (cartilago) terdiri dari serat berkolagen dan matriks mirip karet yang tersusun dari bahan kondroitin sulfat. Kondroitin sulfat dan serabut kolagennya disekresikan oleh kondosit, yaitu set yang terdapat pada lakuna (rongga) pada tulang rawan. Kombinasi kolagen dan kondroitin sulfat membuat tulang rawan menjadi jaringan yang kuat tetapi fleksible. Jaringan tulang rawan yang terletak pada hidung dan telinga disebut kartilago elastis, pada cincin-cincin trakea disebut kartilago hyaline dan pada lempengan antarvertebra disebut cartilage fibrosa. Jaringan tulang rawan dibungkus oleh selaput fibrosa yang disebut perikondrium. Contohnya ikan hiu yang rangkanya terbuat dari tulang rawan. Pada masa embrionik, sebagian vertebrata juga berkerangka tulang rawan yang kemudian berganti menjadi tulang sejati(Yusran 2000, 17).
Jaringan tulang sejati adalah kerangka yang menyokong tubuh, dan merupakan jaringan ikat yang mengandung mineral. Sel-sel pembentuk tulang, yaitu osteoblast mensekresikan matriks kolagen dan ion kalsium, magnesium dan fosfat. Deposit mineral ini membuat tulang sejati menjadi keras. Struktur tulang terdiri atas system haversi. Sistem haversi terdiri canalis haversi (saluran longitudinal ditengah-tengah, mengandung pembuluh darah), lamella konsentris (terdiri dari matriks bermineral yang berlapis mengelilingi canalis haversi), lacuna (rongga-rongga pada lamella konsentris), osteosit (sel tulang yang terletak di lacuna) dan canaliculus (saluran yang menghubungkan antarlakuna). Jaringan tulang dibungkus oleh serabut fibrosa yang disebut periosteum(Arum 2009,16)
Jaringan tulang rawan (cartilago) terdiri dari serat berkolagen dan matriks mirip karet yang tersusun dari bahan kondroitin sulfat. Kondroitin sulfat dan serabut kolagennya disekresikan oleh kondosit, yaitu set yang terdapat pada lakuna (rongga) pada tulang rawan. Kombinasi kolagen dan kondroitin sulfat membuat tulang rawan menjadi jaringan yang kuat tetapi fleksible. Jaringan tulang rawan yang terletak pada hidung dan telinga disebut kartilago elastis, pada cincin-cincin trakea disebut kartilago hyaline dan pada lempengan antarvertebra disebut cartilage fibrosa. Jaringan tulang rawan dibungkus oleh selaput fibrosa yang disebut perikondrium. Contohnya ikan hiu yang rangkanya terbuat dari tulang rawan. Pada masa embrionik, sebagian vertebrata juga berkerangka tulang rawan yang kemudian berganti menjadi tulang sejati(Arum 2009, 17).
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dan hewan mempunyai keunikan dal pengabungan berbagai sel-sel misalnya jaringan ikat.jaringan ikat membuat suatu kekontrasan yang menarik pada individu tertentu misalnya pembetukan karakter model tubuh perttahanan tubuh terhadap berbagai jenis inkontaminasi dengan unsur apatogen contohnya makrofag. jaringan ikat menyokong tubuh menjadi begitu unik bagi seorang atlet atau olahragawan.jaringan ikat juga memperbaiki serta menyalurkan atau transpor berbagai macam nutrien melalui darah dan lain-lain.namun banyak yang masih tersirat dari jaringan ikat yang belum begitu diketahui dengan pasti fungsi dan penbentukan unsur-unsur penyusunnya.seiring berkembangnya tehknologi berbagai macam penelitian telah dilakukan untuk perkembangan ilmu biologi terutama tentang jaringan ikat.dengan dilatarbelakangi oleh hal tersebut maka kami akan melakukan praktikum sederhana melihat bentuk serta zat penyusun dan bagian-bagian jaringan ikat beserta fungsinya agar bisa m,enarik sebuah kesimpulan yang sederhana pula.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mengamati jenis-jenis jringan ikat padat tidak teratur, jaringan rawan hialin, dan mengamati struktur histology tulang kompak.
C. Waktu dan Tempat
Adapun tempat dan waktu diadakannya praktikum yaitu:
Hari/Tanggal: Sabtu, 07 Mey 2011
Pukul : 12.00-14.00 Wita
Tempat : Laboratorium Pendidikan Biologi, lantai 1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar
Samata Gowa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Jaringan ikat atau penyambung bertanggung jawab untuk memberikan dan mempertahankan bentuk tubuh. Karena mempunyai fungsi mekanis, mereka terdiri dari suatu matriks yang berfungsi menghhubungkan dan mengikat sel dan organ yang akhirnya memberikan sokongan kepada tubuh. Berbeda dengan jenis jaringan lain, jaringan ikat terutama berfungsi melalui komponen ekstraselnya. Jaringan ikat sering disebut juga jaringan penyokong atau penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat ini tidak berhimpitan rapat, tetapi berpencar-pencar, dan jika brhubungan, hanya pada ujung-ujung protoplasmanya(Zulkarnaim 2010, 16).
Jaringan ikat selain neuroglia hanya berasal dari mesoderm. Berbeda dengan jaringan epitel, dimana jaringan matriks ekstraselnya sedikit. Pada jaringan ikat, kecuali jaringan lemak ditandai dengan banyaknya matriks ekstra sel melebihi sel-selnya. Matriks ekstra sel bervariasi, baik mengenai susunanya maupun sifat-sifat fisiknya. Adanya variasi ini menjadi sebab terdapatnya perbedaan konsistensi yang besar diantara bermacam-macam jaringan ikat. Pada darah, matriksnya dalam bentuk cair, pada jaringan ikat jarang berupa sol, pada tulang rawan berupa gel keras dan pada tulang padat dan bermineral(Tim Dosen 2011, 7).
Merupakan jaringan yang berfungsi memperkuat tubuh, mengisi tubuh atau menghubungkan jaringan yang satu dengan yang lain. Melihat strukturnya jaringan ikat biasanya mengandung sel-sel yang relative jarang dengan antar sel yang banyak. Jaringan ikat terdiri dari jaringan rawan, jaringan darah, jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan lemak, dan jaringan tulang sejati(Iryani 1987,19).
Menurut zulkarnaim, (2010, 16-17), jaringan ikat dapat berfungsi sebagai berikut ini:
1. Penyokong, pengikat, dan pengisi: jaringan epitel, jaringan otot, dan jaringan saraf satu sama lain dihubungkan oleh jaringan penyambung. Selain itu jaringan penyambung mengisi ruang-ruang diantara sel-sel. Tendon atau urat merupakan jaringan penyambung yang menyokong atau menghubungkan antara jaringan otot dan tulang.
2. Pembungkus: jaringan ikat membungkus jaringan lain, biasanya merupakan bentuk selaput atau kapsul yang mengelilingi organ tubuh, misalnya capsule dari ginjal dan meninges yang membungkus otak.
3. Penyimpanan: berbagai jenis lipida yang penting sebagai cadangan makanan disimpan dalam bentuk adipose yang kaya dengan glikosaminoglikan. Jaringan ikat kendur berfungsi sebagai penyimpanan cadangan air dan elektrolit, terutama ion Na+ .
4. Pertahanan: peranan jaringan penyambung dalam pertahanan tergantung pada komponen selulernya. Jaringan penyambung mengandung sel-sel fagositik yang disebut magrofag yang mampu memakan partikel-ppartikel dan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.
5. Perbaikan: kemampuan regenerasi jaringan penyambung yang tinggi dapat dengan mudah memperbaiki jaringan yang mengalami implamasi atau rusak.
6. Transportasi: ada hubungan yang erat antara kapiler darah, pembuluh darah dan jaringann ikat. Kedua pembuluh ini selalu dihubungkan oleh jaringan penyambungyang membantu membawa nutrisi dari pembuluh darah ke jaringan yang lain atau membawa sampah metabolism dari sel ke darah.
7. Nutrisi: matriks jaringan penyambung berfungsi sebagai media dimana nutrient dan sampah metabolism dipertukarkan diantara sel-sel dan suplai darah yang mengandung zat-zat gisi.
Pada jaringa ikat dikenal tiga macam serabut yaitu serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut retikuler. Serabut-serabut terssebut terendam di dalam cairan interseluler. Elemen selulernya sangat bervariasi, sel-sel dapat berupa fibroblast, fibrosit, makrofag dan sebagainya(Tim Dosen 2011, 7).
Jaringan ikat adalah jaringan yang berfungsi mengikat, menambat, dan menyokong berbagai jaringan, organ, dan bagian badan, dimana jaringan ini dibentuk oleh sel-sel dalam jumlah sedikit. Jaringan ikat terdiri atas populasi sel yang tersebar di dalam matriks ekstraseluler. Secara embriologi, jaringan ikat berasal dari mesenkim (sel-sel mesenkim), di mana sel-sel mesenkim tersebut akan berdiferensiasi menjadi sel-sel penyusun jaringan ikat pada tubuh dewasa.
Jaringan ikat terdiri atas sel-sel dan zat ekstrasel yang disebut matriks (kecuali darah dan limfe). Substansi dasar dari jaringan ini adalah zat amorf, transparan, tanpa warna, besifat seperti gel semi cair dengan kadar air tinggi, berfungsi untuk
menunjang jaringan ikat dan mengelilingi sel serta seratnya. Substansi dasar ini terutama terdiri dari glikosaminoglikans dan glikoprotein dengan asam hialuronat sebagai glikosaminoglikans utamanya(Arum 2009, 1).
Menurut Yusran, (2000, 3), yang termasuk jaringan penguat adalah :
1. Jaringan Ikat, Jaringan ikat terdiri dari serabut, sel-sel dan cairan ekstra seluler. Cairan ekstra seluler dan serabut disebut matriks. Fungsi jaringan ikat adalah mengikat atau mempersatukan jaringan-jaringan menjadi organ dan berbagai organ menjadi sistem organ, menjadi selubung organ dan melindungi jaringan atau organ tubuh.
2. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago), jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional yang disebut mesenkim, pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau perikondrium yang banyak mengandung kondroblas atau pembentuk sel-sel tulang rawan. Fungsinya untuk menyokong kerangka tubuh.
3. Jaringan Tulang, jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam matriks, matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam mineral terutama garam kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama dari kerangka tubuh dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat melekatnya otot kerangka.
4. Jaringan Darah, jaringan darah merupakan jaringan penyokong khusus, karena berupa cairan.
5. Jaringan Limfe/Getah Bening, asal jaringan limfe adalah bagian dari darah yang keluar dari pembuluh darah, komponen terbesarnya adalah air dimana terlarut zat-zat antara lain glukosa, garam-garam, asam lemak. Komponen selulernya adalah limfosit. Jaringan limfe menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe. Fungsi jaringan limfe selain untuk kekebalan tubuh (adanya limfosit) juga untuk mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem pembuluh darah.
Menurut Zulkarniam, (2011, 20), berdasarkan komposisi strukturalnya, jaringan ikat dapat dibagi menjadi tiga golongan komponen, yaitu:
1. Sel-sel jaringan ikat
a. Fibroblast, merupakan sel jaringan ikat yang berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein, membuat serat, dan substansi intraseluler amorf. Fibroblast adalah sel yang paling banyak terdapat dalam jaringan ikat.
b. Makrofag adalah sel jaringan ikat yang bentuknya berubah-ubah. Berukuran antara sel-sel 10-30 ᶮm dan umumnya memiliki inti lonjongatau berbentuk ginjal yang letaknya eksentris.
c. Sel lemak atau adipose adalah sel jaringan ikat yang telah dikhususkan untuk menampung atau menimbung lemak netral atau produksi panas.
d. Sel plasma adalah sel besar dan lonjong dengan sitoplasma basofilik karena banyaknya reticulum endoplasma kasar, intinya bulat dan letaknya eksentriks, berisikan heterokromatin kasar dan padat.
e. Sel mast adalah sel khas yang membebaskan substansi yang secara farmakologis aktif. Sel iini merupakan sel jaringan ikat bulat sampai lonjong, bergaris tengah 20-30 ᶮm. berfungsi menghasilkan heparin merupakan suatu antikoagulen.
f. Leukosit, merupkan butir darah putih sering ditemukan di dalam jaringan penyambung. Pada umuunya, mereka bergerak melintasi dinding kapilr dan venula dari darah.
2. Serat
a. Serat kolagen berupa serat-serat kolagen segar, berupa benang-benang tanpa warna, namun bila terdapat dalam jumlah besar akan menyebabkan jaringan penghubung ini tampak putih.
b. Serat elastin adalah untaian panjang yang terbuat dari protein yang disebut elastin. Serat elastin berwarna kuning dan mempunyai sifat kelenturan yang tinggi.
c. Serat retiikular adalah serat yang tipis dan halus, serta bercabang. Tersusun atas kolagen yang dilapisi oleh glikoprotein, serta tersambung dengan serat berkolagen.
d. Substansi dasar merupakan suatu campuran kompleks dari glokoprotein dan proteoglikan yang berperan dalam perekatan sel dengan serat-serat jaringan ikat, bersifat tidak berwarna, transparan dan homogen.
Jaringan ikat longgar paling banyak ditemukan di dalam tubuh. Jaringan ini terdiri dari kumpulan sel fibroblas, sel mast, sel makrofag, sel lemak, serat elastin, dan serat kolagen. Jaringan ini memiliki ciri sel-selnya jarang dan sebagian besar tersusun atas matriks. Dalam matriks jaringan ikat longgar hanya sedikit ditemukan serabut. Fungsi utama jaringan ikat longgar adalah pengikat dan pengepak material, dan sebagai tumbuhan bagi jaringan dan organ lainnya. Jaringan ikat longgar di kulit membatasi dengan otot. Contohnya: mesenkim (pada embrio), mukoid (pada tali pusat), areolar (organ pada umumnya), lemak (jaringan subkutis), retikular (sumsum tulang dan limfonodus)(Arum 2009, 3).
Tulang memiliki pembuluh darah dan saraf sendiri. Secara umum dikelompokkan menjadi dua yaitu tulang kompak dan tulang bunga karang. Pada tulang kompak, di sebelah luarnya diliputi oleh periostium, dan sebelah dalamnya oleh endosteum yang berbatasan dengan sum-sum tulang. Berbatasan dengan periosteum terdapat lamella sirkumfrensial luar atau lamella periosteum yang susunannya sejajar dengan permukaan luar tulang. Sedangkan lamella sirkum fransial dalam berbatasan dengan periosteum. Diantara lamella terdapat rongga kecil disebut lacuna, tempat osteosit. Selain itu terdapat saluran-saluran halus dalam matriks yang disebut kenalikuli(Tim Dosen 2011, 8).
Jaringan ikat dalah jaringan yang berfungsi mengikat dan menyokong jaringan lain. Jaringan ikat terdiri dari 3 unsur utama, yaitu matriks ekstraseluler, sel-sel penyokong dan serabut protein. Serabut proteinnya (fibra) terdiri dari serat kolagen, serat elastik dan serat retikuler. Serat kolagen adalah protein yang paling berlimpah pada hewan. Serat kolagen bersifat elastik dan berfungsi menjaga setiap organ melekat di tempatnya. Serat elastis terdiri dari untaian protein elastin yang bersifat seperti karet, serat ini dapat memulihkan organ kembali ke bentuk semula, misalnya saat kita mencubit kulit tangan. Serat retikuler adalah kolagen yang tipis dan bercabang, berfungsi menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan lainnya(zainal 2008, 13).
Jaringan ikat terbagi menjadi jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan tulang rawan, jaringan tulang sejati dan darah. Jaringan ikat longgar paling banyak terdapat dalam tubuh, jaringan ini berfungsi mengikatkan epithelium dengan jaringan dibawahnya dan berfungsi menjaga agar organ tetap berada pada tempatnya. Serat jaringan ini tertenun longgar, dan di antara serat-seratnya terdapat sel-sel fibroblast yang berfungsi mensekresikan protein serat ekstraseluler, sel-sel makrofag yang berfungsi sebagai sistem pertahan tubuh, sel-sel lemak yang membentuk jaringan adiposa, sel-sel pingmen dan sel-sen mesenkim. Jaringan ikat padat adalah jaringan yang banyak mengadung serabut berkolagen yang tersusun dalam berkas paralel. Contohnya tendon yang berfungsi melekatkan otot ke tulang dan ligamen yang menghubungkan tulang dengan tulang lain pada persendian(Yusran 2000, 14).
Jaringan tulang rawan (cartilago) terdiri dari serat berkolagen dan matriks mirip karet yang tersusun dari bahan kondroitin sulfat. Kondroitin sulfat dan serabut kolagennya disekresikan oleh kondosit, yaitu set yang terdapat pada lakuna (rongga) pada tulang rawan. Kombinasi kolagen dan kondroitin sulfat membuat tulang rawan menjadi jaringan yang kuat tetapi fleksible. Jaringan tulang rawan yang terletak pada hidung dan telinga disebut kartilago elastis, pada cincin-cincin trakea disebut kartilago hyaline dan pada lempengan antarvertebra disebut cartilage fibrosa. Jaringan tulang rawan dibungkus oleh selaput fibrosa yang disebut perikondrium. Contohnya ikan hiu yang rangkanya terbuat dari tulang rawan. Pada masa embrionik, sebagian vertebrata juga berkerangka tulang rawan yang kemudian berganti menjadi tulang sejati(Yusran 2000, 17).
Jaringan tulang sejati adalah kerangka yang menyokong tubuh, dan merupakan jaringan ikat yang mengandung mineral. Sel-sel pembentuk tulang, yaitu osteoblast mensekresikan matriks kolagen dan ion kalsium, magnesium dan fosfat. Deposit mineral ini membuat tulang sejati menjadi keras. Struktur tulang terdiri atas system haversi. Sistem haversi terdiri canalis haversi (saluran longitudinal ditengah-tengah, mengandung pembuluh darah), lamella konsentris (terdiri dari matriks bermineral yang berlapis mengelilingi canalis haversi), lacuna (rongga-rongga pada lamella konsentris), osteosit (sel tulang yang terletak di lacuna) dan canaliculus (saluran yang menghubungkan antarlakuna). Jaringan tulang dibungkus oleh serabut fibrosa yang disebut periosteum(Arum 2009,16)
Jaringan tulang rawan (cartilago) terdiri dari serat berkolagen dan matriks mirip karet yang tersusun dari bahan kondroitin sulfat. Kondroitin sulfat dan serabut kolagennya disekresikan oleh kondosit, yaitu set yang terdapat pada lakuna (rongga) pada tulang rawan. Kombinasi kolagen dan kondroitin sulfat membuat tulang rawan menjadi jaringan yang kuat tetapi fleksible. Jaringan tulang rawan yang terletak pada hidung dan telinga disebut kartilago elastis, pada cincin-cincin trakea disebut kartilago hyaline dan pada lempengan antarvertebra disebut cartilage fibrosa. Jaringan tulang rawan dibungkus oleh selaput fibrosa yang disebut perikondrium. Contohnya ikan hiu yang rangkanya terbuat dari tulang rawan. Pada masa embrionik, sebagian vertebrata juga berkerangka tulang rawan yang kemudian berganti menjadi tulang sejati(Arum 2009, 17).
Laporan Jaringan epitel kelenjar
Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang membentuk suatu lapisan bersinambung yang menutupi permukaan tubuh atau melapisi ruang-ruang di dalam tubuh. Biasanya terdapat membran dasar nonseluler yang merupakan alas lapisan sel-sel epitel. Membran ini dihasilkan oleh sel-sel dan terdiri atas benang protein halus yang terletak dalam suatu matriks polisakarida. Sel-sel epitel pada kulit vertebrata biasanya saling dihubungkan dengan penjuluran-penjuluran sitoplasma atau jembatan-jembatan. Sel epitel tubuh melindungi sel-sel dibawahnya terhadap luka-luka mekanis, bahan-bahan kimia, bakteri dan terhadap kekeringan. Lapisan epitel dalam saluran pencernaan menyerap air dan zat makanan untuk keperluan tubuh. Lapisan ini dan berbagai lapisan epitel lain, menghasilkan dan mengeluarkan sejumlah besar zat-zat. Beberapa diantaranya dipergunakan di bagian lain tubuh dan ada yang merupakan limbah yang harus dibuang. Karena seluruh tubuh ditutupi dengan sel epitel, semua rangsangan indera harus melalui epitel itu untuk sampai pada reseptor yang khas untuk rangsangan tersebut. Dengan demikian fungsi epitel adalah untuk perlindungan, absorpsi, sekresi dan rangsangan (Ville, 2006, 59).
Sel-sel epitel dapat berbentuk pipih, kubus atau batang, dan dapat teratur dalam satu lapisan atau sejumlah besar lapisan serta dapat mempunyai rambut halus atau silium pada permukaannya. Epitel pipih (skuama) terdiri atas sel pipih yang tipis seperti ubin. Epitel ini terdapat dipermukaan kulit, lapisan dalam mulut, esofagus dan vagina. Endotel yang melapisi pembuluh darah dan mesotel pada selom adalah epitel skuama. Pada hewan tingkat rendah kulit biasanya dilapisi dengan satu lapis sel epitel skuama, tetapi pada hewan tingkat tinggi lapisan kulit luar terdiri atas epitel skuama berlapis yang terbentuk dari beberapa lapis epitel pipih ini. Tubulus ginjal dilapisi dengan epitel kuboid yang terdiri atas sel yang berbentuk kubus dan menyerupai dadu. Banyak bagian lain dari tubuh, seperti lambung dan usus, diapisi oleh sel-sel yang tingginya melebihi lebarnya. Epitel yang terdiri atas sel-sel yang memanjang berbentuk tiang deemikian disebut epitel kolumnar. Epitel kolumnar mungkin sederhana, yang terdiri atas satu lapis sel atau berlapis yang terdiri atas beberapa lapis sel
(Ville, 2006, 60).
Jaringan epitel terdapat dalam wujud lapisan-lapisan sel yang terkemas dengan rapat. Jaringan tersebut melindungi bagian luar tubuh, melapisi organ dan rongga di dalam tubuh. Sel-sel epitel menyatu dengan erat, dengan sedikit bahan di antara sel-sel tersebut. Pengemasan secara ketat ini memungkinkan epitel berfungsi sebagai suatu rintangan yang melindungi sel dari kerusakan mekanis, serangan mikroorganisme yang masuk, dan kehilangan cairan. Permukaan bebas pada jaringan epitel itu terpapar ke udara atau cairan, sementara sel-sel yang berada di bagian dasar rintangan itu melekat ke suatu membrane basal, suatu lempengan matriks ekstraseluler yang padat. Para ahli biologi sel menemukan bahwa membrane basal memiliki banyak fungsi yang berbeda,yaitu membantu mengorganisasikan peristiwa-peristiwa yang berurutan dalam metabolisme sel, menyaring buangan dari darah di dalam ginjal, dan menyediakan jalur perpindahan sel-sel selama perkembangan.(Mitchel, 2009,5)
Ciri-ciri jaringan epitel:sel-sel penyusunnya saling berikatan erat sehingga membentuk lapisan sel dan biasanya batas antar selnya sulit dilihat,bentuk dan inti bervariasi,mempunyai lamina basalis,mempunyai permukaan sel yang disesuaikan dengan fungsinya. Klasifikasi jaringan epitel menurut struktur dan fungsinya, epiepitel kelenjar.Disamping itu terdapat dua macam epitel khusus, yaitu epitel persarafan dan epitel pergerakan.
a. Jaringan epitel penutup (covering ephitelia)
Jaringan ini dapat dibagi lagi menuru lapisan sel dan bentuk sel-sel penyusunnya.
- Epitel sederhana atau epitel berlapis tunggal.
- Epitel berlapis banyak
- Epitel berlapis semu
- Epitel transisional.
b. Jaringan epitel kelenjar ( Glandular ephitelia)
Kelenjar yang mempunyai saluran pengeluaran jaringan epitel kelenjar di bentuk oleh sel- sel khusus, menghasilkan secret atau getahan cair yang berupa enzim, hormone, musin atau lemak.( google internet).
Dua criteria yang menjadi dasar pengelompokan epitel adalah jumlah lapisan sel dan bentuk sel-sel pada permukaan bebasnya. Epitel sederhan terdiri dari lapisan sel tunggal, sementara epitel berlapis terdiri dari sel-sel mejemuk yang tersusun bertingkat. Epitel berlapis semu sebenarnya berlapis tunggal, tetapi terlihat berlapis-lapis karena sel-sel itu memilki panjang yang berbeda-beda. Bentuk sel-sel yang berada pada permukaan bebas epitel u dapat berupa kuboidal (seperti dadu), kolumnar (seperti bata yang dijejer berdiri), atau skuamosa ( datar seperti tegel rantai). Dari penggambungan cirri-ciri bentuk sel dan jumlah lapisan, kita mendapatkan istilah seperti epitel kuboidal sederhana dan epitel skuamosa berlapis.( Mitchel, 2009,5).
Epitel dibagi dalam dua kelompok utama berdasarkan struktur dan fungsinya: epitel pelapis dan epitel kelenjar. Pembagian ini bukan merupakan yang tegas, karena ada epitel pelapis yang semua selnya bersekresi (misalnya epitel permukaan lambung ) atau sel-sel kelenjar yang tersebar diantarasel-sel pelapis (misalnya sel mukosa dalam usus halus atau trakea). Epitel pelapis merupakan jaringan dengan sel-sel yang tersusun sebagai lapisan yang menutupi permukaan luar atau melapisi rongga tubuh. ( Umar, 2011,29)
Epitel kelenjar adalah jaringan yang di bentuk oleh sel-sel yang dikhususkan dalam menghasilkan suatu sekresi cair yang komposisinya berbeda dengan komposisi darah atau cairan interseluler.Kelenjar yang mempunyai saluran pengeluaran (duktus) untuk menyalurkan hasil sekresinya, disebut kelenjar eksokrin. Kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluaran disebutkelenjar endokrin atau kelenjar buntu, sekretnya berupa hormon yang di lepaskan langsung kedalam pembuluh darah. Beberapa organ dapat berperan sebagai kelenjar eksokrin dan endokrin sekaligus, misalnya hati dan pancreas. Kelenjar eksokrin mengandung sel-sel penghasil secret (bagian sekretori) dan duktus kelenjar atau saluran pengeluaran untuk menyalurkan hasil sekresinya ( Umar 2011, 30) .
Sel-sel epitel dalam keadaan hidup dapat berubah bentuknya untuk mengikuti perubahan permukaan yang ditutupinya. Kalau permukaannya mengkerut, bentuk sel-sel epitelnya menjadi lebih tinggi dan sebaliknya kalau permukaannya meluas, bentuk sel-sel akan lebih rendah.
Pada umumnya dibedakan adanya 3 macam bentuk sel epitel yaitu :
a). Sel gepeng
Bentuknya seperti sisik ikan maka disebut squamous cell. Pada potongan tegak lurus permukaan epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti lebih menebal. Apabila dilihat dari permukaan epitel, sel-selnya tampak berbentuk poligonal
b). Sel kuboid
Sel kuboid mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama sehingga tampak sebagai bujur sangkar. Dari permukaan epitel, bentuk selnya tampak poligonal.
c). Sel silindris
Sel silindris mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. Dari permukaan epitel, bentuk selnya poligonal. Biasanya inti yang berbentuk oval agak ke basal. ( Umar 2011,32).
Menurut Zulkarnain (2011), berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel terbagi atas beberapa jaringan, yakni epitel pipih selapis, epitel pipih berlapis banyak, epitel silindris selapis, epitel silindris berlapis banyak, epitel kubus selapis, epitel kubus berlapis banyak, dan epitel transisi.
Epitel Pipih Selapis
Jaringan epitel pipih selapis (sederhana) banyak ditemukan pada organ-organ seperti pembuluh darah, pembuluh limfa, paru-paru, alveoli, dan selaput perut. Sitoplasma jaringan ini sangat jernih, inti selnya berbentuk bulat di tengah, dan sel-selnya tersusun sangat rapat. Jaringan epitel pipih selapis berperan dalam proses filtrasi, sekresi, dan difusi osmosis.
Epitel Pipih Berlapis
Seperti epitel pipih selapis, sel jaringan epitel pipih berlapis (kompleks) tersusun sangat rapat. Rongga mulut, esofagus, laring, vagina, saluran anus, dan rongga hidung banyak tersusun oleh jaringan ini. Fungsinya adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus.
Epitel Batang Selapis
Sel berbentuk batang, sitoplasma jernih, dengan inti sel bulat berada di dekat dasar merupakan ciri jaringan ini. Epitel batang selapis banyak ditemukan pada usus, dinding lambung, kantong empedu, saluran rahim, saluran pencernaan, dan saluran pernafasan bagian atas. Jaringan epitel batang selapis berfungsi dalam proses sekresi, penyerapan (absorpsi), penghasil mukus, dan pelicin/pelumas permukaan saluran.
Epitel Batang Berlapis Banyak
Seperti namanya, jaringan ini tersusun banyak lapisan sel yang berbentuk batang. Jaringan epitel batang berlapis banyak terdapat pada beberapa organ tubuh seperti bagian mata yang berwarna putih, faring, laring, dan uretra. Fungsi epitel batang berlapis banyak yaitu sebagai tempat sekresi yakni penghasil mukus,dan ekskresi, misalnya kelenjar ludah dan kelenjar susu.
Epitel Kubus Selapis
Jaringan epitel berbentuk kubus selapis ditemui pada beberapa bagian, meliputi permukaan ovarium, nefron, ginjal, dan lensa mata. Fungsi epitel kubus selapis adalah tempat sekresi.
Epitel Kubus Berlapis Banyak
Epitel kubus berlapis banyak terdapat pada beberapa bagian tubuh, yakni folikel ovarium, testis, kelenjar keringat, dan kelenjar ludah. Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus. Selain itu, jaringan ini juga berfungsi sebagai pelindung dari gesekan.
Epitel Transisi
Sel penyusun epitel transisi bentuknya dapat berubah dan berlapislapis. Epitel ini dapat ditemukan pada organ saluran pernafasan, ureter, dan kandung kemih. Saat kandung kemih berisi urine, sel epitel akan berbentuk kuboid seperti dadu atau silindris.
Menurut Adnan (1999,19).Klasifikasi menurut terbentuknya sekret dibagi menjadi ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Holokrin, selnya melakukan penghancuran semua isi selnya menjadi sekre, contohnya kelenjar sebasea.
2. Apokrin,selnya hanya bagian apikal yang lepas sebagai sekretnya, contoh kelenjar mamae dan kelenjar keringat.
3. Merorkrin, selnya tidak hancur dan sekretnya dikeluarkan dari sekretnya, contohnya kelenjar ludah.
Sel-sel epitel dapat berbentuk pipih, kubus atau batang, dan dapat teratur dalam satu lapisan atau sejumlah besar lapisan serta dapat mempunyai rambut halus atau silium pada permukaannya. Epitel pipih (skuama) terdiri atas sel pipih yang tipis seperti ubin. Epitel ini terdapat dipermukaan kulit, lapisan dalam mulut, esofagus dan vagina. Endotel yang melapisi pembuluh darah dan mesotel pada selom adalah epitel skuama. Pada hewan tingkat rendah kulit biasanya dilapisi dengan satu lapis sel epitel skuama, tetapi pada hewan tingkat tinggi lapisan kulit luar terdiri atas epitel skuama berlapis yang terbentuk dari beberapa lapis epitel pipih ini. Tubulus ginjal dilapisi dengan epitel kuboid yang terdiri atas sel yang berbentuk kubus dan menyerupai dadu. Banyak bagian lain dari tubuh, seperti lambung dan usus, diapisi oleh sel-sel yang tingginya melebihi lebarnya. Epitel yang terdiri atas sel-sel yang memanjang berbentuk tiang deemikian disebut epitel kolumnar. Epitel kolumnar mungkin sederhana, yang terdiri atas satu lapis sel atau berlapis yang terdiri atas beberapa lapis sel
(Ville, 2006, 60).
Jaringan epitel terdapat dalam wujud lapisan-lapisan sel yang terkemas dengan rapat. Jaringan tersebut melindungi bagian luar tubuh, melapisi organ dan rongga di dalam tubuh. Sel-sel epitel menyatu dengan erat, dengan sedikit bahan di antara sel-sel tersebut. Pengemasan secara ketat ini memungkinkan epitel berfungsi sebagai suatu rintangan yang melindungi sel dari kerusakan mekanis, serangan mikroorganisme yang masuk, dan kehilangan cairan. Permukaan bebas pada jaringan epitel itu terpapar ke udara atau cairan, sementara sel-sel yang berada di bagian dasar rintangan itu melekat ke suatu membrane basal, suatu lempengan matriks ekstraseluler yang padat. Para ahli biologi sel menemukan bahwa membrane basal memiliki banyak fungsi yang berbeda,yaitu membantu mengorganisasikan peristiwa-peristiwa yang berurutan dalam metabolisme sel, menyaring buangan dari darah di dalam ginjal, dan menyediakan jalur perpindahan sel-sel selama perkembangan.(Mitchel, 2009,5)
Ciri-ciri jaringan epitel:sel-sel penyusunnya saling berikatan erat sehingga membentuk lapisan sel dan biasanya batas antar selnya sulit dilihat,bentuk dan inti bervariasi,mempunyai lamina basalis,mempunyai permukaan sel yang disesuaikan dengan fungsinya. Klasifikasi jaringan epitel menurut struktur dan fungsinya, epiepitel kelenjar.Disamping itu terdapat dua macam epitel khusus, yaitu epitel persarafan dan epitel pergerakan.
a. Jaringan epitel penutup (covering ephitelia)
Jaringan ini dapat dibagi lagi menuru lapisan sel dan bentuk sel-sel penyusunnya.
- Epitel sederhana atau epitel berlapis tunggal.
- Epitel berlapis banyak
- Epitel berlapis semu
- Epitel transisional.
b. Jaringan epitel kelenjar ( Glandular ephitelia)
Kelenjar yang mempunyai saluran pengeluaran jaringan epitel kelenjar di bentuk oleh sel- sel khusus, menghasilkan secret atau getahan cair yang berupa enzim, hormone, musin atau lemak.( google internet).
Dua criteria yang menjadi dasar pengelompokan epitel adalah jumlah lapisan sel dan bentuk sel-sel pada permukaan bebasnya. Epitel sederhan terdiri dari lapisan sel tunggal, sementara epitel berlapis terdiri dari sel-sel mejemuk yang tersusun bertingkat. Epitel berlapis semu sebenarnya berlapis tunggal, tetapi terlihat berlapis-lapis karena sel-sel itu memilki panjang yang berbeda-beda. Bentuk sel-sel yang berada pada permukaan bebas epitel u dapat berupa kuboidal (seperti dadu), kolumnar (seperti bata yang dijejer berdiri), atau skuamosa ( datar seperti tegel rantai). Dari penggambungan cirri-ciri bentuk sel dan jumlah lapisan, kita mendapatkan istilah seperti epitel kuboidal sederhana dan epitel skuamosa berlapis.( Mitchel, 2009,5).
Epitel dibagi dalam dua kelompok utama berdasarkan struktur dan fungsinya: epitel pelapis dan epitel kelenjar. Pembagian ini bukan merupakan yang tegas, karena ada epitel pelapis yang semua selnya bersekresi (misalnya epitel permukaan lambung ) atau sel-sel kelenjar yang tersebar diantarasel-sel pelapis (misalnya sel mukosa dalam usus halus atau trakea). Epitel pelapis merupakan jaringan dengan sel-sel yang tersusun sebagai lapisan yang menutupi permukaan luar atau melapisi rongga tubuh. ( Umar, 2011,29)
Epitel kelenjar adalah jaringan yang di bentuk oleh sel-sel yang dikhususkan dalam menghasilkan suatu sekresi cair yang komposisinya berbeda dengan komposisi darah atau cairan interseluler.Kelenjar yang mempunyai saluran pengeluaran (duktus) untuk menyalurkan hasil sekresinya, disebut kelenjar eksokrin. Kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluaran disebutkelenjar endokrin atau kelenjar buntu, sekretnya berupa hormon yang di lepaskan langsung kedalam pembuluh darah. Beberapa organ dapat berperan sebagai kelenjar eksokrin dan endokrin sekaligus, misalnya hati dan pancreas. Kelenjar eksokrin mengandung sel-sel penghasil secret (bagian sekretori) dan duktus kelenjar atau saluran pengeluaran untuk menyalurkan hasil sekresinya ( Umar 2011, 30) .
Sel-sel epitel dalam keadaan hidup dapat berubah bentuknya untuk mengikuti perubahan permukaan yang ditutupinya. Kalau permukaannya mengkerut, bentuk sel-sel epitelnya menjadi lebih tinggi dan sebaliknya kalau permukaannya meluas, bentuk sel-sel akan lebih rendah.
Pada umumnya dibedakan adanya 3 macam bentuk sel epitel yaitu :
a). Sel gepeng
Bentuknya seperti sisik ikan maka disebut squamous cell. Pada potongan tegak lurus permukaan epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti lebih menebal. Apabila dilihat dari permukaan epitel, sel-selnya tampak berbentuk poligonal
b). Sel kuboid
Sel kuboid mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama sehingga tampak sebagai bujur sangkar. Dari permukaan epitel, bentuk selnya tampak poligonal.
c). Sel silindris
Sel silindris mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. Dari permukaan epitel, bentuk selnya poligonal. Biasanya inti yang berbentuk oval agak ke basal. ( Umar 2011,32).
Menurut Zulkarnain (2011), berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel terbagi atas beberapa jaringan, yakni epitel pipih selapis, epitel pipih berlapis banyak, epitel silindris selapis, epitel silindris berlapis banyak, epitel kubus selapis, epitel kubus berlapis banyak, dan epitel transisi.
Epitel Pipih Selapis
Jaringan epitel pipih selapis (sederhana) banyak ditemukan pada organ-organ seperti pembuluh darah, pembuluh limfa, paru-paru, alveoli, dan selaput perut. Sitoplasma jaringan ini sangat jernih, inti selnya berbentuk bulat di tengah, dan sel-selnya tersusun sangat rapat. Jaringan epitel pipih selapis berperan dalam proses filtrasi, sekresi, dan difusi osmosis.
Epitel Pipih Berlapis
Seperti epitel pipih selapis, sel jaringan epitel pipih berlapis (kompleks) tersusun sangat rapat. Rongga mulut, esofagus, laring, vagina, saluran anus, dan rongga hidung banyak tersusun oleh jaringan ini. Fungsinya adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus.
Epitel Batang Selapis
Sel berbentuk batang, sitoplasma jernih, dengan inti sel bulat berada di dekat dasar merupakan ciri jaringan ini. Epitel batang selapis banyak ditemukan pada usus, dinding lambung, kantong empedu, saluran rahim, saluran pencernaan, dan saluran pernafasan bagian atas. Jaringan epitel batang selapis berfungsi dalam proses sekresi, penyerapan (absorpsi), penghasil mukus, dan pelicin/pelumas permukaan saluran.
Epitel Batang Berlapis Banyak
Seperti namanya, jaringan ini tersusun banyak lapisan sel yang berbentuk batang. Jaringan epitel batang berlapis banyak terdapat pada beberapa organ tubuh seperti bagian mata yang berwarna putih, faring, laring, dan uretra. Fungsi epitel batang berlapis banyak yaitu sebagai tempat sekresi yakni penghasil mukus,dan ekskresi, misalnya kelenjar ludah dan kelenjar susu.
Epitel Kubus Selapis
Jaringan epitel berbentuk kubus selapis ditemui pada beberapa bagian, meliputi permukaan ovarium, nefron, ginjal, dan lensa mata. Fungsi epitel kubus selapis adalah tempat sekresi.
Epitel Kubus Berlapis Banyak
Epitel kubus berlapis banyak terdapat pada beberapa bagian tubuh, yakni folikel ovarium, testis, kelenjar keringat, dan kelenjar ludah. Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus. Selain itu, jaringan ini juga berfungsi sebagai pelindung dari gesekan.
Epitel Transisi
Sel penyusun epitel transisi bentuknya dapat berubah dan berlapislapis. Epitel ini dapat ditemukan pada organ saluran pernafasan, ureter, dan kandung kemih. Saat kandung kemih berisi urine, sel epitel akan berbentuk kuboid seperti dadu atau silindris.
Menurut Adnan (1999,19).Klasifikasi menurut terbentuknya sekret dibagi menjadi ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Holokrin, selnya melakukan penghancuran semua isi selnya menjadi sekre, contohnya kelenjar sebasea.
2. Apokrin,selnya hanya bagian apikal yang lepas sebagai sekretnya, contoh kelenjar mamae dan kelenjar keringat.
3. Merorkrin, selnya tidak hancur dan sekretnya dikeluarkan dari sekretnya, contohnya kelenjar ludah.
Langganan:
Postingan (Atom)